Berita Viral
Rasul Jadi Tukang usai Dipecat Sepihak Sekolah, Tak Lagi Mengajar Dapat Gaji Rp300.000 Sebulan
Kendati sudah dipecat jadi guru honorer, Rasul mengaku masih ingin mengajar di sekolah.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Rasulullah (43) guru SD yang dipecat karena memotret rumah penerima bantuan yang dikorupsi, kini beralih profesi.
Tak lagi mengajar di SDN Torjek II, Kecamatan Kangayan Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, ia kini jadi tukang.
Namun, kendati sudah dipecat jadi guru honorer, Rasul mengaku masih ingin mengajar.
Baca juga: Dulu Pencari Telur Penyu, Darmansyah Kini Jadi Penjaga Laut Tanpa Diupah, Berharap Pemerintah Peduli
"Ya tentu tetap punya keinginan (mengajar). Ingin melanjutkan karier, ingin berbagi ilmu dengan siswa," kata Rasul, Selasa (6/5/2025), melansir Kompas.com.
Bagi Rasul, niat untuk tetap mengajar dan melanjutkan karier dalam dunia pendidikan bukan tanpa usaha.
Tahun ini, bapak dua anak itu telah merampungkan pendidikan sarjana (S1) dan secara khusus mengambil jurusan pendidikan guru sekolah dasar (PGSD).
"Saya kuliah di Universitas WR Supratman (UNIPRA) Surabaya, jurusan PGSD. Sejak tahun 2021 lalu, dan itu saran dari teman-teman guru yang lain," jelas dia.
"Sudah selesai wisuda, tinggal menunggu ijazah, infonya sekitar bulan Juni mendatang," tambahnya.
Dia sudah mengajar di SDN Torjek II sejak tahun 2020 lalu.
Sebelum dipecat, Pak Rasul mengajar pada hari Kamis, Jumat, dan Sabtu.
Selama tiga hari itu, dia mengampu mata pelajaran (mapel) Agama, serta menulis dan membaca Alquran.
Setiap bulan, dirinya mendapat gaji senilai Rp300.000.
Namun sekitar akhir tahun 2023 lalu, dia hanya mendapat gaji antara Rp150.000-Rp 200.000 per bulan.
Menurutnya, gaji tersebut berasal dari dana BOS (bantuan operasional sekolah).
"Saya tidak pernah bertanya. Karena saya enggak enak dan khawatir keliru."
"Saya hanya tahu bahwa gaji saya berasal dari dana BOS," ungkap dia.
Namun sejak berhenti mengajar, Rasul kini ikut menjadi tukang di kampungnya.
Hasilnya untuk bisa menyambung hidup bersama istri dan anaknya.
"Meski saya dikeluarkan, saya tetap antar anak saya sekolah ke sana (SDN Torjek II). Karena itu tanggung jawab," ujarnya.
"Di sana saya mengajar dari Kamis sampai Sabtu. Jika tidak mengajar, saya kerja serabutan. Kadang bertani, kadang juga ikut menjadi tukang," katanya.
Sementara itu, Kepala Disdik Sumenep, Agus Dwi Saputra, menyampaikan bahwa Rasul belum masuk Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kementerian Pendidikan karena hanya lulusan Paket C atau setara SMA/ Sederajat.
Sementara itu, sesuai aturan yang baru, setiap hororer harus memiliki ijazah minimal sarjana (S1).
Disdik Sumenep menambahkan, menurut keterangan pihak sekolah, diketahui bahwa perilaku Pak Rasul kurang disenangi oleh wali murid.
Namun demikian, Disdik Sumenep tidak menyebut bahwa pemecatan guru honorer yang sudah mengabdi selama lima tahun ini karena pernah memotret rumah penerima program BSPS dan ikut mengantar tim dari kementerian saat sidak ke lokasi penerima.
