Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Akhirnya Siswi yang Minum Pembersih Lantai Bisa Lanjut SMA, Dedi Mulyadi Tebus Ijazahnya Rp 2 Juta

Akhirnya, siswi yang nekat minum pembersih lantai ditolong Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com/ MUHAMAD SYAHRI ROMDHON - Instagram Dedi Mulyadi
GUBERNUR BANTU SISWI - (kanan) Dedi Mulyadi Gubernur Jawa Barat memberiikan penjelasan penanganan terhadap siswi yang minum pembersih lantai (kiri) melalui akun instagramnya pada Senin (9/6/2025) malam. Siswi berinisial MMH itu kini bisa melanjutkan SMA dan ijazahnya sudah ditebus. 

Faozan menjelaskan bahwa aksi minum cairan pembersih lantai ini dilakukan MMH di warung buah tempatnya bekerja sekitar pukul 23.30 WIB pada Jumat malam.

Setelah menenggak cairan berbahaya tersebut, MMH langsung menghubungi temannya karena tidak mampu menahan sakit.

Teman korban yang panik segera meminta bantuan warga untuk membawa MMH ke rumah sakit.

Korban langsung ditangani di UGD dan sempat dirawat di ruang ICU untuk mendapatkan penanganan intensif.

Setelah beberapa jam, MMH mulai sadar dan dipindahkan ke ruang rawat.

Faozan menjelaskan bahwa tindakan tersebut diambil MMH karena depresi akibat masalah keuangan.

MMH merasa uang yang diperolehnya dari bekerja sebagai penjaga warung buah di Pasar Kalitanjung Kota Cirebon tidak cukup untuk membiayai pendidikan di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota Cirebon.

"Korban depresi karena kemiskinan, dia tidak bisa melanjutkan SMA-nya. Dia sudah berusaha menjadi pelayan dan penjaga toko buah, tetapi upahnya tidak mencukupi karena dia hanya mendapatkan Rp 20.000 per hari," jelas Faozan, yang juga Ketua Asosiasi Advokat Indonesia Cirebon Raya.

Baca juga: Alasan Dedi Mulyadi Agar Siswa Terhindar PR dari Sekolah, Singgung Pengalaman Masa Lalu

Pendaftaran SMA yang diinginkan MMH sudah dekat dan ia merasa cemas akan segera tutup.

Pikiran yang berlebihan membuatnya stres, sehingga ia mencari jalan pintas dengan menenggak cairan pembersih untuk mengakhiri hidupnya.

Faozan menilai kondisi ini sangat ironis dan memprihatinkan.

Pasalnya, MMH adalah anak berprestasi yang merupakan santri putri di salah satu Pondok Pesantren di Kota Cirebon.

Ia dikenal pandai berpidato dalam bahasa Inggris dan memiliki kemampuan akademis yang baik.

MMH lulus dari pondok pesantren dan sempat bersekolah di salah satu SMA di Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon pada tahun 2024.

Namun, aktivitas belajarnya terhenti karena keterbatasan biaya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved