Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

3 Tahun Penantian SDN Setono Cuma Dapat 1 Siswa, Guru Ngajar Bangku Kosong

Tiga tahun menantikan siswa, ternyata perangkat Sekolah Dasar Negeri di Setono, Ponorogo hanya mendapat satu siswa, guru bak mengajar bangku kosong.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TribunJatim.com
GURU NGAJAR BANGKU KOSONG - Plt Kepala SDN Setono, Suhadi saat membereskan ruang kelas II SDN Setono, Jalan Niken Gandini, Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jatim, Senin (14/7/2025). Lagi, SDN Setono tak dapat siswa baru. 

TRIBUNJATIM.COM - Bak mengajar bangku kosong, guru yang ada di SDN Setono, Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo Jatim harus bersabar.

SDN Setono di Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, tak mendapatkan siswa baru.

Tahun ajaran 2025/2026 merupakan tahun ajaran kedua sekolah yang terletak di Jalan Niken Gandini, Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, mereka berakhir tak mendapat siswa baru.

Pantauan di lokasi, tak ada hiruk pikuk seperti sekolah lain pada hari pertama sekolah, Senin (14/7/2025).

Hanya terlihat beberapa wali murid mengantarkan sekolah anaknya.

Selebihnya siswanya ada yang jalan kaki maupun naik sepeda.

Mereka menggunakan pakaian surjan maupun kaus bergambar batik.

Pun para guru juga menggunakan baju surjan.

Maklum saja, imbauan Bupati Ponorogo mulai Rabu (9/7/2025) sampai Selasa (15/7/2025) menggunakan baju surjan, momentum Ponorogo Rikolo Semono.

Ada belasan siswa dikumpulkan menjadi satu.

Hari pertama mereka diperkenalkan lingkungan sekolah.

Sementara ruang kelas I dan II terlihat kosong melompong. Karena tidak punya siswa.

Guru hanya membuka ruang kelas kemudian membersihkannya.

Terlihat banyak sarang laba-laba, pertanda ruang kelas lama tidak digunakan.

“Ya begini kondisinya. Guru ngajar bangku kosong,” ungkap Plt Kepala SDN Setono, Suhadi sambil berkelakar, Senin (14/7/2025).

Baca juga: Bupati Bantah Sekolah Wajibkan Beli Seragam Baru Tak Boleh Bekas, 3 Kepsek Langsung Terima Sanksi

Dia menjelaskan, tahun ini, tidak ada siswa mendaftar di SDN Setono.

Sehingga secara otomatis kelas 1 di SDN Setono nihil. 

Kondisi ini tidak hanya tahun ini, namun juga tahun lalu.

Pun tiga tahun lalu pada awal hanya ada satu siswa. Kemudian seiring waktu bertambah satu siswa.

Baca juga: Hari Pertama Sekolah Rakyat Jombang, Orang Tua Antar Anak dengan Banyak Barang, Suasana Berubah Haru

“Tahun ini siswa barunya kosong, tidak ada. Tahun lalu juga kosong. Kelas tiga juga hanya ada dua siswa, itupun awalnya hanya satu siswa,” urainya.

Muridnya sekitar total 16 siswa.

Rinciannya, kelas 6 ada 9 siswa, kelas 5 ada 1 siswa, kelas 4 ada 4 siswa, kelas 3 ada 2 siswa, kelas 2 dan kelas 1 kosong siswa. 

Salah satu siswa, Rosyid siswa kelas 4 SD mengaku dalam satu kelas hanya ada 4 siswa.

“Ya sedih saja, pengen banyak teman sebenarnya,” pungkasnya.

KELAS KOSONG - Plt Kepala SDN Setono, Suhadi saat membereskan ruang kelas II SDN Setono, Jalan Niken Gandini, Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jatim, Senin (14/7/2025). Lagi, SDN Setono tak dapat siswa baru.
KELAS KOSONG - Plt Kepala SDN Setono, Suhadi saat membereskan ruang kelas II SDN Setono, Jalan Niken Gandini, Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jatim, Senin (14/7/2025). Lagi, SDN Setono tak dapat siswa baru. (Tribun Jatim Network/Pramita Kusumaningrum)

Beberapa guru di Jawa Barat, kondisi tak ada murid seperti di atas membuat nasib para guru juga ikut mengenaskan.

Terutama soal honor dan gaji yang didapatkan.

Kepala Sekolah SMK Veteran Cirebon merana gaji yang mengajar di sekolah yang ia pimpin hanya berkisar Rp300 ribu.

Padahal guru tersebut lulusan S1.

Belum lagi, sekolah kekurangan murid baru.

Tahun ini, SMK tersebut hanya ada 11 orang saja, jauh dari tahun sebelumnya yang masih 50 murid.

Kondisi ini membuat kepsek dan guru lainnya sedih sekaligus bingung.

Fakta ini diungkapkan langsung oleh Kepala SMK Veteran Cirebon, Wahyu Hidayat, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (11/7/2025).

Baca juga: Ditipu Istri Tentara, Pensiunan Guru Lesu Gajinya Tinggal Rp300.000, Utang Baru Lunas Tahun 2036

Sekolah yang berlokasi di Jalan Pemuda, Kota Cirebon, itu kini hanya memiliki 11 siswa baru.

“Sedih rasanya. Seorang guru lulusan S1 yang mengabdikan diri mendidik anak bangsa, tapi gajinya tidak sampai Rp 300 ribu. Apakah itu pantas?” ungkap Wahyu dengan suara bergetar, dikutip dari Tribun Jabar.

SMK Veteran saat ini memiliki 28 guru yang tetap bertahan di tengah kondisi serba terbatas.

Padahal di masa jayanya pada era 1990-an, sekolah ini dikenal sebagai salah satu SMK swasta favorit di Kota Cirebon dengan ribuan murid.

Namun kini, kondisinya jauh berbeda.

Jika tahun lalu masih ada sekitar 50 siswa yang mendaftar, tahun ini hanya tersisa 11.

“Kondisinya memang sangat-sangat prihatin banget. Kami hanya bisa banyak berdoa dan terus mencari siswa baru, meskipun kami bingung, apakah masih ada siswa yang bisa kami cari,” ujar Wahyu.

Situasi ini semakin berat setelah adanya kebijakan baru yang memperbolehkan sekolah negeri menerima hingga 50 siswa per kelas.

Wahyu Hidayat Kepala Sekolah SMK Veteran Kota Cirebon Jawa Barat memberikan penjelasan terkait kondisi saat ini kepada Kompas.com di salah satu rung kelas pada Jumat (11/7/2025) siang.
Wahyu Hidayat Kepala Sekolah SMK Veteran Kota Cirebon Jawa Barat memberikan penjelasan terkait kondisi saat ini kepada Kompas.com di salah satu rung kelas pada Jumat (11/7/2025) siang. (Kompas.com/ MUHAMAD SYAHRI ROMDHON)

Menurut Wahyu, aturan ini mempersempit peluang sekolah swasta mendapatkan murid.

“Yang gelombang satu saja informasinya ditarik kembali ke negeri. Sekolah negeri bahkan yang biasanya menerima sekian siswa, sekarang malah nambah. Kami makin bingung,” katanya.

Penurunan jumlah siswa sebenarnya telah terjadi sejak pandemi Covid-19 melanda pada 2020.

Sejak saat itu, minat terhadap sekolah swasta seperti SMK Veteran terus merosot.

Tahun lalu masih ada sekitar 30 siswa yang diterima, dan kini tinggal sepertiganya.

Sejak menjabat sebagai kepala sekolah pada Januari 2025, Wahyu mengaku telah mencoba berbagai upaya agar SMK Veteran kembali dikenal masyarakat.

Namun, hasilnya belum signifikan.

“Tidak mudah menstabilkan kondisi ini. Saya sudah berusaha mengenalkan kembali SMK Veteran lewat berbagai kegiatan. Tapi ya itu, saingan makin banyak, dan aturan juga makin berat bagi sekolah kecil seperti kami,” tuturnya.

Krisis ini bukan hanya berdampak pada operasional sekolah, tetapi juga menyentuh langsung kehidupan para guru.

Dengan gaji di bawah Rp 300 ribu, mereka tetap bertahan demi keberlangsungan pendidikan.

Baca juga: Sekolah Kaget Wali Murid Protes Sumbangan Sukarela Rp3 Juta, Bantah Patok Jumlahnya, Kemenag: Lanjut

Wahyu berharap pemerintah memberikan perhatian yang lebih adil kepada sekolah swasta kecil yang juga memiliki kontribusi penting dalam pendidikan nasional.

“Kami tidak mau menyalahkan siapa-siapa. Tapi yuk, duduk bareng, cari solusi. Kenapa siswa putus sekolah hanya ditarik ke negeri? Kenapa tidak dibagi ke swasta juga? Supaya adil. Kalau sekolah swasta tutup, guru-guru bisa kehilangan pekerjaan, dan itu akan berdampak ke keluarga mereka,” jelasnya.

Saat dikunjungi di lokasi, kondisi sekolah tampak tetap terawat.

Buku-buku di ruang guru dan kepala sekolah tertata rapi.

Beberapa siswa terlihat tengah melakukan rapat kegiatan di salah satu ruang.

Namun, di lantai atas, sejumlah ruang kelas terlihat kosong.

Bahkan, sebagian atap bangunan mulai berlubang akibat termakan usia.

“Dulu kita pernah jaya karena sekolah swasta belum banyak. Kita terkenal murah, disiplin dan dicari. Tapi sekarang kondisinya sangat berbeda,” ucap Wahyu menutup perbincangan.

SMK VETERAN CIREBON - Potret kondisi ruang kelas rusak di SMK Veteran Cirebon yang sudah lama tidak digunakan akibat minimnya jumlah siswa baru setiap tahunnya
SMK VETERAN CIREBON - Potret kondisi ruang kelas rusak di SMK Veteran Cirebon yang sudah lama tidak digunakan akibat minimnya jumlah siswa baru setiap tahunnya (Tribun Cirebon/Eki Yulianto)

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved