Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pemkot Surabaya Kirim Remaja Pelaku Tawuran ke Dinsos, Cak Eri : Dibina di Kampung Anak Negeri

Sebanyak 12 pelaku tawuran yang diamankan kepolisian lantas dibawa Pemkot Surabaya ke UPTD Kampung Anak Negeri (Kanri) milik Dinas Sosial.

Dokumentasi Pemkot Surabaya 
DISIPLINKAN PELAKU TAWURAN - Pemkot Surabaya mengirimkan remaja pelaku tawuran UPTD Kampung Anak Negeri (Kanri) milik Dinas Sosial. Di Kanri, para pelaku mendapat penguatan karakter. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine Koloway

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kejadian tawuran kembali pecah di Surabaya, tepatnya di kawasan Semolowaru Menur Pumpungan, Kecamatan Sukolilo pada Selasa (13/5/2025) lalu.

Sebanyak 12 pelaku tawuran yang diamankan kepolisian lantas dibawa Pemkot Surabaya ke UPTD Kampung Anak Negeri (Kanri) milik Dinas Sosial.

Di Kanri, para pelaku mendapat penguatan karakter.

"Mereka [pelaku] kemudian kita kirim ke Kampung Anak Negeri (KANRI) yang selama ini sudah berjalan," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat dikonfirmasi di Surabaya.

Kampung Anak Negeri di Surabaya merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang berada di bawah naungan Dinas Sosial Kota Surabaya.

Baca juga: Fakta-fakta Siswa SD Tawuran di Depok, Bawa Penggaris Besi Saling Serang, Polisi Beri Penjelasan

UPTD ini memberikan perlindungan, pembinaan, dan pengembangan bagi anak-anak yang mengalami permasalahan sosial, seperti anak jalanan, anak terlantar, atau anak dari keluarga kurang mampu.

Mengutip berbagai sumber, anak-anak yang masuk ke UPTD ini berasal dari berbagai latar belakang, seperti hasil razia Satpol PP, rujukan dari kelurahan atau kecamatan, serta laporan masyarakat.

Setelah masuk, mereka menjalani proses pembinaan yang mencakup pendidikan formal dan non-formal, pelatihan keterampilan, serta pendampingan psikososial. 

Baca juga: Total 272 Siswa SMA sudah Dikirim Dedi Mulyadi ke Barak Militer, dari Geng Motor Hingga Tawuran

Program ini bertujuan untuk memulihkan kondisi anak, membentuk kedisiplinan, serta mengembangkan potensi mereka agar siap kembali ke lingkungan keluarga atau masyarakat. Oleh karena itu, durasi tinggal setiap anak bisa berbeda-beda, tergantung pada perkembangan dan kesiapan masing-masing individu.

Wali Kota Eri menegaskan bahwa penyelesaian kekerasan anak dilakukan melalui banyak dinas. Sebelumnya, Dinas Pendidikan (Dispendik) telah turun tangan menangani kasus tawuran tersebut.

Sekalipun demikian, Cak Eri menekankan pentingnya sinergi antara lingkungan rumah dan sekolah dalam membentuk karakter anak.

Baca juga: Sekolah Kewalahan Urus Siswa Bolos Hingga Tawuran, 19 Pelajar SMA Dikirim untuk Pendidikan Militer

"Mendidik anak butuh sinergi antara lingkungan di rumah dengan lingkungan sekolah. Oleh sebab itu, orang tua dari anak-anak itu akan kita panggil untuk duduk bersama para guru," kata Wali Kota.

Ia juga menegaskan bahwa Pemkot Surabaya akan memetakan kebutuhan para pelajar yang terlibat. Jika ditemukan anak-anak yang memerlukan perhatian lebih, maka Dispendik akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) serta Dinas Sosial untuk mengambil langkah lanjutan.

"Kita terus berusaha maksimal memberikan pendidikan yang terbaik buat masa depan anak-anak Surabaya. Tapi kita tidak bisa sendiri, orang tua tetap menjadi kunci untuk membangun karakter anak," tegasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved