2,98 Juta Warga Surabaya Sudah Masuk DTSEN, Target Sinkronisasi Data Rampung Pertengahan Juli 2025
Program data tunggal di Surabaya nyaris tuntas. Setelah nantinya sinkronisasi data tersebut selesai dilakukan, maka selanjutnya akan menjadi percontoh
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Koloway
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Program data tunggal di Surabaya nyaris tuntas. Setelah nantinya sinkronisasi data tersebut selesai dilakukan, maka selanjutnya akan menjadi percontohan nasional.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), dari data 3,04 juta penduduk Surabaya berdasarkan data platform Wargaku, sebanyak 2,98 juta (97 persen) telah padan dengan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Ditargetkan, seluruh sinkronisasi data tersebut akan selesai pada pertengahan Juli mendatang.
Kepala BPS RI Amalia Adininggar Widyasanti mengapresiasi capaian tersebut. Sejak Surabaya ditetapkan sebagai percontohan nasional dalam pelaksanaan DTSEN akhir Mei lalu, percepatan terus dilakukan.
"Ini kali pertama kami lakukan update DTSEN dari bawah. Jadi, progres-nya sudah sangat bagus," kata Amalia ketika ditemui di sela acara peresmian Kantor BPS Surabaya, Sabtu (12/7/2025).
Program pilot project nasional tersebut dilakukan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) trilateral antara Pemkot Surabaya, BPS, dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Bappenas, Jakarta pada 21 Mei 2025 silam.
Ruang lingkupnya meliputi penyediaan, pengembangan, pemadanan, dan pemanfaatan data statistik daerah melalui sistem terintegrasi DTSEN.
Fokus utama adalah melengkapi data kemiskinan penduduk yang meliputi pemetaan data rumah, kepala keluarga, dan status rumah tangga dilakukan secara harian di tingkat RW.
Surabaya dipilih sebagai pilot project mengingat data di kota pahlawan yang telah terperinci hingga tingkat bawah.
Sinkronisasi data ini penting dan mendesak untuk mengantisipasi tumpang tindih data dan akurasi antar lembaga.
Misalnya, hal ini akan menjadi basis data bagi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek), dan Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).
Dengan lebih tepat sasaran, alokasi bantuan sosial dan program penanggulangan kemiskinan bisa lebih efektif.
Dari sisi pemerintah, kebijakan satu data juga membentuk infrastruktur data kota yang kokoh, baik dalam Data Center, literasi statistik di kelurahan, dan kapasitas SDM pemutakhiran data.
"Kolaborasi antar Pemkot Surabaya dengan BPS ini sudah sangat bagus. Kami targetkan, pertengahan Juli sudah finalisasi," tandas Amalia.
Amalia Adininggar Widyasanti
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
Badan Pusat Statistik
Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN)
Daftar Kontroversi Ustaz Evie Effendi yang Diduga Pukul dan Ludahi Anak, MUI Anggap Memprihatinkan |
![]() |
---|
Lurah Sidik Rugi Rp 60 Juta karena Dikira Anggota DPR, Pendemo Pukuli Wajah hingga Jarah Mobilnya |
![]() |
---|
Ini Tips Atur Siklus Haid bagi Jemaah Haji dan Umrah, dr Mahida: Pengaturan Hormon |
![]() |
---|
Apes Iryna Pindah Negara Demi Hindari Perang, Malah Meninggal di Tangan Residivis |
![]() |
---|
Baru Sadar, Pedagang Layani Transaksi Rp 350.000 Padahal Penipu Cuma Transfer Rp 350 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.