Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tanah Longsor Timpa Rumah di Trenggalek

Perjuangan Petugas Bertaruh Nyawa Demi Temukan 6 Korban Tanah Longsor Trenggalek

Di atas reruntuhan material tanah, batu dan bangunan rumah, petugas SAR gabungan berusaha mencari keberadaan korban tanah longsor di Dusun Kebonagung,

tribunjatim.com/Sofyan Arif Candra
LONGSOR TRENGGALEK - Proses pencarian 6 korban tanah longsor di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Sabtu (24/5/2025). Koordinator Pos Basarnas Trenggalek, Nanang Pujo (berdiri di atas alat berat) ditunjuk menjadi OSC (On Scene Commander). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sofyan Arif Candra

TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Di atas reruntuhan material tanah, batu dan bangunan rumah, petugas SAR gabungan berusaha mencari keberadaan korban tanah longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek.

Koordinator Pos Basarnas Trenggalek, Nanang Pujo yang ditunjuk menjadi OSC (On Scene Commander) atau Koordinator Lapangan Bencana menceritakan perjuangan petugas gabungan mencari 6 korban yang hilang.

Demi misi kemanusiaan, nyawa sendiri ikut menjadi taruhannya. 

Nanang menjelaskan tantangan terbesar petugas di lapangan adalah tebing yang berdiri membayangi petugas SAR gabungan. 

Tebing tersebut bisa bergerak turun dan ikut longsor sewaktu-waktu menelan lebih kurang 150 petugas yang tengah menjalankan operasi pencarian korban tersebut.

Sembari mengamati material longsor yang digali alat berat, sesekali waktu Nanang menyempatkan diri memandang ke atas, jauh ke ujung tebing, terutama saat cuaca mulai mendung dan gerimis.

Baca juga: Hujan Tangis Iringi Pemakaman 4 Korban Tanah Longsor Trenggalek, Dimakamkan Satu Liang Lahat

Di ujung-ujung tebing itu sebenarnya terdapat tim safety officer. Mereka mempunyai tugas khusus, melihat pergerakan visual tanah saat operasi pencarian dimulai hingga berakhir.

Jika sewaktu-waktu terjadi pergerakan tanah, tim tersebut akan memberikan tanda berupa peluit ataupun kibaran bendera tertentu yang meminta tim SAR gabungan segera menepi dari worksheet atau titik pencarian.

"Berdasarkan assesmen tim safety officer yang kita tugaskan, terjadi retakan-retakan di mahkota (tanah longsor). Saat itu terjadi retakan dengan panjang 7 meter, lebar 2 meter, lalu tebal 3 meter, itu yang menjadi ancaman," kata Nanang, Senin (26/5/2025).

Baca juga: Anjing Pelacak Kelelahan, Pencarian Korban Longsor Trenggalek Fokus Berdasar Keterangan Saksi Kunci

Namun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat Nanang menemukan 6 korban tersebut. 

Keberaniannya seolah bertambah berkali-kali lipat saat bayangan keluarga korban melintas di benaknya. Terlebih lagi ia sempat berbincang langsung dengan Suminto yang sangat terpuruk.

Suminto merupakan korban yang melihat langsung rumah dan ke 6 keluarganya ditelan material longsor.

"Rasanya seperti dicolok, karena kita selalu berusaha menempatkan diri sebagai keluarga korban atau orang yang terkena musibah dan kehilangan," jelas Nanang.

Nanang menjelaskan beratnya operasi SAR di Desa Depok karena akses menuju lokasi yang tertutup material longsor sehingga alat berat baru benar - benar bisa beroperasi di titik utama longsor di hari ketiga, Rabu (21/5/2025).

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved