Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Teman SMA Jokowi Minta Roy Suryo Tobat Soal Kasus Ijazah, Sebut Ucapannya Bisa Bahayakan Anak-anak

Teman SMA Jokowi meminta pakar telematika Roy Suryo cs untuk berhenti membuat kegaduhan terkait dengan ijazah sang mantan presiden.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti - TribunSolo.com/Andreas Chris
PESAN TEMAN SMA - Senyum pakar telematika, Roy Suryo. Teman SMA Jokowi, Bambang Surojo, ikut dipanggil penyidik dari Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan sebagai saksi di Mapolresta Solo, pada Selasa (22/7/2025). 

"Harapan besar kami, kasus ini segera selesai. Apapun yang menjadi keputusan nanti yang akan diupdate oleh Polda Metro Jaya itu memperselesaikan masalah supaya kegaduhan secara nasional itu tidak beranak pinak," ujarnya.

Menurut Bambang, jika Roy Suryo tidak segera berhenti mempermasalahkan kasus ini, nantinya bisa berdampak bahaya terhadap anak-anak di Tanah Air.

"Ada bahasa-bahasa tidak layak yang disampaikan oleh beliau-beliau yang terhormat ini, dalam hal ini yang diadukan Pak Jokowi, dan itu dicontoh oleh anak-anak," kata dia.

"Bahkan anak-anak kecil pun sekarang berucap yang tidak sopan dan tidak senonoh. Nah, itu yang jangan sampai berlanjut. Segera diberhentikan," sambungnya.

Bambang Surojo juga berharap agar Roy Suryo cs segera bertobat dan sadar.

"Kepada teman-teman (Roy Suryo cs) untuk segera insyaf dan sadar. Tolonglah kegaduhan di republik ini segera diakhiri," ujarnya.

"Bagi teman-teman yang lain, untuk tidak begitu mudah mempercayai apa yang telah dinarasaikan oleh mereka (Roy Suryo cs)," lanjutnya.

Baca juga: Kisah Anak Pedagang Pasar dan Tukang Las Lolos Masuk ITB, Ingin Perbaiki Kondisi Ekonomi Orang Tua

Bambang memastikan bahwa Jokowi adalah teman semasa SMA-nya.

Dalam pengakuannya, Bambang menceritakan soal sejarah SMAN 6 Solo dan SMPP.

Menurutnya, saat itu, ia dan rekan-rekannya lulus sebagai siswa SMAN 6 Solo. 

Padahal, awal pendaftaran di SMAN 5 Solo yang lokasinya bersebelahan.

"Jadi pada saat itu kami mendaftar sekolah itu di SMA Negeri 5 Surakarta, itu ada 11 kelas."

"Kemudian ada pengembangan sekolah, dari kelas 1 satu sampai 1 enam itu menjadi SMA 5."

"Kelas 1 tujuh sampai kelas 1 sebelas menjadi SMA 6. Dan karena kelas 1 tujuh sampai kelas 1 sebelas masuknya siang, kita menyebutnya SMA 5 siang," tutur Bambang, Rabu, dikutip dari TribunSolo.com.

Bambang menjelaskan, angkatannya termasuk Jokowi kala itu harus menempuh 7 semester atau 3,5 tahun dari kelas 1 sampai 3 SMA karena adanya perubahan kurikulum.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved