Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Terkini Siswa SMK yang Gadai HP Demi Ujian, Punya ‘Kakak Baru’, Siap Bantu Kebutuhan Sekolah

Siswa SMK yang menggadai HP demi ujian kini diangkat sebagai adik oleh Kapolres Rokan Hulu.

Editor: Olga Mardianita
Kompas.com/Dok. Kapolres Rohul
GADAI HP - Siswa SMK Negeri 1 Bangun Purba bersama ibunda usai viral menggadai HP demi mengikuti ujian praktik. Siswa berinisial RL itu mengaku melakukan hal itu karena perlu membayar biaya ujian praktik senilai Rp240 ribu. 

TRIBUNJATIM.COM - Siswa SMK di Riau terpaksa menggadaikan HP demi bayar ujian.

Uang ujian yang diperlukan senilai Rp240 ribu.

Hal ini menjadi sorotan lantas membuat kepala sekolah dicopot oleh Dinas Pendidikan setempat.

Kini, nasib siswa SMK itu terkuak.

Dia tak perlu lagi khawatir soal biaya pendidikan.

Siswa SMK berinisial RL itu kini memiliki kakak baru yang siap menanggung pendidikannya.

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Baca juga: Cerita Terakhir Siswa SMK ke Ibu Sebelum Hilang saat PKL, Janggal Sesajen di Kapal: Mau Ditumbalkan

Siswa SMK Negeri 1 Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau itu mendapat kabar gembira.

Usai menggadai HP demi membayar uang ujian, RL, seorang anak yatim, kini menjadi adik angkat Kapolres Rokan Hulu, AKBP Emil Eka Putra.

"Ya, RL jadi adik angkat saya. Ini sebagai kepedulian kami terhadap RL dan pendidikannya," kata Emil saat dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Rabu (4/6/2025).

Emil menyebut dirinya bersama jajaran dan pengurus Bhayangkari Polres Rohul telah mengunjungi rumah orangtua RL di Desa Bangun Purba Timur Jaya, Kecamatan Bangun Purba, Rohul.

Dalam kunjungan tersebut, ibu RL, Mariatun (58), menceritakan kondisi anaknya yang terpaksa menggadaikan handphone seharga Rp 100.000 untuk membayar uang praktik sebesar Rp 240.000.

Baca juga: Orangtua Siswa SMK Ngeluh Diminta Bayar Sumbangan Rp 5,5 Juta, Wakil Ketua DPRD: Kok Tidak Ditindak?

Kapolres Rohul, AKBP Emil Eka Putra saat menemui RL di rumah orangtuanya, di Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu, Riau, Selasa (3/6/2025).
Kapolres Rohul, AKBP Emil Eka Putra saat menemui RL di rumah orangtuanya, di Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu, Riau, Selasa (3/6/2025). (KOMPAS.COM/Dok. Kapolres Rohul.)

Sambil menangis, Mariatun menyampaikan bahwa ia tak memiliki uang untuk menutupi biaya tersebut, sehingga RL harus mencari cara agar bisa tetap mengikuti ujian.

Emil mengaku prihatin dan menyatakan komitmennya untuk membantu RL agar tetap bisa melanjutkan sekolah.

"Ke depannya, insyaallah kami akan membantu kebutuhan sekolahnya RL. Kami bantu sesuai kemampuan dan kewenangan. Kami harap, RL terus semangat bersekolah," ujar Emil.

Sebelumnya, RL bercerita tak bisa ikut ujian praktik.

Bukan karena nilai atau persyaratan administrasi, tapi semata-mata hanya karena siswa tersebut belum membayar uang ujian praktek sebesar Rp 240 ribu.

Dinas Pendidikan Provinsi Riau langsung turun tangan atas kejadian seorang siswa SMK Negeri 1 Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau, yang tidak bisa ikut ujian karena belum membayar uang praktik.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Riau, Erisman Yahya, langsung mengambil tindakan dengan mencopot Pelaksana Harian (Plh) Kepala Sekolah (Kepsek) SMK Negeri 1 Bangun Purba, Habibi.

"Ya, Plh kepala sekolahnya kami copot," ucap Erisman kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Selasa (3/6/2026).

Erisman menegaskan tidak ada regulasi yang membolehkan sekolah melakukan pungutan terhadap peserta didik.

Sebab, pemerintah telah menyalurkan sejumlah bantuan keuangan, salah satunya dana BOS alias dana operasional sekolah.

"Sekolah sudah mendapat bantuan, kenapa masih membebani siswa. Jangan sampai ada lagi kejadian seperti ini," ucap Erisman.

Pihaknya juga menurunkan tim ke Rohul untuk menggali fakta yang dialami oleh siswa tersebut.

Baca juga: Bocah Hilang di Bengawan Solo Gresik, Jejak Sandal Ditemukan di Bantaran Sungai

Diberitakan sebelumnya, seorang siswa kelas satu SMK Negeri 1 Bangun Purba di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau, tidak bisa ikut ujian lantaran belum membayar uang praktik, Senin (2/6/2026).

Siswa berinisial RL terpaksa menggadaikan handphone-nya untuk membayar uang praktik agar bisa ikut ujian.

Abang kandung Resta, Arles Lubis, saat dikonfirmasi Kompas.com, membenarkan persoalan ini.

"Benar, adik saya tidak bisa ikut ujian karena belum bayar uang praktik Rp 240.000," akui Resta kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (3/6/2025), seperti dikutip TribunJatim.com, Rabu.

"Namun, kemarin saya dapat kabar guru sekolah sudah buat klarifikasi dan adik saya diikutkan ujian dan dapat nilai. Namun, kan klarifikasinya sore, sedangkan adik saya ujiannya pagi. Setelah heboh berita itu, baru adik saya bisa ujian," imbuhnya.

Lebih lanjut, Arles menjelaskan, RL pergi ke sekolah Senin pukul 07.00 WIB untuk melaksanakan ujian.

Namun, pada pukul 07.30 WIB, RL balik pulang meminta uang praktik kepada ibunya.

"Mamak (ibu) sedang tidak ada uang, jadi adik saya menangis tak bisa ikut ujian. Dia mau ikut ujian juga, tetapi tak ada duit kata mamak. Saya pun juga sedang enggak ada uang, gimana mau bantu. Kami lagi susah-susahnya," kata Arles.

Dalam kondisi menangis, sebut dia, RL pergi ke konter menggadaikan handphone-nya untuk membayar uang praktik supaya bisa ikut ujian.

Baca juga: Siswa SMKN Dapat Rp1 M Berhasil Buat Minyak Goreng Produksi Sendiri, Gubernur Siap Bangun Pabrik

ILUSTRASI UANG - Seorang siswa terpaksa menggadaikan ponsel demi mendapatkan uang untuk ikut ujian praktek di sekolah
ILUSTRASI UANG - Seorang siswa terpaksa menggadaikan ponsel demi mendapatkan uang untuk ikut ujian praktek di sekolah (TribunSolo.com)

Setelah menggadaikan handphone, RL kembali ke sekolah.

"Tapi pas sampai di sekolah, datang seorang gurunya bilang siapa yang memberi tahu ini ke wartawan, katanya. Adik saya jawab tidak tahu, mungkin abang yang kasih tahu wartawan. Duit (praktik) masih dipegang adik saya, terus guru ini kocar-kacir menelepon saya. Jadi, akhirnya adik saya bisa ujian, tak ada minta apa-apa lagi," ujar Arles.

Arles mengaku tidak ada niat untuk menjatuhkan atau menjelekkan sekolah.

Namun, lantaran adiknya tidak bisa ikut ujian hanya karena belum membayar uang praktik Rp 240.000.

Baca juga: Temukan Kejanggalan Soal Uang Sewa Gedung Desa, Warga Laporkan Sekdes Pulolor Jombang ke Polisi

Di sisi lain, pihak sekolah membantah bahwa siswa tidak bisa ikut ujian lantaran belum membayar uang praktik.

Hal ini disampaikan Habibi, selaku Pelaksana Harian (Plh) Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Bangun Purba.

"Kami mau memberikan klarifikasi kepada media, terkait informasi yang beredar bahwa siswa kami yang katanya disuruh pulang karena tidak bisa ikut ujian," ucap Habibi kepada wartawan di Rohul, Senin.

Habibi menyampaikan bahwa sekolah tidak pernah menyuruh siswa yang belum menyelesaikan administrasinya untuk tidak bisa ikut ujian.

"Buktinya ini sudah ada daftar nama dan nilai ujian anak kami RL. Jadi, sekali lagi kami tidak pernah menyuruh anak-anak pulang atau tidak ikut ujian karena belum melunasi administrasi," kata Habibi.

Kendati demikian, pihaknya menyampaikan permohonan atas kejadian tersebut.

----- 

Artikel ini telah tayang di tribunpariangan.com

Berita Jatim dan berita seleb lainnya.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved