Cerita Anak-anak Desa Kromong Jombang Menenteng Sepatu Menembus Jalan Tanah Demi Sekolah
Anak-anak SDN Kromong, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, memilih menenteng sepatunya daripada memakainya saat pergi ke sekolah
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Mentari baru saja naik saat barisan kecil itu mulai menyusuri jalan desa. Di antara tumpukan kerikil dan serpihan semen, langkah-langkah mungil itu tampak berhati-hati. Bukan karena takut kotor melainkan karena mereka sedang meniti harapan.
Anak-anak SDN Kromong, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, memilih menenteng sepatunya daripada memakainya. Alas kaki itu hanya akan menghambat langkah di jalur yang tengah diperbaiki. Maka, kaki-kaki kecil itu telanjang menapak tanah. Tapi semangat mereka, tak pernah telanjang ia penuh harapan.
"Saya tidak takut kotor, yang penting bisa sekolah," ucap Aulia (10).
Ia adalah satu dari beberapa anak yang setiap pagi harus melewati jalan desa yang kini tengah dibangun dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-125. Meski belum rampung sepenuhnya, proyek ini sudah menyalakan antusiasme dan menyulut impian.
Sebelum pengerjaan dimulai pada 23 Juli 2025, jalan menuju SDN Kromong hanya berupa lintasan berbatu dan tanah merah yang kerap berubah menjadi genangan lumpur ketika hujan.
Para guru harus meninggalkan sepeda motor mereka jauh dari sekolah, lalu berjalan kaki menyusuri jalur licin. Tak jarang, anak-anak tergelincir atau tiba di kelas dengan pakaian basah dan kotor.
“Saya pernah jatuh waktu musim hujan, karena jalan sangat licin,” kenang Parmi, Kepala Sekolah SDN Kromong saat dikonfirmasi pada Rabu (30/7/2025).
“Itu bukan sekali. Hampir semua guru dan murid pernah mengalami. Kegiatan belajar jadi sering terganggu.” lanjutnya menimpali ucapan sebelumnya.
Baca juga: Cerita Gotong Royong Warga dan TNI Bangun Jalan hingga Sumur Bor di TMMD ke-125 Ngusikan Jombang
Namun kini, suasana mulai berubah. Di kanan-kiri jalan, para prajurit TNI bersama warga desa bahu-membahu meratakan jalur, mengaduk semen, dan membentuk drainase. Anak-anak yang melintas mereka bantu dengan senyuman. Mereka bukan hanya membangun jalan tapi juga membangun keberanian.
“Kalau jalannya sudah bagus, nanti aku bisa berangkat sendiri,” kata Rizal (11) siswa kelas lima.
Jalan yang dibangun bukan hanya untuk kendaraan. Jalan ini adalah nadi kehidupan. Ia menghubungkan siswa dengan sekolah, orang tua dengan ladang dan pasar, serta warga Desa Kromong dengan harapan baru.
Dengan akses yang mulai membaik, SDN Kromong mulai menyusun langkah lanjutan. Kepala sekolah berencana menjadikan momen ini sebagai penguatan pendidikan karakter.
“Kami ingin anak-anak merasa memiliki. Nanti ada kegiatan menjaga kebersihan jalan, merawat tanaman di sepanjang jalur. Ini bukan hanya soal bangunan, tapi tentang nilai hidup,” ungkap Parmi.
Saat lonceng sekolah mulai berdentang dan kabut pagi perlahan terangkat, jalan desa itu kini tak hanya jadi lintasan tanah. Ia berubah menjadi simbol peralihan, dari keterbatasan menuju kesempatan, dari kesulitan menuju pembelajaran.
| Sosok Rasya Atahiya, Dalang Cilik Asal Jombang Jadi Sorotan karena Piawai Mainkan Wayang Potehi |
|
|---|
| Kisah Wayang Potehi Jombang, Ketika Warisan Tionghoa Menyatu dengan Jiwa Jawa di Kota Santri |
|
|---|
| Kecelakaan Maut di Jombang, Pemotor Tewas Hantam Bak Truk dari Arah Berlawanan |
|
|---|
| Golkar Jombang Genjot Perputaran Ekonomi Masyarakat Lewat Pasar Murah, Disambut Antusias Warga |
|
|---|
| Lapak ‘Sarapan Londo Dapur Ayu’ di Jombang, Tawarkan Sarapan Sehat ala Bule yang Bikin Nagih |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Potret-anak-anak-Desa-Kromong-Jombang-saat-menenteng-sepatu-ke-sekolah.jpg)