Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Ibu Tunggal Hidupi 8 Keponakan & Cucunya di Rumah Reyot, 2 Guru Tergerak Membantu, Sisihkan Rezeki

Dua guru rela meluangkan rezekinya dan waktu di luar jam mengajar untuk membantu ibu tunggal yang tinggal di rumah reyot.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/DOK Guru Heribertus Minggus
SOSOK INSPIRATIF GURU - Guru Heribertus Minggus bersama Mama Maria Sisilia Regi (53) di depan rumah reyot di Kampung Leke, Kelurahan Tanah Rata, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, Kamis (26/6/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Aksi kemanusiaan yang dilakukan Heribertus Minggus dan Elias Lema Tobi, dua guru dari SDN Sare, Desa Komba, Kecamatan Kota Komba, inspiratif.

Mereka meluangkan rezekinya dan waktu di luar jam mengajar untuk membantu Maria Sisilia Regi (53), yang akrab disapa Mama Sisi.

Mama Sisi merupakan seorang ibu tunggal yang tinggal di rumah reyot berukuran 2x3 meter.

Baca juga: Sagriyah Tertipu Beli Rumah Cessie Rp520 Juta, Penjual Siap Kembalikan Uang Ganti Rugi Total Rp1,5 M

Ia tinggal bersama delapan keponakan dan cucunya di Kampung Leke, Kelurahan Tanah Rata, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Melansir Kompas.com, Mama Sisi hidup sendiri setelah suaminya meninggal beberapa tahun lalu.

Rumahnya yang sederhana terletak di pinggir jalan Transflores Waelengga-Ruteng, berdinding bambu, atap seng karat, dan lantai tanah.

Bagian dalam rumah ditutup terpal untuk melindungi dari hujan.

"Saya pertama kali mendengar kisah pilu Mama Sisi dari warga," kata Minggus kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (26/6/2025).

"Setelah memastikan sendiri kondisinya, hati saya tergerak," imbuhnya.

Untuk menghidupi delapan keponakan dan cucunya, Mama Sisi berjualan keliling di Kota Borong, ibu kota Manggarai Timur.

Setiap pagi, ia berangkat pukul 06.00 atau 07.00 WITA dengan angkutan desa.

Mama Sisi menjajakan berbagai komoditas seperti buah pepaya, kelapa, daun sere, kemangi, ubi jalar, hingga ubi kayu.

Ia berjalan kaki dari toko ke toko, membawa bakul di kepala, dan pulang sekitar pukul 13.00 atau 14.00 WITA.

Tak jarang, ia tertinggal angkutan karena masih berkeliling.

Jika dagangannya laku, ia membeli 1-2 kg beras untuk makan malam bersama keluarganya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved