Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Hidup Baru Umar Patek

Kopi Ramu 1966 : dari Secangkir Kopi Rempah di Rumah, Umar Patek Pertahankan Resep Racikan Ibu

Umar Patek (59) tengah sibuk meramu dan memadatkan bubuk kopi dengan tamper untuk secangkir espresso ala barista.

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/NURIKA ANISA
UMAR PATEK BIKIN KOPI - Umar Patek atau pemilik nama asli Hisyam bin Alizein meramu kopi di Hedon Estate, Selasa (3/5/2025). Kesibukannya mendalami kopi ini telah berlangsung sekitar dua tahun, sejak pertemuannya dengan pengusaha Surabaya deg David Andreasmito hingga menghasilkan kolaborasi eksklusif untuk tiga jenis kopi racikan eks napi teroris tersebut 

Pasalnya, ia baru menemukan passionnya di kopi sejak dua tahun belakang, setelah berkali-kali gagal mencari pekerjaan lantaran stigma mantan teroris yang melekat pada dirinya.

Dulu ia diburu dunia. Namanya masuk daftar hitam teroris paling dicari di negara-negara Asia Tenggara dan Amerika Serikat. Kepalanya dihargai 1 Miliar.

Namun, dunia berubah. Begitu pula Umar Patek. Setelah menjalani lebih dari separuh hukumannya, ia resmi menghirup udara bebas melalui program pembebasan bersyarat. Kini, ia menyandang status klien pemasyarakatan hingga April 2030.

“Sementara saya tidak muluk-muluk, sebagaimana bisa diterima di pulau jawa ini dan bagaimana merambah ke tingkat nasional,” ungkapnya.

Dulu ia meramu bahan peledak, kini meramu kopi yang rasa pahitnya ia klaim menyembuhkan. Dari kebiasaannya meramu kopi di rumah, rupanya mendapatkan perhatian dari pemilik Hedon Estate dan kini resmi bermitra dengan kafe di Surabaya tersebut.

Bagi Umar Patek, kopi bukan hanya minuman namun langkah memulai awal untuk bangkit. Ia bertekad untuk bergerak maju, menjadi pribadi lebih baik dan bermanfaat. Kini, ia hadir sebagai wirausahawan.

Baca juga: Penyesalan Eks Napiter Umar Patek, Menangis Ingat Korban Bom Bali 1: Akan Saya Pertanggungjawabkan

Ia tak menyangkal atas masa lalunya. Namun, ia menunjukan kontribusinya dan menghadirkan Ramu 1966 sebagai simbol perubahan.

“Rasa pahit itu dulu menghancurkan, sekarang pahit ini menyembuhkan. Ini bukan sekadar kopi tetapi perubahan, tentang  memilih hidup baru,” ungkapnya.

Sementara drg David berharap dengan lini bisnis ini, Umar Patek dapat membalas kebaikan dan menerima kemampuan orang lain dan sukses dengan banyak karyawan.

Ke depannya kolaborasi ini akan diperluas dengan membangun koneksi dengan warung kopi, kafe-kafe dan menjangkau lebih banyak penyuka kopi di Indonesia.

“Keseharian saya, kondisi apapun saya menolong orang. kebetulan saya menolong satu umar patek, harapan saya nanti umar patek bisa menolong para penyintas yang jadi korban,” ungkapnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved