Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tumini Diusir setelah Tinggal di WC Umum 15 Tahun, Camat Janjikan Gerobak Jualan, Lurah: Ikhlas Ya

Sejak tahun 2010, Tumini mengelola dan tinggal di ponten umum taman milik perusahaan Jasa Tirta, Taman Lumumba atau Taman Ngagel Tirto Surabaya.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com/IZZATUN NAJIBAH
TINGGAL DI WC UMUM - Sosok Tumini (47) yang kini dilarang Kelurahan Ngagel, Surabaya, Jawa Timur untuk menjadikan ponten umum sebagai tempat tinggal. Tumini selama 15 tahun mengelola dan tinggal di toilet umum Taman Lumumba atau Ngagel Tirto Surabaya. 

Seketika itu, Junaedi memperingatkan bahwa fasilitas umum dilarang dipakai sebagai tempat tinggal.

“Kami bilang, nanti akali seandainya ada perencanaan atau penertiban, njenengan (kamu, Tumini) ikhlas ya. Ternyata ponten tersebut ramai di instagram,” imbuhnya.

Baca juga: Sosok Suami Tumini yang 15 Tahun Tinggal Ponten Umum, Nasib Kini Harus Pindah, Bakal Dapat Bantuan

Oleh sebab itu, dia menegaskan kembali kepada Tumini bahwa tempat tersebut haris steril, tidak digunakan sebagai tempat tinggal dan warga yang menggunakan ponten tidak dipungut biaya.

“Sudah kosong kan (perabot Tumini). Kemudian tadi kami tinjau lagi, kami tambahi, ponten tersebut ada di taman itu sifatnya gratis,” ungkapnya.

Junaedi juga menekankan bahwa di lokasi tersebut tidak ada keterangan tarif yang harus dibayar oleh pengguna ponten.

“Apakah ada misal buang air kecil bayar sekian gitu, tidak ada karcisnya juga kan,” imbuhnya.

Jika sudah disterilkan penuh, pihaknya berencana menutup tulisan ponten umum di dinding dengan cat agar tidak disalahpahami oleh masyarakat.

Kendati demikian, dia juga menegaskan bahwa Tumini boleh singgah di area Taman Lumumbu sebagai hak warga untuk menikmati fasilitas umum. Namun, Tumini dilarang menjadikan lokasi itu sebagai tempat tinggal.

“Kalau dia tinggal lagi di ponten, insyaAllah kami akan melakukan penindakan kepada beliaunya,” pungkasnya.

Baca juga: Tumini Diusir dari WC Umum usai Tinggal 15 Tahun, Minta Ganti Rugi, Dulu Pasang Pompa Air Rp1,5 Juta

Sementara itu, Tumini pasrah dan tidak masalah untuk mengosongkan ponten umum dari perabotannya.

“Keputusannya dikosongkan saja. Kan sudah steril. Kata Pak Lurah, karena ini ponten umum jadi digratiskan. Yang bersih-bersih nanti jadi tugas petugas taman,” kata Tumini.

Namun, dia mengeluhkan pendapatannya sehari-hari bila toilet tersebut digratiskan. Sementara biaya listrik dan pompa air dia yang tanggung.

“Tapi katanya minta digratiskan. Kalau digratiskan saya nunggu dapat apa. Barangkali bisa dilanjutkan karena sudah dibersihkan (barang-barangnya),” pungkasnya.

Dia berharap mendapat bantuan usaha gerobak dan modal supaya produktif mencari uang.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved