Berita Viral
Eksis Puluhan Tahun, Ayam Goreng Widuran Baru Ungkap Menu Nonhalal, Pelanggan Muslim Kecewa Tertipu
Restoran Ayam Goreng Widuran tengah menjadi sorotan hingga viral di media sosial. Ini setelah restoran tersebut baru ungkap menu jualannya nonhalal.
TRIBUNJATIM.COM - Restoran Ayam Goreng Widuran tengah menjadi sorotan hingga viral di media sosial.
Ini setelah restoran tersebut baru mengungkap bahwa menu jualannya nonhalal.
Padahal restoran tersebut sudah eksis puluhan tahun.
Pelanggan muslim pun kecewa merasa tertipu.
Adapun rumah makan legendaris yang berdiri sejak 1973 itu dikenal luas sebagai salah satu tempat makan ayam goreng terenak di Kota Bengawan, Solo, Jawa Tengah.
Berada di Jalan Sutan Syahrir No. 71, Kelurahan Kepatihan Kulon, Kecamatan Jebres, Ayam Goreng Widuran Solo telah menjadi destinasi favorit bagi warga lokal maupun wisatawan yang ingin mencicipi olahan ayam kampung berbumbu khas Jawa.
Baca juga: Mengaku Susah Cari Makanan Halal, Tapi Ria Ricis Rencana Sekolahkan Anak ke Cina: Belum Tahu Kapan
Namun, baru-baru ini restoran ini ramai menjadi sorotan publik setelah munculnya informasi bahwa menu mereka ternyata tergolong non-halal.
Informasi ini baru diumumkan secara terbuka setelah sejumlah konsumen muslim mengaku kecewa karena merasa tertipu.
Legendaris Sejak 1973
Ayam Goreng Widuran Solo telah eksis selama lebih dari 50 tahun.
Didirikan pada 1973, rumah makan ini menawarkan ayam kampung yang digoreng dengan bumbu rempah tradisional khas Indonesia.
Selain digoreng, tersedia pula varian ayam bakar.
Keistimewaan menu ini terletak pada tekstur daging ayam yang sedikit basah namun tetap empuk dan gurih, serta kremesan khas Widuran yang renyah dan meleleh di mulut.
Untuk melengkapi rasa, pelanggan bisa memilih sambal bawang, sambal matah, atau sambal original.
Menurut para pelanggan setia, cita rasa ayam goreng Widuran tak pernah berubah dan menjadi bagian penting dari sejarah perkembangan bisnis kuliner di Solo.

Isu Non-Halal dan Klarifikasi Pihak Manajemen
Meski telah berdiri selama puluhan tahun, status kehalalan Ayam Goreng Widuran baru menjadi perbincangan hangat setelah beberapa pelanggan muslim merasa kecewa usai mengetahui produk yang mereka konsumsi ternyata non-halal.
Sejumlah konsumen menyampaikan kekecewaannya karena merasa tidak diberi informasi yang cukup jelas mengenai kandungan menu yang disajikan.
Kondisi ini membuat Google Review restoran dibanjiri bintang satu oleh pelanggan yang mengaku telah mengonsumsi menu nonhalal tanpa mengetahui informasi tersebut sejak awal.
Salah satu karyawan Ayam Goreng Widuran, Ranto, mengakui bahwa keterangan nonhalal baru disertakan setelah restoran menerima banyak komplain dari pelanggan.
Ranto mengakui penjelasan mengenai status non-halal memang baru disampaikan secara terbuka belakangan ini.
Hal tersebut dilakukan setelah munculnya komplain dari pelanggan yang viral di media sosial.
“Udah dikasih pengertiannya non-halal. Ya karena viralnya, dikasih pengertian non-halal kremesnya itu. Beberapa hari yang lalu,” ujarnya saat ditemui, Sabtu (24/5/2025), dikutip dari Kompas.com.
Menurut Ranto, selama ini mayoritas pelanggan mereka memang berasal dari kalangan non-muslim.
Kini, pihak manajemen telah menambahkan label “NON-HALAL” di berbagai kanal komunikasi mereka, termasuk reklame outlet, akun Instagram, hingga Google Maps.
“Kebanyakan non-muslim (pelanggan). Sejak 1971,” ungkap Ranto.
Baca juga: Minuman Asal Korea Ada Logo Halal Tapi di Kemasan Juga Tertulis Mengandung Babi, Pembeli Bingung
Permintaan Maaf dari Manajemen
Pihak manajemen Ayam Goreng Widuran juga telah mengeluarkan permintaan maaf resmi melalui akun Instagram mereka, @ayamgorengwiduransolo.
Berikut isi pernyataan tersebut:
“Kepada seluruh pelanggan Ayam Goreng Widuran,
Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kegaduhan yang beredar di media sosial belakangan ini.
Kami memahami bahwa hal ini menimbulkan keresahan dalam masyarakat.
Sebagai langkah awal, kami telah mencantumkan keterangan NON-HALAL secara jelas di seluruh outlet dan media sosial resmi kami.
Kami berharap masyarakat dapat memberi kami ruang untuk memperbaiki dan membenahi semuanya dengan itikad baik.
Hormat kami,
Manajemen Ayam Goreng Widuran.”
Respons Kemenag dan Pemkot Solo
Menanggapi kegaduhan tersebut, Kementerian Agama (Kemenag) Kota Surakarta turut buka suara.
Kepala Kemenag Kota Surakarta, Ahmad Ulin Nur Hafsun, menegaskan pentingnya kejelasan informasi bagi konsumen terkait status halal maupun non-halal.
“Kalau misalnya non-halal, disebutkan non-halal. Di warungnya ada tulisannya. Atau kalau mengandung babi, juga dijelaskan agar tidak salah paham,” ujar Ulin saat dihubungi, Sabtu (24/5/2025).
Ia menambahkan pihaknya akan menyampaikan masalah ini ke dinas terkait untuk dilakukan pembinaan terhadap pelaku usaha makanan.
“Setiap konsumen berhak atas perlindungan, termasuk jaminan produk halal. Ada dua regulasi yang mengatur soal ini: jaminan produk halal dan perlindungan konsumen,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Agus Santoso, mengatakan akan melakukan pengecekan langsung ke lokasi restoran pada Selasa (27/5/2025).
“Kami sudah koordinasi dengan beberapa OPD. Rencana akan kami cek ke lokasi. Kami kan kaitan dengan bahan mentah, kalau bahan matang itu ranah Dinas Kesehatan dan Balai POM,” jelas Agus.
Ayam Goreng Widuran
viral di media sosial
Solo
restoran
menu nonhalal
Tribun Jatim
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
berita viral
3 Sosok Kepala Daerah Kritik Larangan Study Tour, Gubernur Dedi Mulyadi: Tidak Memiliki Moral |
![]() |
---|
Sosok Kades Sujoko Viral, Minta Warga Ngungsi Demi Festival Sound Horeg: Tradisi 2 Tahun Sekali |
![]() |
---|
Dokter Tifa Sebut Mulyono Teman Jokowi Aslinya Wakidi Calo Bus: UGM Dibuat Nyungsep |
![]() |
---|
Wali Kota Langsung Temui Warga Perusak Rumah Doa Kristen untuk Cari Akar Masalahnya: Hukum Berlaku |
![]() |
---|
Warga Tolak Lapangan Bola Dibikin Jadi Tempat Padel, Sentil Orang Kaya, Pemprov Beri Respons |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.