Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pemberantasan Beras Oplosan

DKPP Kabupaten Madiun Imbau Produsen Beras Taati Aturan: Jangan Mengoplos dengan Penggilingan Lain

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Madiun mengimbau produsen dan penggiligan beras taati aturan

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Samsul Arifin
Dok. Kementan via KOMPAS.com
TAAT ATURAN - Ilustrasi beras. Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Madiun, mengimbau kepada produsen beras dan penggilingan padi, untuk mentaati aturan dan spesifikasi yang ada, Rabu, (13/8/2025). 

Poin Penting

  • Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Madiun mengimbau produsen dan penggiligan beras taati aturan
  • Pada dasarnya penggilingan tingkat kecil tidak khawatir dengan upaya penertiban beras oplosan, yang masif dilakukan oleh pemerintah
  • Kondisi saat ini yang dikhawatirkan oleh para pelaku usaha tersebut, adalah faktor harga gabah. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani

TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Madiun, mengimbau kepada produsen beras dan penggilingan padi, untuk mentaati aturan dan spesifikasi yang ada.

Kabid Ketersediaan dan Distribusi Pangan DKPP Kabupaten Madiun, Cahyo Sukmono Djati, mengatakan, isu beras oplosan juga bersamaan dengan beredarnya Beras SPHP.

Apalagi Cahyo juga menyebut, jumlah penggilingan di tingkat Kabupaten ada 23 sampai dengan 32 tempat, yang tercatat masuk dalam kelas menengah kebawah.

“Jangan sampai mengoplos dengan beras penggilingan lain. Kami imbau beras murni hasil penggilingan padi,” tegas Cahyo, Rabu (13/8/2025).

Di satu sisi, Cahyo menilai, pada dasarnya penggilingan tingkat kecil tidak khawatir dengan upaya penertiban beras oplosan, yang masif dilakukan oleh pemerintah.

Baca juga: Respon DKPP Madiun Terkait CV Martindo Rice Indonesia Berhenti Produksi Sementara : Bentuk Kepatuhan

“Kalau mutu yang diperiksa tidak masalah. Bahkan para pelaku usaha tersebut ikut mendukung,” ucapnya.

Menurutnya, kondisi saat ini yang dikhawatirkan oleh para pelaku usaha tersebut, adalah faktor harga gabah. 

“Harga gabah kalau digiling sudah melebihi HET, belum nanti variabel lain seperti rendemen. Kami survei di penggilingan berbeda dari yang seharusnya BEP, susutnya banyak,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved