Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Penjelasan Dedi Mulyadi Perbedaan antara Piknik dengan Study Tour, Didemo Ribuan Pekerja Pariwisata

Dedi Mulyadi memberi penjelasan tentang kebijakannya yang melarang sekolah-sekolah di wilayah Jabar untuk menyelenggarakan study tour.

KOLASE Tribun Jabar/Nazmi Abdurrahman/Fauzi Noviandi
LARANGAN STUDY TOUR - (Kiri) Potret Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. (Kanan) Sejumlah sopir, kernet bus dan pelaku usaha pariwisata di Jawa Barat, melakukan aksi unjuk rasa di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Jabar, pada Senin (21/7/2025). Dedi Mulyadi menekankan perbedaan antara piknik dengan study tour. 

Dedi Mulyadi memaknai study tour sebagai kegiatan belajar bersifat penelitian yang dilakukan di luar lingkungan sekolah.

"Artinya makna study tour itu adalah proses dilakukan studi di luar sekolah yang sifatnya penelitian. Meneliti misalnya vulkanik gunung berapi, meneliti daerah aliran sungai, meneliti sampah, meneliti sistem pengelolaan pupuk pestisida, pupuk organik, kemudian meneliti ruang-ruang yang bersifat di semesta, melihat bintang, melihat bulan," papar KDM.

"Jadi lebih pada studi analisis, kemudian kunjungan kerja ke industri, itu sebenarnya analisis studi," sambungnya.

Baca juga: 3 Sosok Kepala Daerah Kritik Larangan Study Tour, Gubernur Dedi Mulyadi: Tidak Memiliki Moral

LARANGAN STUDY TOUR - (Kiri) Potret Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. (Kanan) Sejumlah sopir, kernet bus dan pelaku usaha pariwisata di Jawa Barat, melakukan aksi unjuk rasa di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Jabar, pada Senin (21/7/2025).
LARANGAN STUDY TOUR - (Kiri) Potret Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. (Kanan) Sejumlah sopir, kernet bus dan pelaku usaha pariwisata di Jawa Barat, melakukan aksi unjuk rasa di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Jabar, pada Senin (21/7/2025). (KOLASE Tribun Jabar/Nazmi Abdurrahman/Fauzi Noviandi)

Lebih lanjut, Dedi Mulyadi menilai bahwa dengan adanya demo oleh para pelaku usaha pariwisata ini menandakan terdapat penyimpangan dalam kegiatan study tour yang dilakukan selama ini.

Dedi Mulyadi menyebut praktik study tour tidak sesuai dengan maknanya.

Sebagaimana diketahui, kerap dijumpai rombongan siswa sekolah yang melakukan study tour untuk mengunjungi berbagai tempat wisata di luar kota.

"Sekarang ini dengan adanya demo pekerja pariwisata dan pengelola bus pariwisata, serta para pengelola travel pariwisata itu menunjukkan bahwa study tour yang dilaksanakan selama ini adalah bertentangan dengan kalimat study tour-nya, dan itu pembodohan publik," ungkap Dedi Mulyadi.

"Saya tidak boleh sekolah-sekolah di Jawa Barat membodohi siswa dan orangtuanya, itu tegas saya," lanjutnya.

Dedi Mulyadi mengatakan bahwa kegiatan study tour sebenarnya cukup dilakukan di dalam kota sekolah masing-masing.

Pasalnya, ucap Dedi Mulyadi, fasilitas di wilayah masing-masing telah memadai untuk digunakan study tour siswa.

"Iya tapi pada praktiknya penyimpangan, kan sebenarnya kalau melakukan study bisa di dalam kotanya. Lab di puskesmas ada, di rumah sakit ada, anak-anak jurusan biologi untuk menggunakan lab menganalisis mikroorganisme, menganalisis mikroba, virus, tinggal ke rumah sakit," kata Dedi Mulyadi.

"(Study tour) cukup di daerahnya masing-masing, di kabupatennya masing-masing cukup, enggak usah keluar karena apa, di setiap kabupaten lab sudah lengkap, di setiap kabupaten sudah ada sawah, di setiap kota juga ada areal-areal yang bisa menjadi basic penelitian," imbuhnya.

Dedi Mulyadi pun tak segan mengancam akan mencopot kepala sekolah yang masih nekat menyelenggarakan study tour.

"Kepala sekolahnya saya copot," tegas KDM.

Baca juga: Pekerja Wisata Curhat Larangan Study Tour Sama Seperti Pandemi Covid-19, Dedi Mulyadi: Kalau Celaka?

Selain itu, Dedi Mulyadi menekankan perbedaan antara piknik dengan study tour.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved