Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tumini Diusir setelah Tinggal di WC Umum 15 Tahun, Camat Janjikan Gerobak Jualan, Lurah: Ikhlas Ya

Sejak tahun 2010, Tumini mengelola dan tinggal di ponten umum taman milik perusahaan Jasa Tirta, Taman Lumumba atau Taman Ngagel Tirto Surabaya.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com/IZZATUN NAJIBAH
TINGGAL DI WC UMUM - Sosok Tumini (47) yang kini dilarang Kelurahan Ngagel, Surabaya, Jawa Timur untuk menjadikan ponten umum sebagai tempat tinggal. Tumini selama 15 tahun mengelola dan tinggal di toilet umum Taman Lumumba atau Ngagel Tirto Surabaya. 

TRIBUNJATIM.COM - Tumini (47), yang tinggal di WC umum selama 15 tahun kini diusir.

Sejak tahun 2010, Tumini mengelola dan tinggal di ponten umum taman milik perusahaan Jasa Tirta, Taman Lumumba atau Taman Ngagel Tirto Surabaya.

Belakangan, Tumini juga membuka warung hingga akhirnya kisahnya viral di media sosial.

Namun sejak itu, perabotan Tumini di ponten dibersihkan oleh Satpol PP dan jajaran terkait Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pada Rabu (2/7/2025).

Selama ini, Tumini mendapatkan biaya kebutuhan hidup dari pengguna atau warga yang menggunakan ponten umum tersebut.

Agar Tumini bisa kembali produktif, Lurah Ngagel Juanedi memberikan penawaran supaya Tumini bisa berjualan dalam kegiatan kelurahan, misalnya senam lansia di saat weekend di Taman Asreboyo.

“Kami ada pemberdayaan UMKM. Kadang kami punya event, kalau mau ikut silakan. Atau pas senam lansia di Taman Asreboyo, ibunya bisa jualan di situ, silakan,” terangnya, melansir dari Kompas.com.

Selain itu, Tumini dijanjikan oleh Camat Wonokromo untuk bantuan gerobak usaha dan modal untuk mengganti pekerjaan.

Merespons hal itu, Junaedi akan berkoordinasi lebih dulu dengan pihak kecamatan.

“Ya kalau pakai rombong, kami sampaikan harus hati-hati, jangan di jalan-jalan besar. Karena sama, di sana nanti bisa dibawa Satpol PP,” ungkapnya.

Baca juga: 15 Tahun Tinggal di WC Umum dan Buka Warung, Tumini Bayar Sewa Rp 1 Juta Setahun, Kini Cemas Diusir

Terpisah, Tumini berharap agar bantuan gerobak dan modal usaha segera terealisasi.

Rencananya, apabila sudah mendapat bantuan gerobak dan modal usaha, dia berencana membuka warung menjajakan aneka minuman kemasan dan kopi.

“Jual es rentengan, kopi, mie, gorengan-gorengan gitu enak. Kalau awal-awal mungkin sepi nanti kalau lama tambah apa gitu makanan yang dijual. Pokoknya enggak di pinggir jalan,” pungkas Tumini.

Lurah Ngagel, Junaedi mengaku pernah memperingatkan Tumini agar tidak menjadikan tempat tersebut sebagai hunian sejak sebelum viral.

“Awalnya dulu kami melakukan monitoring sampah pembersihan di wilayah itu. Bu Tumini ini sebenarnya sudah kami komunikasikan secara humanis sebelum viral,” katanya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved