Jatim Produksi 81.133 Ton Kopi Setahun, Tembus Pasar Ekspor dengan Communal Branding
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membeberkan kekuatan Jatim di sektor perkebunan khususnya untuk komoditas kopi.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Fatimatuz Zahroh
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membeberkan kekuatan Jatim di sektor perkebunan khususnya untuk komoditas kopi.
Ia menegaskan bahwa Jatim menjadi provinsi dengan produksi kopi tertinggi di pulau Jawa. Produksi kopi Jatim selama tahun 2024 mencapai 81.1333 ton dalam setahun.
Pasar global yang begitu besar untuk kopi menjadi ladang yang tentunya sangat strategis untuk digarap. Namun Khofifah mengatakan bahwa jika mengandalkan produksi hanya satu wilayah, kerap kali tak mampu memenuhi permintaan pasar.
Untuk itu, Khofifah menyampaikan ia punya strategi jitu yang bisa mengantarkan produk kopi unggulan Jatim menembus pasar global. Strategi yang dimaksud adalah communal branding.
“Jadi kami punya Communal Branding. Di sini brandnya sudah sama sehingga kalau kita ekspor ini relatif memenuhi permintaan pasar yang besar. Jadi kopinya dari banyak daerah tapi punya satu brand,” tegas Khofifah, Kamis (26/6/2025).
Satu brand yang dimaksud adalah Javeast Coffee. Brand tersebut merupakan merek dagang yang digunakan untuk memasarkan hasil kopi petani dari tiga kabupaten. Yaitu Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, kemudian Desa Wonosalam, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, serta Desa Kare, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun.
Dengan strategi ini, Khofifah optimistis kopi Jawa Timur bisa menguasai pasar dunia. Hal itu turut didukung dengan fakta bahwa Jawa Timur merupakan provinsi penghasil kopi terbesar keempat nasional dan terbesar se Jawa.
“Berdasarkan data dari Ditjen Perkebunan Kementan RI produksi kopi Jatim di tahun 2024 yaitu sebanyak 81.133 ton,” tegas Khofifah.
Ia melanjutkan, dengan potensi produksi serta permintaan pasar ekspor yang sangat besar dikatakannya jumlah permintaan pasar masih belum mampu tercukupi. Karena selama ini pasar ekspor melalui Communal Branding Jatim sebagian besar berasal dari Kopi Kare Madiun, Kopi Wonosalam Jombang dan Kopi Silo Jember.
Salah satu potensi produksi kopi Jatim yang digadang bisa dimasukkan dalam communal branding adalah perkebunan kopi yang ada di Kabupaten Bondowoso yang terkenal sebagai Republik Kopi. Khofifah menyebut produksi kopi di Bondowoso tersebut digadang dapat membantu memenuhi permintaan pasar ekspor.
Tidak hanya itu, Gubernur Khofifah juga menyebut bahwa di wilayah Bondowoso telah banyak terdapat industri rumahan pengolahan kopi utamanya untuk processing.
Seperti yang ada di Kampung Arab Bondowoso, dimana produk olahan kopinya sudah ditambahkan Jahe dan rempah-rempah lainnya, karena memang sudah punya pasar tersendiri.
“Di Bondowoso sendiri kita sudah banyak Pilot Project untuk processing. Oleh sebab itu, jika nanti ingin melakukan processing sendiri atau masalah pasar, Insya Allah Pemprov siap memfasilitasi,” tegas Khofifah
Satpam Masjid Curiga Muda-mudi Janjian di Masjid, Wanita Mendadak Masuk Mobil: Digerebek |
![]() |
---|
Pedagang Pasrah Lihat Gerobaknya Dibakar, Sempat Tagih Kekurangan usai Pemuda Cuma Bayar Rp 10.000 |
![]() |
---|
Jeritan Siswa SMK saat Sekolahnya Ambruk, Atap Sisa Rangka Bangunan: Kayak Mimpi |
![]() |
---|
Perjalanan Dylan dan Davin di DBL Surabaya Mengharumkan Nama Petra 5 meski Tak Jadi Pemain lagi |
![]() |
---|
Alvi Mantan Jagal dan Santri yang Tega Mutilasi Pacar, Dipicu Sakit Hati hingga Masalah Ekonomi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.