Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Bisnis

Cerita Warga Pulau Mandangin Soal Manfaat Gedung Serba Guna dan Produk UMKM

Pagi itu, Selasa (17/6/2025) Tim SKK Migas dan HCML bergegas menuju dermaga pelabuhan Sampang Pulau Madura Jawa Timur.

Editor: Sudarma Adi
ISTIMEWA
VISIT - Pagi itu, Selasa (17/6/2025) Tim SKK Migas dan HCML bergegas menuju dermaga pelabuhan Sampang Pulau Madura Jawa Timur. 

Menurut Rizkia, untuk menghasilkan produk olahan makanan yang sehat dan kemasan yang bagus, dirinya dan beberapa anggota dibina selama 4 (empat) hari oleh HCML. 

“Kami diberikan kesempatan untuk eksplore produk olahan ini, “ Kata Rizkia bersemangat. 

Rizkia dan anggotanya mengaku, sebelumnya juga mendapatkan pembinaan mengelola UMKM dari Medco Sampang (santos-red).

Rizkia dan warga Pulau Mandangin berharap pembinaan produk olahan makanan ini, bisa terus berlanjut dan terus mendapatkan pembinaan agar produk-produk olahanan makanan warga Pulau Mandangi bisa bersaing ditingkat nasional.

Sambal Khas Pulau Mandangin

Setelah menikmati produk olahan makanan milik warga Pulau Mandangin, kamipun diajak makan siang di salah satu rumah warga, yaitu Haji Muwafiq.

Kamipun disambut dengan senyum yang sangat ramah, diajak ngobrol santai, penerimaan yang luar biasa di rumahnya yang sejuk dan nyaman. Tak lupa, siang itu disajikan menu khas hidangan ikan dan sayur oyong.

“Ayo tambah lagi pak, ini ikannya seger-seger loh, “ kata Haji Muwafiq Pemilik rumah. 

Haji Muwafiq adalah warga asli penduduk Pulau Mandangin. Sejak kecil hingga memiliki cucu, dirinya sangat mengetahui kondisi Pulau Mandangin,

“Dulu tahun 87’an kalau mau makan ikan krapu tinggal serok aja karena ada ditepi pantai yang berkarang di pulau ini, “ kata Haji Muwafiq. 

Di rumah Haji Muwafiq, kami menemui anaknya, yang juga ibu muda bernama  Diana Savitri (26) dan suaminya, Burhan. Keduanya adalah penerima manfaat PPM (Program Pengembangan Masyararakat) SKK Migas – HCML dan Medco Sampang,  produknya sambal khas pulau Mandangin. 

Produk sambal kemasan ini, tidak hanya dinikmati warga Pulau, tapi juga dijual dan dipesan pembeli dari berbagai wilayah seperti Surabaya, Malang, Jakarta, Jawa barat, bahkan ke Bali.

Dengan senyum ramah, kami menemui Diana Savitri dan suaminya, Burhan. secara lancar dirinya menceritakan proses bisnis sambal.

Baca juga: Cuaca Sampang Tak Menentu, Petani Manfaatkan Momen Kembali Menanam Padi ke-3 Kalinya

“Sebelum ada pelatihan kita melakukan pembuatan atau peking sambal dilakukan tradisional, namun setelah dilakukan pelatihan ada perkembangan ke arah yang lebih baik, “ kata Diana Savitri. 

Menurut Diana, meningkatnya jualan sambal ini sempat membuat dirinya kewalahan karena tingginya pesanan keluar pulau, apalagi ia baru melahirkan anak pertama.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved