Pendakian Puncak Waru Pamekasan Madura Ditutup Oleh Tokoh Agama Setempat, Alasan Moral
Baru viral, pendakian Puncak Waru di Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan, Madura resmi ditutup.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Kuswanto Ferdian
TRIBUNJATIM.COM, PAMEKASAN - Baru viral, pendakian Puncak Waru di Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan, Madura resmi ditutup.
Puncak dengan ketinggian 550 MDPL ini ditutup sejak Kamis (29/5/2025) malam.
Penutupan pendakian menyerupai bukit gunung itu dilakukan oleh para tokoh masyarakat dan pemerintah Desa Waru Timur sebagai bentuk antisipasi terhadap kekhawatiran sosial dan moral yang berkembang di tengah masyarakat.
Kepala Desa Waru Timur, Sholehoddin, membenarkan adanya penutupan sementara tersebut.
Kata dia, kebijakan penutupan pendakian Puncak Waru itu diambil karena kekhawatiran akan munculnya perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai budaya dan agama setempat.
Baca juga: Berat Capai 935 Kg, Sapi Buleleng di Pamekasan Dibeli Presiden Prabowo untuk Kurban, Segini Harganya
“Benar, dilakukan penutupan sementara. Karena dikhawatirkan akan timbul hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kejadian tidak senonoh, yang bukan muhrim dan sebagainya," kata Sholehoddin, Sabtu (31/5/2025).
"Untuk informasinya belum terjadi, cuma dikhawatirkan takut sampai terjadi, dan merusak budaya-budaya yang ada di sana,” sambungnya.
Pengamatan Sholehoddin, jumlah pengunjung yang datang ke pendakian Puncar Waru Pamekasan belakangan ini meningkat drastis.
Baca juga: Polisi Buru Pemasok Sabu ke Kades Pulau Bawean Gresik, Barang Didapat dari Jaringan Madura
Meningkatnya pengunjung ini seiring viralnya tempat pendakian tersebut di berbagai media sosial yang diunggah di beberapa platform media sosial.
Bahkan, pada hari sebelum penutupan, tercatat sekitar 60 motor mendatangi kawasan tersebut, termasuk pengunjung dari luar daerah seperti Jember.
“Ya, banyak. Terus yang paling membludak itu kemarin. Informasinya sekitar 60 motor yang ke sana. Bahkan ada yang dari Jember katanya. Kendaraan dititip di rumah warga yang ada di bawah,” ungkapnya.
Baca juga: Kuota Pendakian Gunung Semeru Hingga Batas Ranu Kumbulo Hanya 200 Orang per Hari
Saat ini, telah dipasang banner yang bertuliskan larangan masuk di sekitar lokasi pendakian.
Penutupan ini juga selaras dengan sikap keagamaan warga setempat yang masih sangat kuat dan memegang teguh nilai-nilai moral.
“Sebenarnya saya sebagai Kepala Desa mendukung adanya lokasi seperti ini. Tapi di Waru Timur ini masyarakatnya masih kental dengan keagamaannya. Sesuatu yang menjurus ke hal-hal yang tidak diinginkan itu sangat dilarang, walaupun belum sampai terjadi,” jelasnya.
Baca juga: Pendakian Gunung Raung Jadi Primadona Para Pendaki saat Libur Lebaran 2025, Kunjungan Membludak
Sholehoddin mengaku akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak sebelum memutuskan apakah pendakian Puncak Waru akan dibuka kembali untuk umum atau tidak.
Sebelumnya, para tokoh masyarakat Waru Timur menggelar deklarasi penutupan sementara pendakian Puncak Waru.
Dalam deklarasi tersebut, mereka menyampaikan tiga alasan utama penutupan, yakni kegiatan pendakian yang dianggap mendekati kemaksiatan, lalu lintas pendaki yang meresahkan warga, dan kekhawatiran akan kerusakan moral generasi muda.
Berikut kutipan isi deklarasi masyarakat:
“Kami lapisan tokoh masyarakat dan masyarakat sekitar Gunung Waru Pamekasan menyatakan sikap bahwa untuk sementara Gunung Waru tertutup untuk umum. Maka dari itu, mulai saat ini, Kamis malam Jumat, tanggal 29 Mei 2025, yang memiliki agenda untuk mendaki Gunung Waru Pamekasan agar dibatalkan. Dengan alasan pertama, 80 persen mendekati kemaksiatan. Kedua, hilir mudik pendaki meresahkan masyarakat. Ketiga, khawatir merusak moral pemuda dan pemudi warga sekitar.”
Hingga berita ini terbit, belum ada kepastian kapan pendakian Puncak Waru akan kembali dibuka.
Pemerintah desa dan tokoh masyarakat masih menunggu evaluasi lanjutan sembari memantau situasi di lapangan.
Puncak Waru
Berita Madura hari ini
tokoh agama
ViralLokal
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
Pamekasan
Efek Dana Transfer Pusat di Jember Berkurang, APBD Susut Rp270 M, Dana Desa Terpangkas Rp53 M |
![]() |
---|
Kisruh Yai Mim dan Sahara Makin Panas, Eks Dosen Tambah Laporan Dugaan Persekusi dan Penistaan Agama |
![]() |
---|
Habis Latihan Silat Mahasiswa di Kota Batu Dikeroyok 5 Orang, Berawal dari Senggolan Motor |
![]() |
---|
Antisipasi Tumpukan Sampah MBG, DLH Jombang Siapkan Retribusi dan SOP Kelola Limbah Dapur Sekolah |
![]() |
---|
Ikrar Waqaf Tanah di Prigen, Bukti Eratnya Hubungan Pemerintah dan Ulama di Pasuruan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.