Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Atap Kelas Roboh, Wali Murid Kerepotan Atur Waktu Imbas Anak Kelelahan: Harusnya Siang Jaga Warung

Eni, seorang ibu dengan dua anak dan mengurus usaha warung kecil di rumah, merasa kesulitan mengatur waktu dan jadi terganggu aktivitasnya.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV
ATAP KELAS ROBOH - Orang tua murid, Eni, memberikan keterangannya soal kesulitan mengatur waktu bekerja dan anaknya yang kelelahan ketika harus belajar siang di SDN Kawengen 02, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Rabu (30/7/2025). Pihak sekolah harus menerapkan belajar secara bergantian karena keterbatasan ruang akibat terdapat atap kelas yang runtuh. 

"Kalau dibiarkan, bukan hanya proses belajar yang terganggu, tapi juga keseharian warga ikut terbebani," pungkas Suharto.

Seorang guru di SDN Kawengen 02, Kawengen, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang menata reruntuhan atap kayu yang runtuh, keropos dan berserakan di lantai ruang kelas 2, Rabu (30/7/2025). Ruang kelas tersebut tidak bisa dipakai sehingga pihak sekolah menerapkan jam belajar siang.
Seorang guru di SDN Kawengen 02, Kawengen, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang menata reruntuhan atap kayu yang runtuh, keropos dan berserakan di lantai ruang kelas 2, Rabu (30/7/2025). Ruang kelas tersebut tidak bisa dipakai sehingga pihak sekolah menerapkan jam belajar siang. (TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV)

Di tempat lain, ulah penjaga sekolah membuat 140 siswa SD 04 Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, belajar di teras.

Pasalnya, ruang kelas digembok oleh penjaga sekolah yang kecewa tidak diterima sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Mereka merasa kecewa setelah tidak lulus dalam seleksi PPPK.

Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, Rudi Rilis, membenarkan peristiwa penggembokan tersebut.

Penggembokan telah terjadi sejak tiga hari lalu.

"Benar itu sudah terjadi sejak tiga hari belakangan," ungkap Rudi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (31/7/2025).

"Hari ini dijadwalkan mediasi, tapi batal karena yang bersangkutan tidak datang," tuturnya.

Baca juga: Ayah Tak Terima Putrinya Babak Belur Dianiaya Bibi Gegara Sandal Dipakai ke Warung

Rudi menjelaskan, penjaga sekolah menggembok ruang kelas karena merasa kecewa tidak lulus dalam seleksi PPPK.

Sedangkan tanah yang digunakan oleh sekolah dulunya merupakan tanah ulayat milik penjaga sekolah tersebut.

"Benar itu tanah ulayat dia dulunya," kata Rudi.

"Tapi itu kan sudah dihibahkan ke Pemkab dan tercatat sebagai aset pemerintah," tambahnya.

Meskipun demikian, Rudi menekankan bahwa pihaknya akan tetap menunggu proses mediasi untuk menyelesaikan persoalan ini.

Ia juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap siswa yang harus belajar di teras sekolah.

"Kasihan kita siswa belajar di teras sekolah. Jika mediasi gagal, tentu kita minta bantuan ke aparat," tutup Rudi.

Siswa SD 04 Sungai Limau Padang Pariaman belajar di teras karena ruang kelas digembok, Kamis (31/7/2025).
Siswa SD 04 Sungai Limau Padang Pariaman belajar di teras karena ruang kelas digembok, Kamis (31/7/2025). (Kiriman Andri Menew via Kompas.com)
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved