Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok 5 Jurnalis Al Jazeera Dibunuh Israel saat Berada di Tenda Pers Gaza, MUI Mengecam Keras

5 jurnalis Al Jazeera dibunuh Israel di Kota Gaza. Dituduh pemimpin sel teroris. Pimpinan redaksi: Tuduhan Israel tidak berdasar.

Editor: Hefty Suud
POOL PHOTO/MAHMUD HAMS via AP
SERANGAN ISRAEL - Foto arsip saat bola api hasil ledakan kantor media Al Jazeera dan Associated Press di Gaza, setelah serangan udara Israel pada Sabtu (15/5/2021). Serangan itu dilakukan Israel setelah memberi waktu satu jam bagi penghuni gedung untuk mengevakuasi diri. Kini Minggu (10/8/2025) malam Israel bunuh 5 jurnalis Al Jazeera saat berada di tenda 'Pers' di dekat Rumah Sakit Al-Shifa 

Dikutip dari laman resmi Committee to Protect Journalists (CPJ), Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) adalah organisasi independen nirlaba yang berpusat di New York, Amerika Serikat, yang bertujuan untuk membela kebebasan pers dan melindungi hak jurnalis di seluruh dunia.

Mereka mendokumentasikan serangan terhadap jurnalis, memberikan bantuan darurat, dan mengadvokasi kebijakan yang mendukung kebebasan media.

Kecaman Internasional

Kecaman internasional segera mengalir. Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengutuk “kejahatan kelaparan dan pembersihan etnis” yang dilakukan Israel, menegaskan dukungan terhadap hak rakyat Palestina.

Uni Emirat Arab memperingatkan “konsekuensi bencana, termasuk hilangnya nyawa tak berdosa” dan mendesak PBB untuk bertindak.

Sementara itu, Qatar menuduh Israel melakukan pelanggaran hukum humaniter internasional secara terus-menerus.

Ketiga negara tersebut menegaskan kembali komitmen pada solusi dua negara sebagai jalan menuju perdamaian.

ISRAEL BUNUH JURNALIS - Tangkap layar YouTube Al Jazeera English pada 11 Agustus 2025, memperlihatkan dokumentasi saat Anas al-Sharif meliput perang di Gaza. Inilah 7 fakta atas meninggalnya jurnalis Al Jazeera, Anas al-Sharif dan timnya dalam serangan udara Israel di Gaza pada Minggu, 10 Agustus 2025.
ISRAEL BUNUH JURNALIS - Tangkap layar YouTube Al Jazeera English pada 11 Agustus 2025, memperlihatkan dokumentasi saat Anas al-Sharif meliput perang di Gaza. Inilah 7 fakta atas meninggalnya jurnalis Al Jazeera, Anas al-Sharif dan timnya dalam serangan udara Israel di Gaza pada Minggu, 10 Agustus 2025. (Tangkap layar YouTube Al Jazeera English)

Baca juga: Inilah 5 Fakta tentang Merince Kogoya, Finalis Miss Indonesia Didiskualifikasi Gegara Dukung Israel

Kecaman MUI 

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa serangan militer Israel yang menewaskan lima wartawan Al Jazeera di Gaza bukan sekadar pelanggaran HAM, melainkan ancaman global terhadap kebebasan pers.

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, menilai tindakan tersebut sebagai upaya sistematis untuk membungkam saksi mata dan menghalangi dokumentasi independen atas konflik.

Dalam pernyataan tertulis yang dirilis Senin (11/8/2025), Sudarnoto menyampaikan duka cita mendalam atas gugurnya lima jurnalis Al Jazeera: Anas al-Sharif, Mohammed Qreiqeh, Ibrahim Zaher, Mohammed Noufal, dan Moamen Aliwa, yang tewas dalam serangan udara Israel di luar Rumah Sakit al-Shifa, Gaza City.

“Majelis Ulama Indonesia menyampaikan duka cita yang mendalam sekaligus mengecam dengan sekeras-kerasnya tindakan militer Israel yang telah membunuh lima wartawan Al Jazeera melalui serangan udara yang sangat brutal,” ujar Sudarnoto.

Ia menegaskan bahwa serangan terhadap jurnalis bukan hanya tragedi kemanusiaan, tetapi juga ancaman terhadap ekosistem informasi global.

“Tanpa keberadaan jurnalis, dinding kebisuan tumbuh dan impunitas semakin melebar,” tegasnya.

Sudarnoto juga mengecam tuduhan militer Israel yang melabeli wartawan, termasuk Anas al-Sharif, sebagai teroris. Menurutnya, pelabelan semacam itu merupakan taktik untuk mendiskreditkan jurnalis yang kritis terhadap narasi resmi Israel.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved