Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Protes Penebangan Pohon, Ribuan Siswa SMAN 2 Situbondo Geruduk Sekolahnya, Desak Kepsek Mundur

Ribuan Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 2  (SMADA) Situbondo, menggelar aksi unjuk rasa, Senin (25/08/2025).

Penulis: Izi Hartono | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/IZI HARTONO
DEMO - Ratusan siswa SMADA Situbondo saat berunjuk rasa di halaman sekolah, Senin (25/08/2025) 

Sementara itu, Wakil Kepala SMADA, Jeffri Gunawan mengaku kaget dengan aksi demo para siswa itu,.

"Ternyata demo ini murni dari siswa," ucapnya.

Meski dirinya sebagai wakil bidang kesiswaan di sekolah, kata Jeffri, namun pihaknya tidak mengetahui hari ini bakal adanya aksi unjuk rasa yang dilakukan siswanya tersebut.

"Tadi pak Kasubag dan kasi datang, bagaimana asprasi anak anak ini bisa didengar. Karena ini murni dari siswa, kami dan para guru juga akan menyampaikan ke Kepala dinas," katanya.

Saat ditanya kasus penebangan pohon di SMASA di Situbondo dan ternyata terjadi di SMADA, Jeffri menjelaskan, ini tidak ada runtutan kepentingan dan ikut ikutan atau balas dendam, karena kebetulan kepala sekolahnya berasal SMASA.

"Tidak ada itu, yang jelas ini murni dari siswa," tukasnya.

Jeffri mengaku tidak ada koordinasi dari pihak kasek kepada para guru dalam penebangan atau pemangkasan pohon itu.

"Kalau program ke depan sekolah itu ada, tapi kalau penebangan pohon tidak ada," bebernya.

Dikonfirmasi terpisah, Kasubag TU Cabang Dinas PendidikanPropinsi Jawa Timur, di Bondowoso, M Syarifuddin mengatakan, berdasarkan hasil pertemuan masih ada dua basaha, yakni penebangam dan pemangkasan pohon.

"Dari Kasek itu pemangkasan dan sebagian komponen sekolah itu masuk ke penebangan, nanti kita akan cek lapangan," kata Syarifuddin.

Saat ditanya terkait tuntutan siswa agar kasek mundur, Mantan wartawan Radio Bhasa FM ini mengatakan mutasi itu ada prosedurnya, bahwa sekolah ini ada dibawa cabang dinas wilayah Bondowoso.

"Tapi yakinlah, aspirasi dari teman teman SMA 2 ini akan saya sampaikan,," tegasnya.

Meski penyampaian para guru tidak ada koordinasi, kata Syarifuddin, namun pihaknya masih perlu mengkroscek kepihak kepala sekolah.

"Kita akan kroacek, yang jelas pengakuan guru dan siswa tidak ada koordinasi," ujarnya.

Syarifuddin menegaskan, apa yang terjadi ini akan menjadi pelajaran bagi sekolah atau lembaga pendidikan yang ada di Kabupaten Situbondo.

"Hal seperti ini mestinya dikoordinasikan terlebih dahulu, baru dilakukan," pungkasnya

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved