TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Karangkates, Kabupaten Malang menyarankan masyarakat tak perlu resah terkait isu terjadinya gempa bumi dahsyat berbuntut tsunami di wilayah pantai selatan.
Kabar tersebut sontak menjadi topik yang ramai diperbincangkan akhir-akhir ini.
"Jadi megathrust itu adalah bagian kajian yang kami pelajari. Yang didasari karena gempa-gempa yang sudah terjadi terdahulu. Kajian itu belum tentu dapat menjelaskan gempa akan terjadi sebesar itu," ujar Kepala Stasiun Geofisika BMKG Karangkates, Musripan ketika dikonfirmasi, Senin (22/7/2019).
• Selamatkan 53 Aset, Kejaksaan Negeri Kota Malang: Diserahkan atau Pidana, Nggak Ada yang Ngelawan
Musripan menyadari potensi gempa besar itu ada. Namun, ia menegaskan ada secercah harapan bagi masyarakat untuk menyelematkan diri.
Untuk itu, masyarakat harus mulai sadar dan belajar mengenai mitigasi bencana jika memang benar-benar terjadi gempa bahkan tsunami.
"Kita semua tak bisa menghindar. Tapi kita harus sadar, di pantai Selatan kita memang ada potensi terjadinya gempa besar," beber Musripan.
Jangan panik, ada hal yang bisa dilakukan jika terjadi gempa. Musripan menjelaskan, terdapat beberapa cara menyelamatkan diri ketika gempa bumi terjadi sesuai lokasi kita berada.
• Tangkal Radikalisme di Malang, Polisi Gandeng Mantan Teroris Bom Bali - Dijanjikan 70 bidadari
Apabila sedang berada di dalam ruangan, lindungi kepala dan badan dari runtuhan bangunan. Caranya, bisa berlindung di bawah meja atau apapun yang dapat mengurangi resiko tersebut.
"Selain itu carilah cara untuk dapat mengeluarkan diri. Namun ketika keluar hindari jika ada retakan tanah," beber Musripan.
Musripan menambahkan, apabila sedang berada di luar ruangan alias sedang di area terbuka. Sebisa mungkin hindari bangunan yang ada di sekitar, misal gedung, tiang listrik, pohon, dan lain-lain.
"Selain itu jangan lupa mencatat nomor-nomor penting yang dapat dihubungi. Masyarakat juga bisa menyiapkan satu tas yang berisi alat obat-obatan, surat -surat atau dokumen penting agar mempermudah proses evakuasi diri jika gempa terjadi," jelas Musripan.
• Apabila Tak Serahkan LHKPN ke KPK, KPU Kota Malang Bakal Tunda Pelantikan Anggota DPRD Terpilih
Untuk kemungkinan terburuk, apabila terjadi tsunami. Musripan menjelaskan ada waktu 30 menit yang harus dimanfaatkan masyarakat dengan sebaik-baiknya.
Waktu tersebut bak golden time, karena prediksi datangnya tsunami akan datang pada rentang waktu tersebut setelah gempa besar terjadi. Masyarakat bisa mengevakuasi diri ke tempat lebih tinggi.
"Perlu diketahui juga ada golden time yakni antara 20 sampai 30 menit, untuk melakukan evakuasi sebelum tsunami benar-benar memang akan terjadi," ujar Musripan.
Terkait edukasi soal mitigasi bencana gempa dan tsunami, Musripan menegaskan pihaknya sudah banyak melakukan sosialisasi, di berbagai tempat di Pulau Jawa bagian Selatan.
"Dari Banyuwangi sampai Jawa Barat kami bergerak lakukan sosialisasi soal gempa dan tsunami. Kami sudah berupaya untuk edukasi keselamatan masyarakat yang bermukim di sekitar pantai khususnya pantai Selatan," tutup Musripan.