Berita Viral
Warga Tolak Uang Kompensasi dari PT KAI, Minta Tanah Dihargai Rp2 Juta Bukan Rp250 Ribu: Kok Segitu?
Polemik ini pun diharapkan dapat segera diselesaikan agar tidak menimbulkan ketegangan lebih lanjut antara PT KAI dan warga setempat.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - PT KAI dan warga Kampung Tegal Lempuyangan, Bausasran, Kota Yogyakarta, kembali melakukan audiensi di Kantor Kelurahan Bausasran Kota Yogyakarta.
Akan tetapi warga Kampung Tegal Lempuyangan menolak keras tawaran uang bongkar dari PT KAI.
Salah satunya karena nilai kompensasi per meter bangunan dinilai tak logis dan merendahkan.
Baca juga: Tangis Ibu Ungkap Perjuangan Anaknya Kuliah Sambil Kerja Jadi Pembantu, Kini Dapat Bantuan Rp20 Juta
Proses sosialisasi rencana relokasi untuk proyek pengembangan Stasiun Lempuyangan pun kembali buntu.
Diketahui, pada sosialisasi kali ini, PT KAI menyampaikan adanya uang kompensasi yang akan diberikan kepada warga Kampung Tegal Lempuyangan yang terdampak dengan rencana pengembangan Stasiun Lempuyangan.
Dari sosialisasi yang dilakukan, PT KAI Daop 6 Yogyakarta menyampaikan bahwa uang kompensasi yang diberikan kepada warga berbeda-beda, tergantung dari jenis bangunan dan luasan apakah semi permanen atau permanen.
Selain itu, warga juga mendapatkan uang kompensasi tambahan sebesar Rp10 juta untuk kompensasi tambahan rumah singgah.
Selain itu juga mendapatkan Rp2,5 juta untuk biaya bongkar dan muat truk.
Terkait hal ini, Ketua RW 01 Kampung Tegal Lempuyangan, Bausasran, Kota Yogyakarta, Anton Handriutomo, menjelaskan duduk permasalahan.
Ia membenarkan, warga menolak tawaran uang kompensasi yang rencananya diberikan oleh PT KAI.
"Warga menolak sosialisasi musyawarah ongkos bongkar yang diberikan PT KAI," ujarnya, Kamis (15/5/2025).
Dia juga menyampaikan, selain mendapatkan uang kompensasi dari PT KAI, warga juga mendapatkan uang bebungah dari Keraton Yogyakarta.
"Untuk dari Keraton akan memberikan bebungah Rp750 juta untuk 14 rumah, atau per rumah Rp53,7 juta," kata dia.
Anton menyampaikan, warga menolak karena uang kompensasi yang ditawarkan tidak sesuai.
Ia mencontohkan, uang kompensasi diberikan hanya untuk bangunan tambahan.
PT KAI
Kampung Tegal Lempuyangan
Kelurahan Bausasran
Stasiun Lempuyangan
Anton Handriutomo
Feni Novida Saragih
GKR Mangkubumi
| Pengakuan Rumah Sakit soal Ibu Hamil Meninggal karena Dioper Sana-sini, Keluarga: Lebih Penting Uang |
|
|---|
| Tiap Hari Murid Tambrauw Nyebur Sungai untuk Sekolah karena Tak Ada Jembatan, Terpaksa Tinggal Ujian |
|
|---|
| Klarifikasi Pihak Rumah Sakit soal Dugaan Malapraktik Bocah 5 Tahun, Ayah: Operasinya Sampai 2 Kali |
|
|---|
| Ladang Uang Warga dari Kolong Tol Becakayu, Berawal dari Masa Sulit dan Satu Orang Anggota TNI |
|
|---|
| Cara KPK Bisa Pamerkan Uang Rp 300 Miliar Hasil Rampasan Korupsi PT Taspen, Negara Rugi Rp 1 Triliun |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/warga-menolak-uang-kompensasi-dari-PT-KAI.jpg)