Sederet Tugas Direktur Baru Perumda Panglungan Jombang, Tak Hanya Bayar Tunggakan Gaji Karyawan
Sengkarut Perusahaan Milik Daerah (Perumda) Perkebunan Panglungan di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang bakal menjadi pekerjaan rumah bagi Direktu
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Puji Widodo
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Sengkarut Perusahaan Milik Daerah (Perumda) Perkebunan Panglungan di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang bakal menjadi pekerjaan rumah bagi Direktur yang baru Agus Mujiono.
Agus baru saja dikukuhan menjadi Direktur Perumda Perkebunan Panglungan Wonosalam Jombang menggantikan pejabat sebelumnya yang terjerat kasus korupsi.
Pengukuhan dilakukan di Ruang Swagata, Pendopo, Kabupaten Jombang pada Senin (26/5/2025) ini menjadi pertanda awal dimulainya bersih-bersih di perusahaan plat merah tersebut.
Dalam pernyataan perdananya, Agus menegaskan bahwa prioritas utamanya saat ini adalah menuntaskan tunggakan gaji karyawan yang belum dibayarkan sejak bulan Januari 2025.
Baca juga: Eks Direktur Perumda Panglungan Jombang Jadi Tersangka Kasus Korupsi Porang
"Untuk target awal kita menyelesaikan soal masalah gaji karyawan yang belum dibayar," ucapnya saat dikonfirmasi awak media.
Selain itu, ia juga ingin menyiapkan komoditi yang siap panen, agar perputaran uang bisa kembali dimulai di Perumda Perkebunan Panglungan tersebut.
"Komoditi yang siap panen segera kita panen, supaya perputaran uang mulai berjalan lagi. Karena memang karyawan ini 4 bulan belum menerima gaji. Ada belasan karyawan yang memang belum gajian," katanya.
Ia menjabarkan, untuk tanaman yang siap panen adalah cengkeh. "Kalau tanaman seperti cengkeh tidak segera ditanam, maka akan rusak, harus segera dipanen dan segera dibayarkan kepada para karyawan," ujarnya melanjutkan.
Terkait gaji karyawan yang belum dibayarkan perusahaan dari bulan Januari 2025, Agus mengatakan, perusahaan akan membayar gaji yang menunggak tersebut.
Selain tunggakan gaji karyawan, Perumda Perkebunan Panglungan Wonosalam ini juga masih punya kewajiban membayar utang.
Perusahaan juga fokusnya masih mengembalikan utang di Bank UMKM Jawa Timur, lantaran perusahaan plat merah itu sebelumnya mengambil dana pinjaman bergulir sebesar Rp 1,5 miliar untuk Budidaya Porang.
"Kalau untuk gaji karyawan kita ambilkan dari dalam. Kalau untuk tunggakan utang, tentu kita akan mengikuti proses hukum yang berjalan dulu saja, dan bagaimana mekanisme penyelesaiannya. Saya juga harus menunggu hasil audit audit dari Inspektorat dan BPK. Saya tidak berani menggaransi setelahnya seperti apa," ungkapnya.
Ia menjelaskan, Perumda Perkebunan Panglungan Wonosalam ini harus kembali kepada tujuan bisnis.
"Yang terpenting sekarang itu tak menyelesaikan, ada dua fokus, bagaimana pelaksanaan teknis dan non teknis di lapangan. Untuk non teknis lapangan, mungkin kita akan bekerja sama dengan OPD untuk menyelesaikan seperti kontrak dengan pihak ketiga, utang, dan lain-lain biar itu nanti yang mengurus, kita juga fokus bagaimana rebuilding," jelasnya.
Ia juga sedikit menyinggung terkait kondisi perusahaan yang memang sudah seharusnya dihidupkan kembali.
"Jadi untuk kebun, nanti dibangun jalan utama akses root, masuk ke dalam ada main root, dan ada collection root
Jadi ada blok, bagian kopi ya kopi saja, kakao, yah kakao saja, cengkeh, yah cengkeh saja. Tujuannya agar kebun itu lebih efisien. Kemudian pengawasannya juga mudah, perawatannya mudah," bebernya.
Selain akan mulai melakukan rebuilding, pihaknya mengaku akan melakukan perampingan tim di dalam. Karena ia melihat terlalu banyak yang bekerja di dalam kantor, bulan di lapangan.
"Mungkin Kami juga akan melakukan perampingan tim di dalam. Karena memang sudah tidak sehat. Jadi ibaratnya kalau kita menanam, ini sudah menanam seperti di atas meja, padahal seharusnya menanamkan di atas lahan," imbuhnya.
Ia menjelaskan, perampingan akan dilakukan dengan mengurangi pekerja di dalam kantor dan lebih memfokuskan pekerjaan lapangan.
"Jadi yang di lapangan akan lebih banyak daripada yang ada di kantor. Kalau di kantor pada dasarnya hanya merekam aktivitas yang di lapangan saja," tukasnya.
Baginya untuk formasi saat ini sudah tidak proporsional. Ia menekankan seharusnya yang berada di lapangan harus lebih bayak.
"Itu ada beberapa blok dan setiap bloknya itu siapa kepalanya. Kemudian di kantornya itu ada berapa, jadi tidak terlalu banyak orang yang ada di kantor. Menurut saya sebagai profesional perusahaan, di kantor terlalu banyak orang, sementara di lapangan itu kurang. Kalau untuk sekarang catatan saya itu di lapangan itu hanya dua orang di dalam ada 6 orang," katanya melanjutkan.
Jika di bagian lapangan nantinya akan ada 6 blok, 1 orang akan diberi tanggung jawab memegang 1 blok. Sisanya, hanya akan ada 2 orang yang bekerja di kantor.
"Jadi dibalik saja, sebelumnya banyak di kantor, sekarang banyak di lapangan. Jadi kita ingin mengembalikan perumda ini ke tujuan bisnisnya," pungkasnya.
Sebagai informasi, Bupati Warsubi juga mengukuhkan Dewan Pengawas (Dewas) untuk dua Perumda lainnya. dr. Puji Umbaran, ditetapkan sebagai Dewas Perumda Aneka Usaha Seger Pansel, sementara posisi Dewas Perumda Air Minum Tirta Kencana diisi oleh Joko Murcoyo.
Agus Mujiono
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
berita jombang hari ini
Perumda Perkebunan Panglungan Wonosalam
Massa Aksi Solidaritas Affan Bakar Water Barrier, Kapolresta Malang Kota: Penabrak Sudah Ditahan |
![]() |
---|
Basha Market Surabaya 2025 Suguhkan Instalasi Emas dan Ruang Kolaborasi Kreatif Fesyen hingga Seni |
![]() |
---|
Pimpin Apel Peringatan Hari Pramuka ke-64 Kwarcab Nganjuk, Bupati Kang Marhaen: Gerakan Besar |
![]() |
---|
Api Membara, Pos Polisi di Taman Bungkul dan Dekat Kebun Binatang Surabaya Dibakar Massa |
![]() |
---|
Habib Husein Baagil Dilaporkan ke Polisi Buntut Polemik di Makam Sunan Bonang Tuban |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.