Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Warga Berpenyakit Aneh yang Bikin Gubernur Turun Tangan, Baru Diurus Setelah 40 Tahun Berlalu

Ada seorang warga Sukabumi yang diketahui berpenyakit sudah 40 tahun lamanya, ternyata identitaspun tak punya, Gubernur soroti peran bawahannya.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TribunJabar.ID
PENYAKIT ANEH - Ruang perawatan Maman Abdurahman pengidap penyakit aneh bintik-bintik besar di kulit di RSUD R Syamsudin SH, Kota Sukabumi, Selasa (26/8/2025). Gubernur Jawa Barat akhirnya turun tangan. 

TRIBUNJATIM.COM - Ada seorang warga yang ternyata hidup 40 tahun dengan penyakit yang tak sembuh-sembuh.

Warga Sukabumi itu rupanya bahkan tak memiliki tanda pengenal identitas karena terkendala biaya hidup.

Potret miris ini menambah keburukan penanganan pemerintah daerah terhadap warganya.

Abai dengan kondisi warga, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sampai turun tangan.

Sosok Maman

Maman Abdurohman (46) menjalani hidup dalam derita sejak usia 6 tahun. 

Ia tinggal tak jauh dari pusat pemerintahan Kota Sukabumi, tepatnya di jalan Benteng Kidul, RT 02, RW 02, Kelurahan Benteng, Kota Sukabumi.

Namun, keberadaannya luput dari perhatian.

Maman mengalami penyakit aneh di sekujur tubuhnya berupa bintik-bintik di kulit.

Dia belum pernah menjalani penanganan medis yang layak.

Satu di antara masalahnya, dia tak memiliki kartu tanda penduduk (KTP). Tanpa dokumen itu, akses terhadap layanan kesehatan menjadi mimpi yang nyaris mustahil ia gapai.

Maman merupakan pria 46 tahun yang sudah 40 tahun mengidap penyakit aneh di kulitnya.

Kulit Maman bintik-bintik sejak usia enam tahun.

Kondisi Maman diketahui setelah adanya laporan warga yang langsung menyampaikan ke relawan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. 

Selama ini, Maman tinggal bersama bapaknya bernama Hamdan (70) di Jalan Benteng Kidul, RT 02, RW 02, Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong.

Baca juga: Bawa Kartu Berlogo Pemerintah, Petugas Gadungan Keliling Sambil Minta Rp 700 Ribu untuk Data Bansos

Nasib terkini Maman

Kondisi yang dialami Maman akhirnya sampai ke telinga Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Tim relawan dari Komunitas KDM Sukabumi, Sulor dan Egi Sonia, datang langsung ke kediaman Maman setelah mendapat laporan dari warga sekitar.

"Saat melihat langsung kondisi Maman, kami tahu ini tak bisa dibiarkan lebih lama,” ujar Mulyana Tomi, anggota KDM, saat dikonfirmasi media, Selasa (26/08/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dari TribunJabar.ID, Rabu (27/8/2025).

Tanpa menunggu lama, tim KDM langsung berkoordinasi dengan Lurah Benteng untuk menyelesaikan persoalan administrasi kependudukan Maman. 

Bersama pihak kelurahan dan RSUD R. Syamsudin, S.H., mereka berhasil membawa Maman untuk mendapatkan penanganan medis pertama yang serius dalam hidupnya.

Ruang perawatan Maman Abdurahman pengidap penyakit aneh bintik-bintik besar di kulit di RSUD R Syamsudin SH, Kota Sukabumi, Selasa (26/8/2025).
Ruang perawatan Maman Abdurahman pengidap penyakit aneh bintik-bintik besar di kulit di RSUD R Syamsudin SH, Kota Sukabumi, Selasa (26/8/2025). (TribunJabar.ID)

"Alhamdulillah, berkat kerja sama yang cepat, Kang Maman akhirnya bisa ditangani. Ini jadi momen penting bahwa masih banyak warga yang sebenarnya butuh bantuan, tapi terkendala hal sepele seperti KTP," jelas Mulyana.

Terkini, Maman dalam penanganan medis RSUD Syamsudin SH, Kota Sukabumi. 

Ketua Tim Penanganan RSUD R Syamsudin SH, Irfan Nugraha, mengatakan, Maman sedang dalam tahap didiaknosis tim dokter. 

"Saat ini tim dokter melakukan observasi. Tindaklanjutnya seperti apa kita tunggu saja," ujar Irfan.

Baca juga: Pria Rela Bayar Rp2,5 Juta Demi Digotong Pakai Keranda, Lengkap sambil Kenakan Kafan

40 tahun berlalu barulah Maman ditangani

Maman merupakan pria 46 tahun yang sudah 40 tahun mengidap penyakit aneh di kulitnya.

Kulit Maman bintik-bintik sejak usia enam tahun.

Ternyata sejak dahulu Maman tak pernah mendapatkan sekalipun perawatan medis dari rumah sakit.

Kondisi Maman juga sejak dulu sangat menyedihkan, sebab Maman sama sekali tidak dipedulikan pemerintah atau perangkat desa setempat.

Baca juga: Guru 1 Sekolah Patungan Bayari Kuliah Roihan Siswa yang Nyambi Jadi Kuli Batu, Lolos PTN Jalur Emas

Dedi Mulyadi soroti Sukabumi

Maman menjadi potret lain warga di pedalaman Jawa Barat yang luput dari pengawasan pemerintah.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menilai Kabupaten Sukabumi masih menjadi daerah dengan problematika infrastruktur terbanyak di Jawa Barat.

Namun, ia mengaku kesulitan berkomunikasi dengan Bupati Sukabumi, Asep Japar, yang disebutnya sulit dihubungi.

"Pokoknya Sukabumi ini paling banyak sekali problematikanya, tetapi bupati-nya sulit dihubungi," kata Dedi di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (26/8/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Rabu (27/8/2025).

Salah satu persoalan yang mendesak adalah pembangunan jembatan di Desa Tanjung, Kecamatan Jampang Kulon, Sukabumi.

RUMAH RAYA - Kediaman Raya di Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (kiri). Raya (kanan), bocah berusia 3 tahun meninggal karena tubuh penuh cacing, Kamis (21/8/2025).
RUMAH RAYA - Kediaman Raya di Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (kiri). Raya (kanan), bocah berusia 3 tahun meninggal karena tubuh penuh cacing, Kamis (21/8/2025). (KOLASE KOMPAS.com RIKI ACHMAD SAEPULLOH dan Instagram/rumah_teduh_sahabat_iin)

Jembatan ini dipersiapkan agar anak-anak sekolah tidak lagi mempertaruhkan keselamatannya dengan menyeberangi sungai.

Dedi menyebut kebutuhan anggaran untuk membangun jembatan tersebut sekitar Rp 3 miliar.

"Oh iya, itu sudah dihitung, itu sudah lama saya hitung. Jadi gini, itu sudah dihitung biayanya, itu biayanya adalah Rp 3 miliar untuk bangun jembatan. Saya pengen bangun hari Senin. Tetapi itu harus ada, kan kita ngeluarin dana nih, dana kan harus dana darurat," ujarnya.

Namun, rencana itu terkendala karena anggaran dinas terkait sudah habis untuk pembangunan jembatan di berbagai daerah.

Dedi menilai pembangunan bisa segera terealisasi apabila ada surat pernyataan tanggap darurat dari Bupati Sukabumi, sehingga dana darurat atau Belanja Tidak Terduga (BTT) bisa dicairkan.

SISWA SEBERANGI SUNGAI - Puluhan anak-anak di Kampung/Desa Tanjung, Kecamatan Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, harus bertaruh nyawa menyebrangi sungai untuk pergi ke sekolah, Jumat (22/8/2025).
SISWA SEBERANGI SUNGAI - Puluhan anak-anak di Kampung/Desa Tanjung, Kecamatan Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, harus bertaruh nyawa menyebrangi sungai untuk pergi ke sekolah, Jumat (22/8/2025). (Tribun Jabar/M Rizal Jalaludin)

Baca juga: Bagaimana Cacing Hidup di Tubuh Manusia? Askariasis Penyebab Raya Bocah Sukabumi Meninggal

"Caranya bupatinya harus hari ini juga kirim pernyataan tanggap darurat bencana," kata Dedi.

Ia menyayangkan komunikasi dengan Bupati Sukabumi yang hingga kini tak berjalan.

Pesan singkat yang ia kirim melalui WhatsApp (WA) bahkan belum pernah dibalas.

"Sekarang bupati-nya di WA, checklist terus. Gimana? Jadi kami ingin cepat karena yang lain sudah dibangunkan. Sukabumi ini banyak banget kalau saya bangun," tuturnya.

Dedi menambahkan, sebelumnya Pemprov Jawa Barat sudah membangun sejumlah jembatan gantung di Kabupaten Sukabumi, termasuk empat jembatan di satu desa yang rusak parah.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved