Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pemkot Surabaya Resmi Ajukan Usulan Pinjaman Rp452 Miliar 

Pemkot Surabaya resmi mengusulkan alternatif penambahan anggaran melalui pinjaman untuk dibahas bersama DPRD.

Dokumentasi Pemkot Surabaya
BERI PENJELASAN - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat memberikan penjelasan di Surabaya usai Sidang Paripurna DPRD Surabaya, Selasa (5/8/2025). Pemkot Surabaya resmi mengusulkan alternatif penambahan anggaran melalui pinjaman untuk dibahas bersama DPRD senilai Rp452 miliar. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Koloway

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pemkot Surabaya resmi mengusulkan alternatif penambahan anggaran melalui pinjaman untuk dibahas bersama DPRD. Rencananya, pinjaman tersebut akan digunakan untuk penambahan belanja infrastruktur. 

Rencana tersebut termaktub dalam Perubahan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Perubahan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2025. Melalui Sidang Paripurna DPRD Surabaya, Selasa (5/8/2025), total pinjaman yang diusulkan mencapai Rp452 miliar.

Kesepakatan ini menjadi dasar kelanjutan pembahasan penyusunan Raperda Perubahan APBD 2025. Nantinya, anggaran perubahan akan diputuskan dalam waktu selanjutnya.

Wali Kota Eri menjelaskan pertimbangan pengajuan pinjaman tersebut. Menurutnya, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Surabaya mengalami penurunan.

Hal ini diakibatkan daya beli yang melemah, investasi yang menurun, efisiensi belanja pemerintah, dan pengaruh ekspor-impor. Saat ini, tiga dari empat faktor tersebut mengalami penurunan.

Menurutnya, satu di antara upaya menggenjot PDRB dengan meningkatkan belanja pemerintah. Apabila digerakkan secara masif, ini menjadi solusi pemulihan ekonomi.

Baca juga: DPRD Tanggapi Rencana Pemkot Surabaya Utang Rp452 Miliar ke Bank Jatim

"Hari ini mau tidak mau yang tiga faktor ini turun semua, maka kita harus bisa menggerakkan belanja pemerintah. Belanja pemerintah itu bagaimana bisa mengkapitalisasi menjadi sebuah pergerakan ekonomi dengan pergerakan infrastruktur, untuk mendukung yang tiga (faktor) tadi biar bergerak sangat masif," kata Eri.

Selain itu, penambahan anggaran melalui skema pinjaman ditarget turut mempercepat pembangunan infrastruktur. Termasuk, di antaranya untuk penanganan banjir, pembangunan infrastruktur jalan hingga Penerangan Jalan Umum (PJU).

"Karena seperti saya sampaikan, tidak boleh belanja itu berhenti meskipun pendapatan dari pusat atau dari provinsi turun. Kita harus berani kalau itu untuk menggerakkan ekonomi dan kepentingan masyarakat, harus kita jalankan," katanya.

Wali Kota Eri mengklaim langkah pengajuan pinjaman daerah akan memberikan dampak positif terhadap percepatan pembangunan. Khususnya, pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Dia mencontohkan, pembangunan infrastruktur senilai Rp1 miliar, akan membutuhkan anggaran lebih besar jika dikerjakan pada 15 tahun ke depan. Berbeda halnya kalau dikerjakan tahun ini maka nilai proyek bisa ditekan.

"Kalau proyek Rp1 miliar hari ini dikerjakan pada tahun ketujuh, maka besarnya nilai proyek itu akan jauh lebih tinggi daripada nilai yang sekarang," kata mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.

Karena itu, Wali Kota Eri menekankan bahwa pembangunan infrastruktur harus tetap dilakukan. Meskipun, kondisi fiskal mengalami penurunan.

"Namun, bagaimana kita memikirkan bahwa ini (pinjaman) tidak melanggar sebuah aturan, regulasi. Alhamdulillah yang kita lakukan, DPRD dan pemkot, tidak melanggar regulasi, karena sudah ada surat tertulis dari Kemendagri untuk melaksanakan (pinjaman) itu, bahkan kita didukung," tegasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved