Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah: Fungsikan WTO, IMF dan Bank Dunia Jadi Jalur Penyelesaian Adil

Adanya pemberlakuan tarif perdagangan dari AS ke banyak negara, termasuk ke Indonesia, jadikan tatanan perdagangan internasional jadi tak beraturan

Editor: Sudarma Adi
Istimewa via Tribunnews.com
Ketua Banggar DPR RI, Said Abdullah 

Lucu sekaligus sedih, tidak ada satupun negara yang membawa kasus ini ke sidang WTO.

Semua ramai ramai berunding dengan AS dengan posisi tawar yang lemah. Jadinya bukan berunding, tetapi mengiba belas kasih. Hanya China yang bertahan, teguh dalam meladeni AS di arena perang tarif.

"Saya mengajak semua negara untuk berfikir secara multilateral. Saatnya WTO membuktikan diri bahwa mereka duduk untuk kepentingan internasional. Dulu, awal pembentukannya, negara negara berkembang menuding WTO sebagai alat negara negara maju untuk mendorong semua negara masuk era perdagangan bebas, agar mereka menguasai pasar internasional. Dan yang tidak masuk arena perdagangan bebas di kucilkan dan di sanksi," katanya.

Diuraikan, kini ketika era perdagangan bebas telah berjalan, hanya karena kalah bersaing, lalu AS menutup diri lewat tarif.

Jelas saja ini menyalahi “rukun iman” perdagangan bebas, yakni perdagangan tanpa hambatan tarif. Kenapa WTO diam? Diamnya WTO makin menegaskan bahwa kelembagaan WTO hanya diperlukan bila sejalan dengan kepentingan negar negara maju sepert AS, bila tidak sejalan tidak diperlukan lagi. 

Saatnya para pemimpin dunia untuk menghimpun kembali komitmen internasionalnya, menguatkan kembali kelembagaan internasional seperti WTO, IMF dan Bank Dunia sebagaimana fungsinya, agar tidak ada lagi satu atau dua negara yang dengan bebas berlaku sewenang wenang, dan egois.

"Kalau memang dunia sudah tidak memerlukan keberdaan lembaga lembaga internasional tersebut, lebih baik di bubarkan. Daripada keberadaanya seperti tidak ada. Buat apa kita iuran ada WTO, IMF dan Bank Dunia kalau nyatanya mall function. Malah habiskan biaya tiada guna," katanya.

Selanjutnya, setiap negara menyelesaikan problem keuangan, perdagangan dan ekonominya secara bilateral, dan regional sesuai kepentingan masing masing, seperti melalui G20, BRICS maupun ASEAN.

"Tapi kalau kita memandang penting, masih ada secercah harapan, mari kita bergandengan lebih erat, membuladkan tekad, kuatkan dan sempurnakan kembali WTO, IMF dan Bank Dunia sebagai jalur penyelesaikan internasional yang lebih adil," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved