Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Museum 13 di SDN Panjunan, Jadi Ruang Edukasi Hidup Pengembangan Geopark di Bojonegoro 

Di balik bangunan sederhana SDN Panjunan, Kecamatan Kalitidu, tersimpan kekayaan sejarah luar biasa yang menjadi salah satu titik penting

Penulis: Misbahul Munir | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/MISBAHUL MUNIR
MUSEUM - Tim Verifikasi Geopark Nasional (VGN) saat mengunjungi Museum 13 yang berlokasi di SDN Panjunan Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro. Mereka melihat berbagai koleksi fosil-fosil paleontologi, termasuk fragmen gading dan tulang gajah purba. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Misbahul Munir

TRIBUNJATIM.COM, BOJONEGORO - Di balik bangunan sederhana SDN Panjunan, Kecamatan Kalitidu, tersimpan kekayaan sejarah luar biasa yang menjadi salah satu titik penting dalam pengembangan Geopark Bojonegoro.

Museum 13, yang dikelola langsung oleh pihak sekolah, menjadi salah satu destinasi yang dikunjungi Tim Verifikasi Geopark Nasional (VGN).

Museum 13 bukan sekadar ruang penyimpanan benda bersejarah. Tempat ini adalah ruang edukasi hidup dan labolatorium benda bersejarah bagi generasi muda tentang pentingnya menjaga warisan geologi dan budaya.

Saat kunjungan berlangsung, Tim VGN disambut dengan presentasi istimewa oleh Cantika, siswi kelas 4 SDN Panjunan, yang menjelaskan asal-usul dan filosofi museum tersebut.

“Angka 13 berasal dari penemuan fosil gajah ke-13 oleh komunitas warga. Tapi lebih dari itu, secara filosofis, angka 1 melambangkan Tuhan Yang Maha Esa, dan angka 3 melambangkan siklus kehidupan: lahir, hidup, dan mati,” ujar Cantika, pada Senin (16/6/2025).

Baca juga: Mantan Wakil Bupati Bojonegoro Geregetan Kasus Dugaan Korupsi BKKD di Sugihwaras Terkesan Mandek

Museum 13 menyimpan ratusan koleksi menarik, antara lain, beberapa artefak arkeologi berupa peninggalan peradaban masa lalu.

Kemudian, fosil-fosil paleontologi, termasuk fragmen gading dan tulang gajah purba. Selain itu ada pula batuan geologi, yang memperlihatkan potensi alam Bojonegoro sebagai wilayah kaya geodiversitas.

Keunikan Museum 13 tidak hanya terletak pada koleksinya, tetapi juga pada pengelolaan yang dilakukan oleh komunitas sekolah.

Para siswa dilibatkan dan diperkenalkan dalam pembelajaran secara langsung dalam penelitian benda prasejarah hingga pengelolaan musium.

Mereka juga aktif terlibat sebagai pemandu musium dan promosi museum, menjadikannya contoh nyata integrasi pendidikan dengan pelestarian budaya dan alam.

Usai kunjungan ke Museum 13, rombongan Tim VGN melanjutkan perjalanan ke sejumlah titik geopark lainnya. Mereka mengunjungi sentra pembuatan ledre di Desa Purwosari, makanan khas Bojonegoro yang berbahan dasar pisang raja, kemudian singgah di Kampung Samin, Desa Jepang, Kecamatan Margomulyo.

Baca juga: JATIM TERPOPULER: Suami di Bojonegoro Hancurkan Mobil Istri - Pak RW Jember Tewas Dibunuh Anaknya

Di sana, mereka mendapat sambutan hangat dari masyarakat Samin yang memegang teguh nilai-nilai kejujuran dan kesederhanaan.

Kunjungan ditutup di sentra kerajinan akar tunggak Paguyuban Jati Aji, Desa Geneng. Dari tangan kreatif warga yang dulunya hanya mengumpulkan kayu bakar, kini lahir karya seni bernilai tinggi yang memperkuat identitas lokal Bojonegoro.

Kehadiran Tim VGN ini merupakan bagian dari proses revalidasi Geopark Nasional Bojonegoro menuju pengakuan sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp).

Penilaian mencakup tiga pilar utama: pelestarian geologi, edukasi publik, dan pengembangan ekonomi masyarakat berbasis wisata berkelanjutan.

Dengan peran aktif sekolah seperti SDN Panjunan melalui Museum 13, Bojonegoro menunjukkan bahwa pelestarian warisan alam dan budaya dapat tumbuh dari akar pendidikan sejak dini.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved