Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Prabowo Kenalkan Istilah Serakahnomics, Ekonomi yang Cuma Pentingkan Keuntungan: Jangan Main-main

Menurut Prabowo, Serakahnomics adalah pola ekonomi yang hanya mengutamakan keuntungan tanpa mempertimbangkan kepentingan sosial.

Editor: Torik Aqua
Sekretariat Presiden
SERAKAHNOMICS - Presiden Prabowo Subianto bersama dengan Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan. Presiden Prabowo kenalkan istilah serakahnomics. 

TRIBUNJATIM.COM - Istilah Serakahnomics dikenalkan Presiden Prabowo Subianto yang merujuk pada pola ekonomi yang hanya mementingkan keuntungan saja.

Presiden Prabowo mengucapkan kata itu ketika berpidato dalam acara peluncuran 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Desa Bantengan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7/2025).

Menurut Prabowo, Serakahnomics adalah pola ekonomi yang hanya mengutamakan keuntungan tanpa mempertimbangkan kepentingan sosial.

Prabowo sendiri yang memberikan nama istilah tersebut.

Baca juga: Momen Prabowo Tanya Arti Daring ke Wakil Ketua MPR: Presiden Punya Banyak Orang Pintar

“Ada yang mengatakan ada mazhab ekonomi liberal, neoliberal, klasik, pasar bebas, sosialis, ekonomi komando dan sebagainya. Ini bukan. Ini lain. Ini saya beri nama, serakahnomics. Ini adalah serakahnomics,” kata Prabowo.

Mantan Menteri Pertahanan itu, menyampaikan istilah serakahnomics untuk menyoroti praktik para pelaku usaha yang memanipulasi harga pangan. 

Contohnya seperti harga beras dan pupuk dengan menyengsarakan petani dan rakyat kecil.

“Mereka bukan pengusaha sejati. Ini bukan bisnis. Ini keserakahan. Mereka mengisap darah rakyat. Mereka itu vampir-vampir ekonomi,” tegasnya.

Prabowo menambahkan, praktik ini tidak hanya melanggar hukum, tapi juga menghancurkan keadilan ekonomi nasional.

“Kalau masih melanggar, saya akan tindak. Saya akan sita. Jangan main-main dengan penderitaan rakyat,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo mengultimatum mafia penggilingan padi yang memainkan harga beras dan merugikan negara hingga Rp 100 triliun per tahun. 

Prabowo menyebut pihaknya tidak akan ragu untuk menyita aset para pelaku jika tidak mengembalikan kerugian negara.

Termasuk dengan mengganti label beras biasa menjadi beras premium lalu menjualnya di atas harga eceran tertinggi.

“Ini pidana. Saya minta Jaksa Agung dan Kapolri usut dan tindak,” katanya.

“Ini sabotase ekonomi, menikam rakyat dari belakang,” ujarnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved