Berita Kuliner
Soto Dahlok Jember Punya Cita Rasa Khas, Berdiri Sejak 1958, Jadi Langganan Pesohor
Berkunjung ke Kabupaten Jember Jawa Timur tidak lengkap rasanya bila belum mencoba menikmati wisata kuliner legendarisnya bernama Soto Dahlok.
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Berkunjung ke Kabupaten Jember Jawa Timur tidak lengkap rasanya bila belum mencoba menikmati wisata kuliner legendarisnya bernama Soto Dahlok.
Kuliner legendaris di Jalan Fatahilah Terletak di Jalan Fatahilah, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kaliwates Jember ini sudah berdiri 1958.
Meski kondisi warungnya cukup sederhana, kuliner ini konon sudah menjadi langganan pesohor seperti Sujiwotejo.
Soto Ayam yang dikelola Agus Subiantoro dan Dwi Sugiarto tersebut memiliki cita rasa khas, karena mereka memiliki resep khusus yang diwariskan oleh kakeknya agar digemari para konsumen khususnya warga Jember.
Tampak, lokasi warung soto tersebut berada di kawasan kota dan hanya berjarak kisaran 100 meter dari Alun-alun Kabupaten Jember.
Baca juga: Puluhan Warga Keracunan Massal, Camat Sumbergempol Tulungagung Soroti Menu Soto dalam PMT Posyandu
Agus Subiantoro, Pengelola Warung Soto Dahlok Jember mengungkapkan tokoh masyarakat Sujiwotejo juga kerap mengunjungi warungnya, ketika pulang kampung di Kabupaten Jember.
"Sujiwo Tejo itu sering datang sini, pasti mampir di sini kalau ada di Jember," ujarnya, Senin (23/6/2025).
Selain budayawan tersebut, Agus mengatakan artis terkenal seperti Asmiranda juga pernah mencicipi kuliner legendaris milik kakeknya tersebut.
Baca juga: Pendapatannya Rp 11 Juta Sehari, Haritsah Penjual Soto Gratiskan 650 Porsi Tiap Selasa: Amalan Rutin
Lebih lanjut, katanya, beberapa kepala daerah Jember lintas generasi juga mencicipi kulinernya, mulai Bupati MZ Djalal, Faida, Hendy Siswanto hingga Muhammad Fawait.
Menurutnya, hal ini karena racikan bumbu Soto Dahlok diwariskan kakeknya, agar cita rasa kuliner ini bisa tetap terjaga.
"Salah satunya dengan tidak mengunakan koya sebagai penyedap, tetap memperbanyak bawang putih bawang merah supaya kuahnya tetap segar," imbuh Agus.
Baca juga: Telanjur Bikin Surat Wasiat Ngaku Lompat dari Jembatan, Pria ini Malah Ditemukan di Warung Soto
Selain itu strategi bisnis yang diajarkan kakeknya adalah dengan memberikan pelayanan ramah terhadap konsumen. Kata dia, supaya mereka bisa kembali berkunjung di warungnya.
Sementara kulinernya ini menjadi jujugan para bupati lintas generasi. Katanya, hal ini berkat kelihaian kakeknya dalam membangun relasi dengan pejabat Pemerintah Daerah (Pemda) Jember saat merintis usaha.
"Karena dulu awalnya kakek ini banyak relasi di pemda. Jadi beliau semacam promosi penawaran gitu, kalau mau datang itu bisa di sini. Seperti itu pemasarannya.” ungkapnya.
Baca juga: Warung Soto dan Toko Anyaman di Jombang Terbakar, Warga Ungkap Sosok Misterius Berhelm Teropong
Mengingat di tahun itu, dia menjelaskan kakek- neneknya baru berhijrah dari Jombang ke Kabupaten Jember guna merintis usaha soto ayam di kota yang kala itu masih berkembang.
"Jadi awal tahun 58, kakek nenek merintis soto ayam di Jember karena beliau-beliau hijrah ke Kota Jember untuk merintis usaha ini," tutur Agus mengenang kisa kakek dan neneknya.
Dua tahun merintis usaha, kata Agus, Bupati Jember pertama Abdul Hadi memberikan tempat khusus terhadap kakeknya, sebagai lokasi jualan tepatnya pada 1960.
"Pemberian lokasi strategis ini menjadi titik balik yang mengantarkan Soto Dahlok menjadi legenda kuliner Jember," ulas Agus.
Sementara istilah Dahlok sendiri, kata dia, merupakan julukan yang diberikan oleh para konsumen sendiri dari nama toko optik di Jalan Sultan Agung Jember.
"Soalnya dulu jualannya dibelakang toko optik bernama Dahlok, sejak itu orang-orang nyebutnya Soto Dahlok saat mau makan," tuturnya.
Sebatas informasi, pengelola Soto Dahlok sekarang merupakan generasi ketiga dari pendiri awal, resep kuliner ini sengaja diwariskan secara turun temurun.
Sementara untuk harga satu porsi Soto Dahlok ukuran bisa Rp 14.000, sedangkan paling mahal kisaran Rp 30.000 per porsi.
Menikmati Kuliner Lamb Tagine Kaya Rempah, Pilihan Menu Otentik Lebanon di Surabaya |
![]() |
---|
Chef Vindex Tengker Bagikan Cara Memasak Iga Bakar Empuk Bumbu Meresap Umami |
![]() |
---|
Inilah Waktu Terbaik Menyantap Sashimi, Kuliner dengan Kesegaran Ikan Salmon |
![]() |
---|
Kecap Korma Klaim Sukses Bertahan di Era Globalisasi, Kualitas dan Gizi jadi Kunci |
![]() |
---|
Tahu Gimbal Rahayu Khas Semarang Sejak 1980, Pertahankan Keaslian Resep dari Ibu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.