Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

LPJ Penggunaan APBD Sidoarjo 2024 Ditolak, Inilah Sosok dan Kiprah Politik Bupati Subandi

LPJ Penggunaan APBD Sidoarjo 2024 ditolak. Nama Bupati Subandi menjadi sorotan. Seperti apa kiprah politiknya?

TRIBUNJATIM.COM/M TAUFIK
LPJ APBD DITOLAK - Foto arsip Bupati Sidoarjo, Subandi saat diwawancarai pada Selasa (21/1/2025). Suhu politik di Sidoarjo kini tengah memanas. Muncul Koalisi Sidoarjo Maju usai LPJ Penggunaan APBD Sidoarjo 2024 ditolak. Sosok Subandi dan kiprahnya pun menjadi sorotan, Kamis (17/7/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Suhu politik di Sidoarjo antara Bupati Subandi dengan para anggota dewan tengah memanas.

Bahkan mayoritas anggota DPRD Sidoarjo terang-terangan melakukan boikot terhadap Rapat Paripurna yang digelar, Kamis (10/7/2025).

Kini sejumlah partai di Sidoarjo mendadak membentuk koalisi untuk menyikapi Laporan Pertangunjawaban (LPJ) Penggunaan APBD 2024. 

Namanya Koalisi Sidoarjo Maju, yang muncul beberapa saat setelah DPRD Sidoarjo menolak LPJ bupati.

Partai-partai yang tergabung dalam koalisi itu antara lain Gerindra, Golkar, PAN, Nasdem, PKS, PPP, dan PDIP

Adapun LPJ Penggunaan APBD Sidoarjo 2024 ditolak karena terdapat beberapa hal yang menjadi catatan.

Baca juga: DPRD Sidoarjo Tolak LPJ Bupati, Subandi Bakal Konsul ke Gubernur Jatim

Antara lain tentang program penanggulangan banjir yang dirasa masih berada dalam tataran rencana dan wacana.

Fakta di lapangan menunjukkan masyarakat di sejumlah wilayah menjadi langganan banjir, seperti Kecamatan Waru, Taman, Tanggulangin, Sedati dan Porong. 

Kemudian tentang program prioritas Bupati yang 100.000 lapangan kerja yang tidak disertai indikator yang jelas dan terukur.

Tidak ada penjelasan berapa banyak lapangan kerja yang benar-benar diciptakan sepanjang 2024, dari sektor mana saja, dan melalui skema apa. 

Koalisi ini juga memberikan perhatian serius terhadap masih maraknya pungutan di sekolah negeri, khususnya SD dan SMP, dengan dalih kesepakatan komite.

Serta kondisi infrastruktur pendidikan di Kabupaten Sidoarjo yang masih memprihatinkan.

KONPRES - Koalisi Sidoarjo Maju saat menggelar konferensi pers terkait penolakan terhadap LPJ Bupati 2024, Rabu (16/7/2025). Mereka mengkritisi sejumlah hal dalam keterangannya.
KONPRES - Koalisi Sidoarjo Maju saat menggelar konferensi pers terkait penolakan terhadap LPJ Bupati 2024, Rabu (16/7/2025). Mereka mengkritisi sejumlah hal dalam keterangannya. (TribunJatim.com/M Taufik)

Banyak sekolah dasar dan menengah pertama yang mengalami kerusakan bangunan, kekurangan ruang kelas, serta sarana belajar yang tidak memadai.

Namun, upaya perbaikan terkendala oleh alokasi anggaran pendidikan yang sangat minim.

Anggaran pendidikan hampir semua terserap untuk belanja rutin, sehingga anggaran untuk sarana pra-sarana sekolah menjadi sangat terbatas.

Bupati Sidoarjo Subandi menanggapi terkait kondisi politik yang tengah terjadi saat ini.

Bupati Subandi terlihat santai saat mengetahui rapat dewan ditunda.

Baca juga: Respon Bupati Sidoarjo Subandi Soal Para Anggota DPRD Boikot Rapat Paripurna : Saya Tidak Tahu

“Ya memang ditunda karena tidak kuorum, seperti yang kita lihat bersama itu tadi. Nanti ditunda tiga hari, kalau tidak kuorum terus ya kita konsultasikan ke Gubernur Jawa Timur,” jawab Subandi sebelum meninggalkan gedung DPRD Sidoarjo.

Bupati juga mengaku tidak tahu tentang persoalan atau alasan yang mendasari para anggota dewan melakukan boikot tersebut.

“Wah kalau itu saya tidak tahu, silakan dikonfirmasikan ke teman-teman di dewan,” ujarnya.

Bupati Sidoarjo juga tidak banyak berkomentar, dirinya hanya menghormati dinamika politik yang sedang terjadi di Sidoarjo. 

“Tidak apa-apa, seperti kita dengar bersama bahwa LPJ 2024 ditolak. Nanti kita akan konsultasi ke Gubernur Jatim terkait langkah lanjutan atas kondisi ini,” jawab Subandi. 

Baca juga: Suhu Politik di Sidoarjo Memanas, Hubungan Bupati dan DPRD Renggang, Rapat Paripurna Diboikot

Sosok dan Kiprah Politik Subandi

Bupati Subandi sendiri sebenarnya berlatar belakang seorang pengusaha.

Sejak kecil, dia sudah belajar soal bisnis dengan keluarganya.

Dia lahir dari seorang pengusaha beras.

Namun, hal itu tak membuatnya berleha-leha.

Setelah lulus SD, dia pindah ke Sidoarjo untuk ikut dan membantu kakaknya yang membuka usaha potong ayam.

Berbekal pengalaman itu, setelah lulus dari SMA dia memilih membuka usaha potong ayam juga mengikuti sang kakak.

Di sela-sela itu, Subandi yang dikenal cekatan mencoba keberuntungan dengan berbisnis bidang properti.

Dia memulai bisnis jual beli tanah yang kemudian merambah ke perumahan.

Sebelum memenangkan Pilkada Sidoarjo 2024, Subandi bukanlah orang yang baru di bidang politik dan pemerintahan.

Dikutip dari Kompas.com, pada 2008-2018, dia menjabat sebagai Kepala Desa Pabean, Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo.

Bupati Sidoarjo Subandi saat diwawancarai media, Selasa (21/1/2025)
Bupati Sidoarjo Subandi saat diwawancarai media, Selasa (21/1/2025) (TRIBUNJATIM.COM/M TAUFIK)

Dikenal banyak warganya, Subandi percaya diri untuk maju ke pemilihan legislatif (Pileg) 2019.

Tak tanggung-tanggung, mantan Ketua DPC PKB Kabupaten Sidoarjo tersebut langsung menjabat sebagai Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sidoarjo.

Subandi juga aktif di beberapa organisasi dan menduduki jabatan penting.

Politikus yang berusia 53 tahun tersebut tercatat sebagai Wakil Ketua Pengurus NU Ranting Pabean sejak 2010.

Tidak hanya Subandi, istrinya yang bernama Sriatun dan putranya, Rafi Wibisiono juga terjun ke dunia politik dan menduduki kursi legislatif.

Keduanya terpilih sebagai anggota DPRD pada Pileg 2024 melalui PKB.

Sama halnya dengan Subandi, istrinya Sriatun juga pernah menjabat sebagai Kepala Desa Pabean.

Perempuan yang menjabat sebagai Ketua Yayasan Jantung Indonesia (YIJ) cabang Sidoarjo tersebut memiliki peluang lebar untuk menjadi anggota DPRD Jatim melalui Dapil 2 Jatim dan dinyatakan lolos.

Baca juga: Muncul Koalisi Sidoarjo Maju Pasca Penolakan LPJ Bupati, Gabungan dari 7 Partai

Sementara itu, putranya Muchammad Rafi Wibisono terpilih menjadi Anggota Komisi A DPRD Kabupaten Sidoarjo setelah dinyatakan lolos dengan 9678 suara dari Dapil 1.

Pemuda kelahiran 28 Desember 2000 tersebut saat ini usianya belum genap berusia 25 tahun.

Pada Pilkada Sidoarjo 2020 saat mendampingi Gus Muhdlor, Subandi pernah diragukan warga Sidoarjo karena dianggap bukan putra asli daerah.

Subandi lahir di Kediri, 23 Oktober 1972.

Subandi menghabiskan masa kecilnya bersekolah di SD Negeri Jati 1 Taroka, Kediri pada 1983-1989.

Kemudian dia pindah ke Sidoarjo dan bersekolah di SMP Wachid Hasyim 9 Sedati, lulus 1992.

Subandi lalu melanjutkan pendidikan SMA di Widya Darma Surabaya dan berkuliah di Universitas Kartini Surabaya pada 2008-2012.

Dia kemudian melanjutkan studi S2-nya di Universitas Islam Malang.

Dikutip dari TribunnewsMaker, berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Subandi memiliki kekayaan mencapai Rp80,6 miliar.

Dari total kekayaann itu, terdapat belasan kendaraan motor serta mobil di LHKPN milik Subandi, yakni 14 kendaraan dengan nilai Rp2.290.000.000.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved