Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Dedi Mulyadi Prihatin Gaji Honorer Lebih Rendah Dibanding Penjual Gorengan: Seminggu Saja

Menurut Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, gaji honorer bahkan lebih kecil dibanding orang yang jualan gorengan.

Editor: Torik Aqua
Tribunnews.com/Mario Christian Sumampaow
NASIB HONORER - Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak didampingi Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi saat melihat hasil panen cabai di kawasan Agroforestry Gunung Hejo, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (5/7/2025). Dedi Mulyadi singgung tenaga honorer. 

Menurutnya, daerahnya punya potensi besar untuk mengembangkan ekonomi berbasis pariwisata dan pertanian, terutama bagi anak muda.

“Pertanian harus kita optimalkan. Sekarang sudah mulai kelihatan hasilnya, tapi masih banyak yang harus dikejar,” ujarnya.

Ia berharap langkah ini bisa jadi solusi untuk mengatasi tingginya angka pengangguran dan kemiskinan struktural, sekaligus memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat desa.

Bakal sulap bangunan terbengkalai

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kini ingin mengubah bangunan terbengkalai era Belanda menjadi hotel wisata alam terpadu.

Ada sejumlah bangunan terbengkalai peninggalan VOC yang bisa dimaksimalkan.

Menurutnya, konsep tersebut bisa memperkuat ekonomi daerah dan juga menjaga warisan budaya.

Konsep yang ditawarkan adalah pariwisata berbasis lanskap dan kearifan lokal akan memperkuat ekonomi daerah sekaligus menjaga warisan budaya.

Baca juga: Tantangan Dedi Mulyadi untuk Wali Kota Bandung, Bongkar Proyek Peninggalan Ridwan Kamil: Kapan?

Rencana itu diungkapkan Dedy saat mendampingi Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak meninjau kawasan Agroforestry Gunung Hejo, Purwakarta, Sabtu (5/7/2025).

"Dan kita berencana merenovasi rumah-rumah tua peninggalan perkebunan zaman VOC karena itu sangat baik untuk pengembangan industri pariwisata," ujar Dedy dalam sambutannya.

Menurutnya, bangunan tua yang tersebar di wilayah perkebunan Purwakarta, Subang, Pangalengan, hingga Ciwidey, lebih cocok dimanfaatkan sebagai rumah singgah atau hotel bernuansa heritage, ketimbang membangun vila baru.

“Sebenarnya rumah-rumah tua di perkebunan itu, daripada bangun vila-vila baru, sebenarnya itu bisa menjadi rumah singgah atau dikerjasamakan dengan pengembang perhotelan,” tuturnya.

Guna mendukung ekosistem wisata berkelanjutan, Dedy juga mendorong penanaman komoditas strategis seperti teh, karet, dan kopi di kawasan-kawasan tersebut.

Untuk jangka pendek, fokus penanaman akan dimulai dari tanaman pangan seperti jagung, cabai, dan padi.

“Nah, ini yang dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang nanti mereka akan tumbuh termasuk di perkebunan teh. Saya menawarkan untuk ditanami sebagian dengan kopi. Jadi teh dengan kopi selingannya,” katanya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved