Festival Musik Jombang Sisakan Cerita, Kompensasi PKL Jadi Sorotan: Panitia Klaim Semua Sudah Tuntas
PKL di Jombang harus menerima kenyataan saat perhelatan musik yang syarat akan ramai pelanggan.
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo.
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - PKL di Jombang harus menerima kenyataan saat perhelatan musik yang syarat akan ramai pelanggan.
Di tengah gemerlap lampu panggung dan dentuman musik yang menggema dari Stadion Merdeka Jombang selama gelaran Dialog Cinta Festival, terselip cerita tentang para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang harus berbenah tempat dan merelakan lapak dagangan mereka demi ketertiban acara.
Namun, ketegangan itu tak berlarut. Panitia penyelenggara menyatakan bahwa semua proses kompensasi terhadap PKL terdampak telah diselesaikan secara tuntas dan merata.
Pernyataan ini disampaikan oleh Irfan Andika, perwakilan panitia, pada Minggu (20/7/2025).
"Kami tidak hanya memberi kompensasi kepada pedagang yang tidak boleh berjualan di pintu masuk stadion, tapi juga kepada pedagang yang berada di sisi samping. Meskipun tidak kami larang, mereka tetap mendapatkan hak yang sama agar adil," ucap Irfan.
Baca juga: Grebek Suro Jombang, Warga Gelar Kirab Tumpeng Slamet, Doa dan Harapan dalam Balutan Tradisi Leluhur
Menurut Irfan, kebijakan tersebut diambil sebagai langkah antisipatif untuk menghindari penumpukan massa dan kemacetan, mengingat animo masyarakat yang begitu tinggi terhadap festival musik yang telah memasuki gelaran ketiganya itu.
Di area pintu masuk utama, seluruh aktivitas dagang memang dibatasi. Namun di sisi samping stadion, para PKL masih diperbolehkan membuka lapak dengan syarat penataan yang lebih rapi dan tidak mengganggu lalu lintas.
"Tujuannya bukan untuk membatasi rezeki mereka, tetapi demi kelancaran bersama. Festival ini tidak hanya hiburan, tapi juga wadah kebersamaan warga Jombang," imbuhnya.
Baca juga: Sound Horeg Diharamkan, Pedagang Pentol di Jombang Merana: Cari Solusi Adil untuk Ekonomi Rakyat
Kompensasi yang diberikan oleh panitia disebut telah disalurkan secara langsung kepada para pedagang, dengan nominal yang sama untuk setiap penerima.
Tak hanya untuk pedagang yang dilarang berjualan, tetapi juga bagi mereka yang tetap beroperasi namun terdampak secara tidak langsung.
Langkah ini pun diapresiasi sebagian pihak sebagai bentuk itikad baik panitia terhadap pelaku usaha kecil yang turut menggantungkan hidup pada keramaian acara.
Baca juga: Wakil Rakyat Singgung Soal Konser Besar di Jombang Tanpa Nilai Tambah untuk PKL, Harus Dievaluasi
Festival Dialog Cinta, yang sebelumnya sempat terhenti karena kendala perizinan, kini kembali hadir membawa euforia tersendiri bagi warga Jombang.
Ribuan penonton memadati area stadion selama dua malam berturut-turut, menandakan rindu masyarakat akan hiburan terbuka yang aman dan terorganisir.
“Terima kasih kepada semua pihak, terutama rekan-rekan PKL, aparat keamanan, dan dinas terkait yang telah membantu terciptanya suasana tertib dan kondusif. Ini jadi bukti bahwa hiburan dan ketertiban bisa berjalan beriringan,” tutup Irfan.
Baca juga: Di Balik Meriahnya Festival Musik Jombang, Pedagang Sekitar Stadion Merugi Dua Hari Kelaparan
Dentuman musik bakal menggema dari panggung megah di Lapangan Stadion Merdeka, Jombang Sabtu (19/7/2025) hingga Minggu (20/7/2025).
Ribuan pasang kaki melangkah antusias, mengular masuk ke dalam area konser Dialog Cinta Festival Vol 3. Sorak-sorai bakal memecah langit Jombang ketika nama-nama besar seperti Dewa 19, Vierratale, hingga Hadad Alwi muncul di panggung.
Namun hanya beberapa meter dari titik keramaian itu, trotoar-trotoar tampak kosong. Tak ada aroma cilok rebus, tak terdengar denting wajan tahu solet, tak terlihat keramaian tenda-tenda kecil yang biasanya menandai denyut ekonomi rakyat. Keheningan menggantung.
Baca juga: Mengintip Galeri Hidup Masrur di Jombang, Kisah Kesabaran hingga Miliaran Rupiah di Balik Bonsai
Di pojok warung kopi yang setengah tertutup, Neneng (62) duduk menyendiri. Gerobak ciloknya tak ia bawa keluar hari itu.
“Disuruh libur. Nggak boleh jualan. Steril katanya,” ujarnya.
Neneng sudah 11 tahun berdagang di kawasan stadion. Tapi akhir pekan ini, ia hanya bisa menyaksikan rezekinya tertahan pagar pembatas yang mengelilingi Stadion Merdeka Jombang.
“Biasanya ramai apalagi kalau ada acara besar. Tapi ya gitu, justru pas ramai kami disuruh minggir,” kata Neneng.
Ia sempat diminta pindah oleh pihak Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ke seberang lampu merah, tapi menurutnya lokasi itu tak menguntungkan. “Di sana sepi, nggak ada orang lewat yang mau jajan cilok,” imbuhnya.
Bagi Neneng, konser itu bukan pesta hiburan. Ia menyebutnya 'dua hari kelaparan'. Tak ada kompensasi yang datang, tak ada permintaan maaf, tak juga ruang negosiasi.
Agung (25), yang biasa menjajakan tahu solet tak jauh dari lokasi Neneng, merasakan hal yang sama. Ia memperkirakan kerugiannya mencapai Rp1,5 juta hanya dalam dua hari.
“Akhir pekan itu waktu emas kami jualan. Tapi dilarang total. Nggak ada jalan tengah,” keluhnya.
Ia menaksir, sekitar 50 pedagang kaki lima terdampak oleh kebijakan sterilisasi kawasan stadion.
Sebagian besar dari mereka hanya mengandalkan tempat itu sebagai satu-satunya sumber penghasilan harian.
Beberapa kios resmi di dalam taman stadion memang mendapatkan kompensasi sekitar Rp250 ribu untuk dua hari.
Tapi PKL yang hanya numpang trotoar, seperti Agung dan Neneng, tak tersentuh bantuan itu.
“Yang punya toko di barat stadion masih bisa buka, karena rumah sendiri. Tapi kami yang cuma selembar tenda, cuma gerobak, langsung kena gusur,” ungkap Agung.
“Mereka (penyelenggara) tidak tanya kami makan apa. Mereka cuma ingin lokasi bersih.” lanjutnya.
Festival Musik Jombang
PKL
berita jombang hari ini
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
ViralLokal
kompensasi
Stadion Merdeka
Gaya Hidup Perkotaan Bikin Warga Jombang Banyak yang Menjadi Janda, Pengadilan Agama: Kompleks |
![]() |
---|
Inilah Daftar 5 Calon Dekan Fakultas Kedokteran Unair 2025–2030, Berikut Profil para Kandidat |
![]() |
---|
Imbas Ingin Sadarkan Abdul Rahim dari Mabuk Berat, Dua Pria ini Jadi Tersangka, Sempat Sandiwara |
![]() |
---|
Anak 13 Tahun Meninggal Dunia setelah Makan 3 Bungkus Mi Instan Mentah, Ayah Anggap Tragedi |
![]() |
---|
Dimaki saat Hendak ke Sawah, Warga Pamekasan Madura Aniaya Tetangga Pakai Celurit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.