Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kades Edo Gugup Didesak Jual Rumah untuk Bayar Rp 290 Juta ke Peternak Sapi NTB, Minta Tolong Bupati

Masalah utang Kades Edo ke peternak sapi NTB Rp 290 juta belum juga selesai. Presenter Uya Kuya kini ikut membantu peternak bernama Fadil itu.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Youtube Uya Kuya TV - IST
UTANG KADES KE PETERNAK - Fadil peternak asal Nusa Tenggara Barat (NTB) mendesak Kepala Desa Mander, Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang, Banten, Edo Saefudin melunasi pembelian 16 ekor sapinya. Kini presenter Uya Kuya ikut membantunya. 

TRIBUNJATIM.COM - Masalah utang Kades Edo ke peternak sapi NTB Rp 290 juta belum juga selesai.

Presenter Uya Kuya kini ikut membantu peternak bernama Fadil itu.

Diketahui, Kepala Desa Mander, Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang, Banten, Edo Saefudin membeli 16 ekor sapi kepada Fadil, peternak asal Nusa Tenggara Barat (NTB) di tahun 2024.

Namun, hingga kini Edo belum melunasi pembayaran.

Fadil yang hadir dalam podcast Uya Kuya pun menceritakan sulitnya menagih utang Edo Saefudin sampai dirinya harus menghadapi tuntutan tanggung jawab dari sejumlah petani di kampung halamannya.
 
Uya Kuya pun langsung menghubungi Kades Edo Saefudin melalui panggilan telepon untuk menagih pelunasan 16 ekor sapi tersebut.

"Pak Edo ini saya Uya Kuya, ini gimana pak masalah sapi ini dengan pak Fadil ini, soalnya beritanya udah kemana-kemana," ujar Uya Kuya kepada Kades Mander, melansir dari TribunSumsel.

Edo menuturkan bahwa dirinya akan menghadap ke Bupati Serang, Ratu Rachmatuzakiyah, untuk memberikan konfirmasi sekaligus meminta bantuan.

"Iya saya besok mau menghadap Bupati Serang mau minta bantuan,"

"Ini mau diselesaikan masalah dengan pak Fadil ini kapan pak karena ini sapinya bukan sapi dia, ini sapi-sapi petani lain, dia merasa harus bertanggungjawab dan sampai gak berani pulang ke Bima gitu,"

"Iya saya tahu itu, gimana hasil besok aja saya ketemu bu bupati," beber Edo.

Baca juga: Kades yang Belum Bayar Rp290 Juta Tolak Ketemu Pedagang Sapi, Ngaku Uang Dollarnya Belum Jadi Rupiah

Disinggung Uya Kuya soal jaminan sertifikat rumah, Edo terbata-bata gelagapan mengaku akan melimpahkannya ke bupati Serang.

"Kan ada perjanjian surat tuh kalau bapak tidak membayar sapinya, bisa jual rumah, kenapa bapak gak jual rumah aja," 

"Iya, iya saya minta ini aja, saya mau ini, surat itu mau saya limpahkan ke bupati, saya coba permohonan saya aja besok," jawab Edo dengan gelagapan.

Anggota DPR RI dapil DKI Jakarta II ini pun meminta agar sang kades segera menyelesaikan pelunasan utang 16 ekor sapi tersebut.

"Saya kasihan dengan cerita pak Fadil, maksudnya saya minta gimana caranya bapak juga pasti kan ada jalan keluarnya kalau bapak gak bisa bayar sapi itu, ya rumah itu dijual segera pak," tegas Uya Kuya.

Baca juga: Bangun Kolam Renang di Desa hingga Rp1 M, Kades Suprapti Kini Ditangkap, Tak Masuk dalam RPJMD

Sebelumnya, Fadil yakin melakukan transaksi jual beli 16 sapi kepada Kades Edo lantaran dijaminkan berupa surat AJB rumahnya.

"Terus ada pernyataan hitam diatas putih, dengan pembelian 290 juta, minta waktu sampai 10 Agustus 2024, dan bangunan seluas 940 meter," kata Fadil, dilansir dari podcast di kanal Youtube Uya Kuya TV, tayang pada Kamis, (12/6/2025).

Namun, keberadaan Edo Saefudin bak ditelan bumi. 

Fadil mengaku kesulitan bertemu Kades tersebut lantaran jarang berada di rumahnya.

Komunikasi terakhir Edo dan Fadil pun berhenti sejak Mei 2025 lalu.

"Susah (komunikasi) karena bulan 1,2,3 itu jarang kalau WA jarang mau balas, karena telepon juga gak mau diangkat, karena baru viral ini aja saya telepon langsung diangkat," bebernya.

Edo Saefudin disebut sering menunda-nunda pembayaran dan berdalih tengah mencari pinjaman untuk pelunasan.

Selama proses tagihan itu, Fadil menyebut jika Edo kerap sesumbar mengaku memiliki teman pengusaha sapi hingga perusahaan batu bara.

"Alasannya selalu sama berusaha, berusaha terus, sedangkan dia janjikan saya yang pertama dia punya teman pengusaha sapi ribuan ekor, tinggal disuruh kesana ambil berapa ekor untuk nutupin ke saya, akhirnya cuma omong kosong," ungkap Fadil.

"Karena kata dia orang ini pernah dibantu pak kades waktu dia masih susah, sekarang jadi kaya," sambungnya.

"Kita bicara masih 2024, dia juga menjanjikan dia temannya pengusaha batu bara di daerah Ambon, dia mau minjamin duit karena pernah bantu pak kades ini, sampai saya ajak ketemu dia gak mau, katanya uangnya berupa dollar, dia minta waktu sampai setahun ini belum jadi rupiah-rupiah," ujar Fadil.

Baca juga: Alasan Kades Edo Belum Bayar Rp 290 Juta ke Pedagang Sapi Sejak 2024, Ngaku Terpuruk dan Minta Doa

Tak berhenti disitu, Fadil menyebut bahwa sang kades diduga memiliki komplotan untuk melakukan penipuan.

"Yang ketiga ini bagus lagi, kayaknya satu tim ini kompak sekali ngatur rencananya itu, ini mau jual tanah minta tanah pak lurah atau pak kades ini saya gak tahu, jadi yang membantu yang menyelesaikan ini ngomong ke saya janjinya sampai bulan 8, akhirnya saya telepon terus saya nagih janji, akhirnya dia geram dan itu juga omong kosong," terang Fadil.

Fadil mengaku hanya satu dari 16 sapi itu miliknya, sisanya hewan ternak dari petani di NTB.

Atas kejadian ini, hidup Fadil tak tenang karena ditagih tanggung jawab atas kerugian yang dialami para petani tersebut.

"Itu sapi orang semua bukan punya saya, saya punya disitu berangkat cuma satu saja," ungkap Fadil.

"Saya tuh emosi gak tenang karena saya dikejar-kejar terus, padahal saya gak makan uang itu, saya bingung juga, dari uang sekian kan saya udah bayar ke petani, cuma sisa kan tinggal sedikit, tapi petani tidak tahu menahu," sambungya dengan berderai air mata.

Baca juga: Tangis Pedagang 16 Ekor Sapinya Belum Dibayar dari Tahun 2024, Tagih Kades Lunasi Rp290 Juta

Diakui Fadil, dirinya mengaku rela mati lantaran sejak awal dirinya hanya sebagai perantara jual.

"Bukan saya yang jual sebenarnya, mangkanya saya bertahan mati pun saya siap, cuma saya kan gak enak, saya jaga harga diri saya, nama baik saya, keluarga saya," ujarnya.

"Mangkanya saya gak pulang kampung karena masih ada sangkut paut utang itu, fatal bagi saya karena pelihara setahun itu 3 ekor pak," kata Fadil.

Fadil sendiri memaklumi tuntutan tanggung jawab dari para petani, mengingat itu mata pencarian mereka.

Namun, banyaknya desakan tanggungjawab dari petani, membuat Fadil takut pulang ke kampung halamannya.

Bahkan, kata Fadil dirinya sampai mendapat ancaman akan dibunuh.

"Mau hujan panas kan mereka gak mau tahu itu sapi harus makan, mereka nuntut disitu pak, keringat mereka itu di saya, mangkanya saya menghindar saya takut," terangnya.

"Saya takut, mereka kan waktu itu ancam saya mau dibunuh sama mereka, saya sudah jelaskan ke mereka," bebernya sambil menangis.

Sejumlah petani dari NTB pun sampai mendatangi Fadil ke Bogor untuk meminta pertanggungjawaban.

Berita Lain

Imam Syahroni pemilik Peternak Bharoni Farm Kecamatan Kencong Jember, Jawa Timur memilih mengurangi stok sapi dan kambing menjelang Idul Adha 2025.

Peternak yang berada di Jember Selatan tersebut memiliki melakukan hal itu, karena harga sapi dan kambing anjlok menjelang perayaan hari raya kurban.

"Tahun ini harga sapi turun 5 persen di Kecamatan Kencong. Sementara harga kambing hancur hingga turun 30 persen dibanding tahun lalu," ujarnya, Jumat (30/5/2025).

Dia mengaku sementara ini hanya memiliki stok sapi sebanyak 50 ekor, yang berbobot 400-500 kilogram untuk kondisi ternak hidup.

"Sementara kambing kami hanya sediakan 50 ekor juga. Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan tahun lalu," ungkap Imam.

Menurutnya, hal itu karena peternakannya tidak bisa mengirim ternak dalam jumlah banyak di Jawa Barat, sebagai pasar utamanya.

Katanya, hal itu terjadi sejak di kawasan setempat banyak sapi terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada awal tahun ini.

"Biasanya kirim di wilayah jawa barat tiap jelang idul kurban antara 200-300 ekor, sekarang kisaran hanya 100 ekor dan itupun harganya turun," tuturnya.

Oleh karena itulah, Imam mengaku tidak mau menambah stok ternak kurban pada perayaan Idul Adha tahun ini, agar tidak membakar modal.

"Karena harganya turun dan pembeli juga agak sepi dibanding tahun lalu," ulasnya.

Baca juga: Kades Casmari Alasan Puyeng usai Nyawer di Diskotek, Ngaku Uangnya Sendiri dan Tak Pernah Ambil Gaji

Sementara, Kepala Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kecamatan Kencong drh. Dwi Astalia Zuanita mengaku terus melakukan pemeriksaan ternak di pasar hewan dan peternakan besar menjelang hari raya kurban.

"Setiap kunjungan kami juga berikan vitamin, kita cek semua tubuh sapi, sebagai antisipasi adanya penyakit," tanggapnya.

Zuanita mengungkapkan selama melakukan pemeriksaan ternak di kawasan Kecamatan Kencong, Umbulsari dan Jombang Jember belum ditemukan sapi terpapar PMK.

"Tidak ada satupun sapi di wilayah kami terjangkit PMK, ternak disini sehat semua dan layak di jual untuk lebaran kurban," ungkapnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved