Berita Viral
Warga Tolak Uang Kompensasi dari PT KAI, Minta Tanah Dihargai Rp2 Juta Bukan Rp250 Ribu: Kok Segitu?
Polemik ini pun diharapkan dapat segera diselesaikan agar tidak menimbulkan ketegangan lebih lanjut antara PT KAI dan warga setempat.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Seperti warga membangun kamar kos atau kamar mandi tambahan jika bangunannya permanen dihitung per meter perseginya Rp250.000.
Jika bangunan non permanen Rp200.000 per meter persegi.
"Ya kan sekarang begini, Rp250.000 itu entuk (dapat) material apa? Kalau wajar paling enggak Rp 2 juta."
"Kita buat (rumah) kok dihargai segitu, itu gak wajar," kata dia.
"Kita itu tidak masalah bebungah, ya matur nuwun. Intinya menolak kalau yang ngusir KAI, kalau Sultan monggo," imbuhnya.
Baca juga: Tekad Risma Seberangi Sungai Penuh Buaya Buas Demi Mengajar, Bergelantungan di Jembatan: Saya Nyebut
Sebelumnya, Anton mengonfirmasi bahwa PT KAI telah mengunjungi rumahnya untuk melakukan pengukuran terkait pemberian kompensasi bagi warga.
Pertemuan tersebut berlangsung setelah surat pemberitahuan diterima beberapa hari lalu, yang menyatakan bahwa pengukuran direncanakan dilakukan pada Rabu (16/4/2025), pukul 09.00 WIB.
"Kemudian yang akan diukur adalah bangunan tambahan dari rumah yang kami diami. Tujuannya baru dikatakan saat mereka datang untuk kompensasi," ungkap Anton.
Ia menjelaskan bahwa bangunan tambahan yang dimaksud adalah struktur permanen yang dibangun oleh warga, seperti kamar mandi tambahan dan penambahan kamar.
"Bangunan yang menempel di bangunan induk, tetapi sifatnya berupa bata, bukan emplek-emplek seng (bangunan non permanen)," tambahnya.
Meskipun pengukuran telah dijadwalkan, rincian mengenai besaran kompensasi masih belum disampaikan.
"Tidak dikatakan, tadi saya sebagai pemangku wilayah diminta untuk menyampaikan kepada warga."
"Bahwa tujuan pengukuran ini bukan untuk apa-apa, melainkan untuk memberikan kompensasi kepada warga," jelas Anton.
Menurut Anton, beberapa rumah di wilayah tersebut telah dilengkapi dengan tambahan, sementara ada pula rumah yang masih dalam kondisi asli.
"Ada beberapa asli, ada juga yang memiliki bangunan tambahan," kata dia.
PT KAI
Kampung Tegal Lempuyangan
Kelurahan Bausasran
Stasiun Lempuyangan
Anton Handriutomo
Feni Novida Saragih
GKR Mangkubumi
| Pengakuan Rumah Sakit soal Ibu Hamil Meninggal karena Dioper Sana-sini, Keluarga: Lebih Penting Uang |
|
|---|
| Tiap Hari Murid Tambrauw Nyebur Sungai untuk Sekolah karena Tak Ada Jembatan, Terpaksa Tinggal Ujian |
|
|---|
| Klarifikasi Pihak Rumah Sakit soal Dugaan Malapraktik Bocah 5 Tahun, Ayah: Operasinya Sampai 2 Kali |
|
|---|
| Ladang Uang Warga dari Kolong Tol Becakayu, Berawal dari Masa Sulit dan Satu Orang Anggota TNI |
|
|---|
| Cara KPK Bisa Pamerkan Uang Rp 300 Miliar Hasil Rampasan Korupsi PT Taspen, Negara Rugi Rp 1 Triliun |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/warga-menolak-uang-kompensasi-dari-PT-KAI.jpg)