Baca juga: Alasan Dedi Mulyadi Gencarkan Program KB Ala Soeharto, Pernah Temui Kontrakan Sempit Isinya 13 Orang
Diberitakan, pada tanggal 3 Mei 2025 lalu, Rasul dipecat sepihak oleh sekolah karena memotret rumah penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Tahun 2024, yang kini ketahuan dikorupsi.
Selain itu, Rasul juga mengantar saat Irjen Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP) Republik Indonesia mendatangi lokasi penerima yang difoto oleh dirinya.
Rasul bercerita bahwa pada tanggal 1 Mei 2025, dia menerima undangan rapat melalui grup pesan elektronik terkait Pembinaan dan Rapat Panitia Persiapan Perpisahan yang akan digelar di sekolah.
"Saya tidak curiga apa-apa. Hanya sempat ada wali murid yang bertanya, katanya ada undangan ke sekolah. Saya sampaikan, undangan itu hanya khusus guru, tidak dengan wali murid," ujarnya.
Guru dengan dua anak ini menyampaikan, rapat pada tanggal 3 Mei 2025 lalu, dimulai dengan penyampaian arahan dari pengawas sekolah.
Setelah itu, tiba-tiba semua guru dan tenaga honorer lain diminta keluar ruangan kecuali dirinya.
"Saat itu hanya ada saya, Pak Modo Lelono, Kepala Sekolah, dan pengawas," tutur dia.
"Tapi setelah itu enam orang lain masuk ke ruangan rapat. Setahu saya, empat orang memang wali murid, satu orang komite, dan satu lagi orang dekat Kepala Desa (Kades) kayaknya. Namanya Husnul," kata dia.
Saat itu, Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Torjek II, Arifin, meminta beberapa orang yang datang untuk menyampaikan tujuan kedatangan mereka.
Di ruang rapat tersebut, para wali murid secara kompak meminta Pak Rasul dikeluarkan dari sekolah.
"Mereka bahkan ada yang bilang, harus dikeluarkan hari itu juga. Jangan sampai besok. Jika tidak, para wali murid mengancam akan memindahkan anaknya dari sekolah," ucapnya.
Sekitar 10 hari sebelum dikeluarkan dari sekolah, Pak Rasul memang sempat membantu kawannya yang bernama Aan untuk mengambil foto para penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) tahun 2024 di desa setempat.
"Saya memang memotret rumah penerima BSPS, sekitar lima rumah. Salah satunya Nenek Nakiya, yang hanya mendapat genteng dan papan itu," katanya.
"Saya juga sempat ikut saat Irjen Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP) Republik Indonesia, Heri Jerman, saat turun langsung mendatangi lokasi penerima (BSPS) yang saya foto," ucapnya.
Menurut Rasul, inisiatif untuk memotret rumah penerima bantuan BSPS di desanya merupakan yang pertama kali dia lakukan.
Hanya saja, dia tidak pernah menduga bahwa niat baik untuk membantu mengungkap dugaan pemotongan dana BSPS itu berujung pada keputusan sepihak dari sekolah.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Rasulullah
SDN Torjek II
Kecamatan Kangayan Pulau Kangean
Kabupaten Sumenep
guru honorer
Tribun Jatim
TribunJatim.com
| Warga Kubu Raya Menyesal Tergiur Untung Rp 2,5 Persen Sehari dari Trading Emas, Transfer Rp 50 Juta |
|
|---|
| Imbas Gus Elham Cium Anak Perempuan, Beda Sikap Gus Zaman Dulu dan Sekarang Dibeber: Sembarangan |
|
|---|
| Dulu Viral Tantang Warga Ditembak, Kini Briptu Yuli Diduga Gelapkan Puluhan Mobil Rental |
|
|---|
| Begendang Warga Suku Anak Dalam Bayar Rp 85 Juta untuk Rawat Bilqis, Sedih setelah si Anak Pulang |
|
|---|
| Imbas Guru Banting Nasi Kotak Depan Siswa, Borok Kepsek Terbuka Hingga Dicopot dari Jabatan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/guru-honorer-Rasul-kini-jadi-tukang-usai-dipecat-karena-foto-rumah-penerima-BSPS.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.