Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tangis Ibu Prajurit TNI Anak Tewas Dianiaya Senior, Kebanggaan Pergi Selamanya: Hati Hancur

Seorang prajurit TNI di NTT tewas diduga dianiaya senior. Hancur hati ibunda, anak kebanggaannya pergi selamanya.

KOLASE Dok. Warga Nagekeo, Ignas dan Instagram/belu_update
KORBAN PENGANIAYAAN - Prajurit TNI bernama Prada Lucky Chepril Saputra Namo (kanan) tewas diduga dianiaya oleh seniornya. Ibunda Prada (kaus biru) lemas melihat jenazah anak kebanggaan, Rabu (6/8/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Kasus penganiayaan senior kepada junior di kalangan prajurit kembali terjadi.

Seorang prajurit TNI di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) meninggal dunia.

Prajurit TNI bernama Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) tewas diduga dianiaya oleh seniornya.

Kematiannya menyisakan duka mendalam bagi keluarga terutama, orangtua Prada.

Orangtua Prada, Sersan Mayor Christian Namo dan Sefriana Pauwina harus kehilangan putra tercintanya.

Sefriana Pauwina sang ibunda tak menyangka anaknya yang dibanggakan justru meninggal dalam kondisi yang mengenaskan.

Baca juga: Mohon-mohon ke Hakim, Prajurit TNI yang Tembak Mati Siswa SMP Ngaku Istri Kena Tumor, Butuh Biaya

Melalui postingan facebooknya, Eppy Mirpey, mengungkapkan perasaan hancurnya atas kepergian sang anak.

"Sayangku sudah pergi jauh sekali. Hati mama sangat hancur, sayang," tulisnya, pada Kamis (7/8/2025), dikutip dari Tribun Sumsel.

Eppy bahkan rela jika dirinya harus pergi terlebih dahulu dibanding putranya.

"Mama sendiri tidak bisa bilang mama kuat, karena dunia mama sudah hancur, sayangku…Kenapa bukan mama saja yang pergi, tapi kamu yang pergi, sayang… Kebanggaan mama sudah pergi jauh sekali." tulisnya.

Banyak dari rekan keluarga pun memberikan kekuatan untuk sang ibunda agar kuat menghadapi kenyataan pahit tersebut.

Terlihat dari tayangan Pos Kupang, orang tua Prada Lucky Chepril Saputra Namo tak kuasa membendung tangis saat melihat jenazah putranya untuk yang terakhir kali.

Kepergian Prada Lucky menjadi pukulan berat bagi keluarga, terutama sang ayah yang juga telah mengabdikan diri sebagai prajurit.

Rencananya, jenazah akan diterbangkan ke Kupang untuk proses pemakaman lebih lanjut.

Jenazah Prada Lucky akan disemayamkan di rumah duka yang terletak di samping Rusunawa Asrama TNI AD Kuanino, Kota Kupang.

JENAZAH PRADA LUCKY- Keluarga korban saat melihat jenazah Prada Lucky Namo (23), anggota Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere (Yonif TP 834/WM), berada di RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Rabu (6/8/2025). Sefriana Pauwina sang ibunda tak menyangka bahwa anaknya yang dibanggakan justru meninggal dalam kondisi yang mengenaskan.
JENAZAH PRADA LUCKY- Keluarga korban saat melihat jenazah Prada Lucky Namo (23), anggota Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere (Yonif TP 834/WM), berada di RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Rabu (6/8/2025). Sefriana Pauwina sang ibunda tak menyangka bahwa anaknya yang dibanggakan justru meninggal dalam kondisi yang mengenaskan. (Dok. Warga Nagekeo, Ignas)

Pengakuan Prada Lucky

Sebelum tewas, Prada Lucky masih dalam kondisi sadar dan sempat mengeluh kepada seorang dokter di ruang radiologi bahwa dirinya menjadi korban kekerasan oleh sesama prajurit TNI.

Pernyataan terakhirnya itu kini menjadi titik awal pengungkapan kasus yang diduga kuat melibatkan penganiayaan internal di tubuh kesatuan Yonif TP 834/WM.

Kondisi fisik Prada Lucky turut memperkuat dugaan tersebut.

Pasalnya pada tubuh Prada Lucky Namo ditemukan banyak luka sayatan dan lebam.

Menurut keterangan salah satu warga yang ikut membantu mengurus jenazah, tubuh almarhum dipenuhi lebam dan luka sayatan di sejumlah bagian.

Foto dokumentasi internal yang beredar pun menunjukkan tanda-tanda kekerasan yang mencurigakan.

Prada Lucky sempat dirawat intensif selama empat hari di Unit Perawatan Intensif (ICU) RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur selama empat hari sejak Sabtu (2/8/2025).

Ia kemudian menghembuskan napas terakhirnya di Ruang IGD RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Rabu (6/8/2025), sekitar pukul 11.23 WITA.

Dia merupakan seorang prajurit muda TNI AD berusia 23 tahun yang bertugas di Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere (Yonif TP 834/WM), Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur. 

Prada Lucky Namo juga diketahui merupakan putra dari Sersan Mayor Christian Namo, seorang anggota TNI yang saat ini bertugas di Kodim 1627 Rote Ndao.

Baca juga: Tangis 2 Prajurit Penembak Mati Siswa SMP Minta Dihukum Ringan Kepikiran Nasib Istri, Massa Ngamuk

Institusi TNI Turun Tangan: Sub Denpom IX/1-1 Ende Ambil Alih Penanganan

Kasus kematian Prada Lucky kini resmi ditangani Sub Detasemen Polisi Militer (Sub Denpom) IX/1-1 Ende.

Hal itu disampaikan Komandan Kompi (Danki) dari satuan tempat Prada Lucky bertugas yang diketahui bernama Rahmat saat dikonfirmasi Tribun Flores, Rabu (6/8/2025) malam melalui telepon selulernya.

"Terkait kasus kematian almarhum ini sementara masih proses penanganan oleh Sub Denpom Ende karena saat ini komandan batalyon tidak ada di tempat jadi saya tidak bisa memberikan statement bagaimana-bagaimana, bukan kapasitas saya tapi sementara prosesnya sudah ditangani Sub Denpom Ende," ujar Rahmat. 

Ia juga enggan memberikan penjelasan terkait adanya dugaan penganiayaan hingga menyebabkan Prada Lucky Namo meninggal dunia. 

"Kalau terkait benar tidaknya adanya penganiayaan, inikan sementara masih didalami Sub Denpom Ende, jadi belum ada hasilnya jadi saya tidak berani keluarkan statement," tandas Rahmat.

Baca juga: Pantas Apriyadi Petugas Keamanan Lari 149 Km usai Anaknya Jadi Prajurit TNI, Kini Dapat Rp 10 Juta

Terpisah, Komandan Brigade Infanteri (Brigif) 21/Komodo, Letkol Inf Agus Ariyanto membenarkan bahwa salah satu prajurit di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 meninggal.

“Kalau yang meninggal benar adanya prajurit kita dari Batalion 834, itu yang meninggal,” ujar Agus saat dihubungi, Kamis (7/8/2025).

Meski demikian, Agus belum bisa memastikan penyebab kematian korban. Sebab, kasus tersebut sedang didalami oleh penyidik polisi militer.

“Kalau memang nanti mengarah ke hal tersebut (dianiaya), tentu nanti akan ada proses selanjutnya,” ujarnya.

Agus menyatakan, pihaknya akan terus mengawal kasus tersebut sampai proses penyelidikan rampung. 

"Semuanya sedang berjalan, sama-sama kita akan mengawal, jadi kita belum bisa pastikan bagaimana (kejadin) dan siapa (pelakunya),” tandasnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved