Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Dedi Mulyadi Prihatin Gaji Honorer Lebih Rendah Dibanding Penjual Gorengan: Seminggu Saja

Menurut Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, gaji honorer bahkan lebih kecil dibanding orang yang jualan gorengan.

Editor: Torik Aqua
Tribunnews.com/Mario Christian Sumampaow
NASIB HONORER - Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak didampingi Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi saat melihat hasil panen cabai di kawasan Agroforestry Gunung Hejo, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (5/7/2025). Dedi Mulyadi singgung tenaga honorer. 

"Namun, proses pelepasan aset tidak semudah itu," jelas Farhan di kesempatan yang sama, Rabu, dilansir Kompas.com.

"Kemungkinan (dibongkar), tetapi itu baru usul dari Pak Gubernur, saya mesti menjalani dulu proses administrasi yang tidak sederhana dan panjang," imbuh dia.

Farhan lantas menambahkan, ia akan berkomunikasi dengan sejumlah pihak sebelum Teras Cihampelas dibongkar.

Sebagai langkah awal, Farhan akan meminta Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) untuk membersihkan fasilitas dan vandalisme yang merusak pandangan di Teras Cihampelas.

Lalu, mengutus Dinas Perhubungan agar memasang penerangan jalan.

"Sambil menunggu usulan-usulan lainnya, karena saya mesti bicara dengan DPRD, saya mesti bicara dengan Badan Keuangan dan Aset Daerah, yang akan kami lakukan satu, Satpol PP standby 24 jam untuk keamanan," ungkapnya.

"DSDABM akan memperbaiki toilet, membersihkan segala macam vandalismenya."

"Kemudian dari Dinas Perhubungan akan memasang penerangan jalan lingkungan plus pedestrian di bawah sehingga tidak gelap dan (bau) asam," pungkas Farhan.

PKL Protes

Wacana pembongkaran Teras Cihampelas mendapat protes dari pedagang kaki lima (PKL) setempat.

Seorang PKL, Taufik Budi Santoso, menyarankan agar Teras Cihampelas ditata kembali alih-alih dibongkar.

Ia mengakui suasana Teras Cihampelas memang kumuh karena banyaknya vandalisme.

"Buat apa dibongkar, sudah ditanggung. Mendingan ditata lagi saya biar lebih nyaman," kata Taufik, Kamis (3/7/2025), masih dari Kompas.com.

"Ya sangat disayangkan sekali Teras Cihampelas yang dulu bersih sekarang banyak gambar-gambar kaya gini, jadi enggak enak dilihat. Mudah-mudahan ke depan bisa rapi lagi," imbuh dia.

Terpisah, pedagang nasi ayam goreng, Aan Suherman, menolak keras wacana pembongkaran Teras Cihampelas.

Sebab, selama berjualan di kawasan itu, Aan meraup omzet yang tak sedikit.

Dalam sehari, ia bisa mendapatkan Rp800 ribu, bagkan Rp1,5 juta jika suasana ramai.

Karena itu, Aan enggan harus pindah tempat berjualan apabila Teras Cihampelas dibongkar.

"Alhamdulillah saya banyak pelanggan dari karyawan yang kerja di Cihampelas Walk (Ciwalk) sama kantor-kantor lain seperti PT KAI," ungkap Aan, Kamis.

"Enggak perlu dibongkar, kalau dibongkar saya mau pindah ke mana, langganan saya sudah pada tahu di sini," keluhnya.

Seperti Taufik, pedagang dan Bendahara Koperasi Paguyuban Pedagang Teras Cihampelas, Irahayu, juga menyarankan agar dilakukan penataan ulang saja.

Sebab, jumlah pengunjung di Teras Cihampelas sudah mulai meningkat.

Saat ini, dari 191 kios yang ada di Teras Cihampelas.

Dari jumlah itu, hanya 32 pedagang yang tetap bertahan.

Irahayu menambahkan, banyak pedagang yang bangkrut sejak pandemi Covid-19, sehingga tidak memiliki modal untuk membuka kios.

"Mending uang buat bongkarnya dikasihin ke ibu-ibu yang jualan di sini."

"Pak Dedi, Pak Farhan, tolonglah lebih bijaksana, kami dari awal pembangunan sudah berjuang dan bertahan di sini, jadi mohon dipertimbangkan lagi (pembongkaran)" tandasnya.

Sebagai informasi, Teras Cihampelas dibangun pada September 2016, ketika Ridwan Kamil masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung.

Proyek itu diketahui memakan biaya hingga Rp48 miliar.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved