Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Respon Jokowi Soal Meme Dirinya dengan Prabowo yang Dibuat Mahasiswi ITB: Demokrasi ada Batasnya

Mantan Presiden RI, Joko Widodo merespon soal meme yang menunjukkan dirinya dengan Presiden Prabowo Subianto yang dibuat oleh mahasiswi ITB.

Editor: Torik Aqua
Instagram @jokowi
RESPON - Momen kebersamaan Jokowi dengan Presiden Prabowo Subianto, 4 November 2024. Jokowi. Jokowi merespon soal meme dirinya dengan Presiden Prabowo yang dibuat oleh mahasiswi ITB. 

TRIBUNJATIM.COM - Mantan Presiden RI, Joko Widodo merespon soal meme yang menunjukkan dirinya dengan Presiden Prabowo Subianto yang dibuat oleh mahasiswi ITB.

Diketahui, meme itu dibuat oleh mahasiswi Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB berinisial SSS

SSS merekayasa menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) foto meme mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Prabowo Subianto sedang berciuman.

Hingga akhirnya SSS ditangkap di kamar kosnya di kawasan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Baca juga: Penjelasan Kampus soal Mahasiswi Ditangkap setelah Unggah Meme Prabowo-Jokowi, Orangtua Minta Maaf

RABU PAHING - Presiden ke-7 RI, Joko Widodo alias Jokowi. Pakar telematika Roy Suryo singgung pelaporan Jokowi soal ijazah palsu di hari rabu pahing.
RABU PAHING - Presiden ke-7 RI, Joko Widodo alias Jokowi. Pakar telematika Roy Suryo singgung pelaporan Jokowi soal ijazah palsu di hari rabu pahing. (presidenri.go.id)

Namun belakangan, dia dilepas karena pihak istana memutuskan untuk melakukan pembinaan.

Jokowi memberi respons terkait meme yang dibuat SSS.

Dia mengatakan, hal itu sebagai suatu tindakan yang di luar batas. 

Menurut Jokowi, kebebasan berekspresi dalam demokrasi tak seharusnya mentoleransi tindakan ini.

"Ya itu berdemokrasi di era digital. Tapi menurut saya, sudah kebablasan. Sudah kebangetan," kata Jokowi saat ditemui di Ayam Goreng Kartini, Rabu (14/5/2025).

Terkait pembinaan terhadap SSS, Jokowi mendukung langkah itu.

"Ya itu saya kira baik-baik saja," ucap Jokowi.

Meski demikian, Jokowi ingin insiden ini menjadi sebuah peringatan bahwa demokrasi tetap ada batasnya.

"Ya tapi untuk peringatan. Jadi peringatan untuk kita semua. Jangan demokrasi diartikan, apa-apa boleh. Ada batasnya," jelas Jokowi.

Jokowi juga menegaskan tak akan mengambil langkah mempidanakan SSS.

Dia mendukung langkah istana untuk melakukan pembinaan.

"Oh enggak (mempidanakan). Kan sudah diputuskan oleh pemerintah bahwa akan dibina terlebih dahulu," tutur Jokowi.

Habiburokhman Jadi Penjamin

Sementara itu, Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman mengajukan diri sebagai penjamin penangguhan penahanan terhadap SSS.

"Saya menjamin beliau," kata Habiburokhman kepada Kompas.com, Minggu (11/5/2025).

Habiburokhman yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini memaklumi tindakan mahasiswi karena faktor usia.

"Namanya anak muda, salah ya biasa," ucap Habiburokhman.

Pengajuan sebagai penjamin dilakukan Habiburokhman pada Sabtu (10/5/2025), sehari setelah penangkapan SSS oleh kepolisian.

Sebelumnya, SSS yang merupakan mahasiswi Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB ditangkap karena diduga melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

"Membenarkan seorang perempuan berinisial SSS ditangkap dan diproses," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, saat dikonfirmasi pada Jumat (9/5/2025).

SSS dijerat Pasal 45 ayat (1) jo Pasal 27 ayat (1) dan/atau Pasal 51 ayat (1) jo Pasal 35 UU ITE.

Meme yang diunggah SSS menampilkan gambar rekayasa Presiden ke-7 RI Joko Widodo dan Presiden ke-9 RI Prabowo Subianto yang digambarkan sedang berciuman.

Unggahan tersebut memicu kontroversi luas di jagat maya.

Institut Teknologi Bandung telah mengonfirmasi keterlibatan mahasiswinya dalam kasus tersebut.

ITB menyatakan telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk mendampingi proses hukum dan pembinaan lanjutan.

"Mahasiswi SSS telah mendapatkan penangguhan penahanan oleh kepolisian, ITB melanjutkan pembinaan akademik dan karakter terhadap yang bersangkutan," kata Direktur Komunikasi dan Humas ITB, Nurlaela Arief, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (11/5/2025).

Sebagai bentuk tanggung-jawab institusi, ITB berkomitmen memperkuat literasi digital, literasi hukum, serta etika komunikasi di ruang publik.

Program ini akan dilakukan melalui diskusi terbuka, kuliah umum, dan pembinaan oleh teman sebaya, pakar, serta dosen.

"Diharapkan dapat memperkaya wawasan mahasiswa tentang kebebasan yang konstruktif dalam era digital," ujar Nurlaela.

ITB juga menekankan pentingnya menjadikan kasus ini sebagai refleksi bersama tentang kebebasan berekspresi yang tetap berlandaskan hukum, etika, dan penghormatan terhadap martabat orang lain.

ITB terus melakukan segala upaya untuk terciptanya atmosfer akademik yang sehat dan berkualitas, tetap memberi ruang bagi kebebasan berkumpul, berpendapat, dan berekspresi.

Adanya penangguhan penahanan, proses akademik dan pembinaan terhadap SSS akan difokuskan pada pembentukan karakter dan pemahaman nilai kebangsaan.

ITB berharap mahasiswi tersebut dapat tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung-jawab dan bijak dalam menyampaikan pendapat.

"ITB berkomitmen untuk mendidik, mendampingi, dan membina mahasiswitersebut agar menjunjung tinggi adab dan etika dalam berekspresi," kata Nurlaela. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved