Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Lurah Sukardi Jual Beras Bansos 10 Ton Demi Keuntungan, Warga Harusnya Dapat 10 Kg, Berujung Rusuh

Kasus lurah diduga korupsi bansos beras hingga berujung kerusuhan kini diselidiki polisi. Sukardi diduga jual beras bansos 10 ton demi keuntungan

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
IST
KADES KORUPSI BANSOS - (kiri) Tiga unit mobil milik Kepala Kampung atau Lurah Gunung Agung, Lampung Tengah, Sukardi (kanan) yang dibakar warga, Sabtu (17/5/2025). Sukardi membuat warga murka karena diduga korupsi bansos beras. 

TRIBUNJATIM.COM - Kasus lurah diduga korupsi bansos beras hingga berujung kerusuhan kini diselidiki polisi.

Terbaru, 200 saksi diperiksa penyidik Polres Lampung Tengah.

Diketahui, dugaan korupsi bansos beras itu dilakukan oleh Kepala Kampung (Lurah) Gunung Agung, Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah, SKD atau Sukardi.

Rumah Lurah Sukardi juga dibakar massa karena dugaan korupsi tersebut.

Kepala Satreskrim Polres Lampung Tengah, Inspektur Satu (Iptu) Pande Putu Yoga Mahendra, mengatakan, hingga saat ini kasus itu masih dalam penyelidikan.

Menurutnya, penyidik sudah memeriksa lebih dari 200 orang saksi yang merupakan masyarakat penerima manfaat atau yang berhak mendapatkan beras bansos tersebut.

"Total penerima manfaat lebih dari 1.000 orang, kita panggil sekitar 500 orang, tapi yang baru datang dan memberi keterangan sekitar 200 orang," kata Pande saat ditemui di ruangannya, Selasa (20/5/2025).

Berdasarkan informasi sementara, dugaan korupsi bansos beras tersebut dilakukan dengan cara menjual bantuan pemerintah itu ke wilayah lain.

Beras bansos yang seharusnya dibagikan kepada masyarakat, justru dijual sebanyak 10 ton dan uang hasil penjualan dipakai secara pribadi.

"Masyarakat seharusnya mendapatkan 10 kilogram (kg), tetapi ada masyarakat yang tidak mendapatkan sama sekali beras bantuan itu," kata dia.

Baca juga: Lurah Sukardi Jual Beras Bansos 4 Ton Rp36 Juta, Warga Murka Bakar Rumahya: Gak Jelas Larinya Kemana

Diketahui, kerusuhan terjadi di Kampung Gunung Agung, Kecamatan Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah, Sabtu (17/5/2025).

Rumah Sukardi dibakar massa, dan sedikitnya 15 kendaraan hangus terbakar dalam peristiwa yang terjadi di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) wilayah timur ini.

Kerusuhan bermula dari isu penyelewengan bantuan sosial (bansos) beras yang diduga dilakukan oleh Sukardi.

Masyarakat setempat sudah menyegel kantor balai dan rumah kepala kampung pada 24 Februari 2025 sebagai bentuk protes.

Salah seorang warga, TFQ, mengatakan bahwa kepala kampung tersebut sempat ketahuan menjual beras bantuan pemerintah ke sebuah pondok pesantren di Kabupaten Tulang Bawang pada Januari 2025.

"Kita sempat demo ke Polres Lampung Tengah supaya kasus korupsi itu diusut," kata TFQ saat dihubungi, Minggu (18/5/2025), melansir dari Kompas.com.

Baca juga: Sosok Lurah Sukardi yang Diduga Jual Beras Bansos Rp36 Juta, Rumahnya Dibakar Massa, Pemicunya 2 Hal

Isu penyelewengan bansos beras ini memicu perdebatan panas di media sosial dan dunia nyata antara Agus Sadewo dan Surya, warga dari kampung berbeda.

Agus Sadewo, yang merupakan sepupu dari lurah SKD, membela kepala kampung dan menganggap komentar Surya tidak pantas. Ketegangan ini berujung bentrokan fisik di Pasar Bandar Agung pada Sabtu (17/5/2025) pukul 08.00 WIB.

"AS (Agus Sadewo) masih kerabat, sepupu dari lurah," jelas Alsyahendra.

Perkelahian itu berujung pada tewasnya Surya akibat beberapa luka tusuk di tubuhnya yang dilakukan oleh Agus.

Kematian Surya memicu kemarahan warga yang kemudian berkumpul dan mendatangi rumah Lurah Gunung Agung.

Massa yang sudah emosi melampiaskan amarah dengan membakar tiga unit bangunan dan tiga mobil milik lurah.

Selain itu, sekitar 10 sepeda motor dan dua mobil lain juga ikut hangus terbakar dan rusak akibat kerusuhan tersebut.

Kapolres Alsyahendra memastikan bahwa Agus Sadewo telah ditetapkan sebagai tersangka dan kini ditahan di Mapolres Lampung Tengah.

"Sudah tersangka, saat ini masih ditahan di Mapolres Lampung Tengah," ujarnya.

Dia menegaskan bahwa seluruh kasus, baik penusukan yang memicu kerusuhan maupun dugaan penyelewengan bansos beras oleh lurah, akan ditangani secara profesional.

Baca juga: 4 Hal yang Perlu Diketahui terkait Kasus Lurah Sukardi yang Jual Beras Bansos, Dipicu Duel Maut

Kepala Satreskrim Polres Lampung Tengah Inspektur Satu (Iptu) Pande Putu Yoga Mahendra mengatakan, pihaknya telah melakukan pra-rekonstruksi kasus penusukan itu pada Minggu (18/5/2025) malam.

"Kami lakukan pra-rekonstruksi terhadap tersangka Agus Sadewo untuk melihat secara jelas peristiwa di TKP (tempat kejadian perkara)," kata dia saat dihubungi, Senin (19/5/2025) pagi.

Pra-rekonstruksi ini digelar di Polres Lampung Tengah untuk antisipasi keamanan.

Total ada 22 adegan yang diperagakan tersangka Agus dalam peristiwa yang terjadi di Pasar Bandar Agung itu.

"Adegan krusial terjadi pada adegan ke-14 dan ke-15," kata dia.

Dalam adegan ke-14, tersangka melakukan penusukan pertama ke arah leher bagian kiri korban menggunakan senjata tajam jenis pisau.

Baca juga: Salurkan Bansos Rp 3,9 Miliar di Ponorogo, Gubernur Khofifah Imbau Tak Digunakan untuk Beli Pulsa

Sementara, pada adegan ke-15, tusukan kedua dilakukan ke arah dada sebelah kiri, yang menyebabkan korban mengalami luka parah hingga akhirnya meninggal dunia.

Sebagai tindak lanjut, kepolisian akan segera melengkapi berkas perkara dan melakukan koordinasi dengan Kejaksaan Negeri Gunung Sugih.

Pra-rekonstruksi ini digelar sebagai bukti bahwa kepolisian akan menuntaskan kasus itu dan proses hukum sedang berjalan.

"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh isu-isu yang belum jelas kebenarannya, terutama di media sosial," kata dia.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved