Kerusuhan di Papua

Kecurigaan Jokowi Terhadap Penumpang Gelap Saat Kerusuhan Papua, Siapakah yang Dimaksud?

Penulis: Elma Gloria Stevani
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo

TRIBUNJATIM.COM - Presiden Joko Widodo memberikan tanggapannya atas aksi kekerasan yang terjadi di Papua. Diketahui, isu rasisme yang diduga dialami mahasiswa Papua di Surabaya memicu kemarahan warga Papua.

Kerusuhan pun pecah di beberapa wilayah Papua dan Papua Barat, Selasa (20/8/2019) lalu. Kantor DPRD, dan pertokoan dibakar, ribuan massa memblokade jalan sehingga aktifitas warga lumpuh.

Jokowi mengatakan bahwa bahwa kerusuhan itu terjadi hanya karena ketersinggungan saja. Sehingga Jokowi menginginkan agar semua pihak saling memaafkan, menghormati dan menghargai adanya perbedaan.

"Ya, kemarin sudah saya sampaikan ini masalah ketersinggungan. Oleh sebab itu, saya sampaikan marilah kita saling memaafkan. Karena dengan saling memaafkan itulah kita harapkan saling menghargai saling menghormati di antara kita itu betul-betul terjadi. Sehingga sebagai saudara sebangsa dan setanah air, hubungan kita semakin erat baik," ucap Jokowi. Jangan sampai hal yang menyangkut ketersinggungan ini terus terjadi," ucap Jokowi.

Dalam acara Satu Meja The Forum yang dipandu Budiman Tanuredjo, Jokowi menyampaikan bahwa dalam kepemimpinannya selama 5 tahun ini, ia kerap kali melakukan kunjungan ke daerah Papua, bahkan ke kabupaten-kabupaten yang tidak pernah tersentuh.

Gubernur Papua Kritik Keras Jokowi karena Bicara Tidak Tegas, Ali Ngabalin: Presiden Sangar Prihatin

Profil Biodata Sherly Annavita Milenial yang Kritik Jokowi, Dai Muda & Berprestasi di Luar Negeri

Ibu Kota Pindah, Sherly Annavita Soroti Utang Jokowi Rp 275 T, Tsamara: Tak Ada Satupun Opsi Utang

Tercatat sebanyak 11 hingga 12 kali Jokowi melakukan kunjungan ke Papua. Kunjungan terbanyak adalah ke Papua jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain.

"Perlu saya sampaikan, saya ke Papua ini udah nggak tahu udah berapa kali. Paling banyak saya datangi di antara provinsi-provinsi yang lain lain. Mungkin 11 atau 12 kali. Saya dulu ke kabupaten-kabupaten yang dulu tidak pernah tersentuh. 

Bahkan, Jokowi tidak takut saat berkunjung ke Kabupaten Nduga yang kala itu sedang bermasalah. Ia mengaku dirinya tetap masuk untuk membangun Kabupaten Nduga menjadi lebih baik dari sebelumnya.

"Saya sempat ke Kabupaten Nduga sebanyak 2 kali dan saat itu kalau boleh saya informasikan tidak diperbolehkan oleh Panglima TNI dan Kapolri karena urusan keamanan. Tetapi saya sampaikan bahwa Kabupaten Nduga itu termasuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga saya perlu tahu kondisi dan keadaan di sana seperti apa. 

Dan setelah jalan menuju ke sana, kita bangun dan kita menuju perbatasan di sana. Dan inilah yang ingin saya sampaikan bahwa kita ingin mendahulukan pembangunan Papua, karena memang ketertinggalan yang ada ini harus kita kejar.

Kini kondisi Papua mulai kondusif, masyarakat sudah kembali beraktifitas normal.

Lenis Kogoya Klaim Paksa Joko Widodo ke Papua Setahun 3 Kali, Tak Yakin dengan Presiden yang Dulu

Gubernur Papua Bakal Tarik Seluruh Mahasiswa Papua: Kami Bawa Pulang Jika Situasi Tidak Aman

Najwa Shihab Kaget Gubernur Papua Sebut Masyarakat Papua Belum di-Indonesiakan Secara Baik

Wartawan senior Kompas, Budiman Tanuredja sempat menanyakan apakah Presiden Joko Widodo akan berkunjung ke Papua setelah adanya aksi kekerasan.

"Apakah setelah beberapa kali ke Papua, pak Presiden juga berniat kembali berkunjung setelah terjadinya aksi kekerasan?," tanya Budiman.

Jokowi pun mengatakan dalam waktu dekat ini dirinya akan berangkat ke Papua untuk menyelesaikan permasalahan ini.

"Mungkin dalam waktu dekat ini akan ke Papua," jawab Jokowi.

Dikutip dari tayangan Satu Meja The Forum, Rabu (21/8/2019) malam, Presiden Jokowi menduga ada penumpang gelap yang sengaja menciptakan kekeruhan melalui isu Papua.

Kekeruhan itu akhirnya berujung pada aksi protes dan kerusuhan di sejumlah wilayah di Papua dan Papua Barat.

"Ya biasa dalam sebuah peristiwa itu ada yang membonceng, ada penumpang gelap, biasalah menurut saya," kata Jokowi dalam acara Satu Meja The Forum di Kompas TV.

Farhat Abbas Klaim Punya Rahasia yang Bisa Jatuhkan Hotman Paris: Saya Bongkar!

Soal Pemindahan Ibu Kota, Ridwan Saidi: Pindah Aja Buruan Kalau Bisa Besok Beduk Subuh Udah Pindah!

Sebut Ide Pemindahan Ibu Kota Masih Mentah, Fadli Zon: Jokowi Miskin Narasi

Namun, Jokowi tidak memberikan penjelasan secara rinci mengenai penumpang gelap yang ia maksud.

Di mata Jokowi, yang terpenting saat ini TNI dan Polri telah menyelesaikan persoalan yang ada di lapangan.

Ia pun memastikan langkah-langkah hukum akan dilakukan kepada semua pihak yang bertanggung jawab.

Namun, Jokowi kembali mengingatkan, hal yang terpenting adalah saling memaafkan.

Hingga pada akhirnya, Joko Widodo menyinggung soal "Indonesia-sentris".

'Indonesia-sentris' yang dimaksud Jokowi adalah semua provinsi memiliki hak yang sama untuk menikmati pembangunan.

Sehingga, Jokowi melihat Papua dan Papua Barat membutukan perhatian lebih dari segi pembangunan di bidang infrastruktur, bidak kesehatan dan bidang lainnya.

"Baik di bidang infrastruktur, bidang kesehatan, dan bidang lain. Saya melihat Papua (dan Papua Barat) memang perlu lebih diperhatikan," ujar Jokowi.

Debat Maruar Sirait Soal Pemindahan Ibu Kota, Rocky Gerung: Biografi Jokowi dari Ngibul ke Asbun

Selvi Ananda Ungkap Usia Kehamilan, Istri Gibran Sebut Jan Ethes Tahu: Perutnya Sudah Membuncit

Ini Alasan Staf Khusus Presiden Sebut Tri Rismaharini dan Gubernur Khofifah Mama Papua

Karena kerusuhan adalah dampak dari tindakan terhadap mahasiswa Papua di Jawa Timur, maka Jokowi berharap kepala daerah bersikap hai-hati dalam menyampaikan pernyataan.

Jokowi meminta kepala daerah menyampaikan pernyataan yang tidak menimbulkan ketersinggungan masyarakat di semua daerah atau setiap provinsi.

Melihat Indonesia ada dengan segala keberagaman baik suku agama dan ras serta karakter yang berbeda-beda, Jokowi melihat ketersinggungan rentan terjadi.

Tri Rismaharini Jawab Isu Calon Menteri & Capres 2024:Terus Terang Ambisi Aja Nggak Apalagi Bermimpi

Khofifah Akan Bangun Asrama Mahasiswa Nusantara, Lenis Kogoya:Kita Ingin Bu Khofifah Jadi Mama Papua

Kaesang Gerebek Kampus Gibran di Singapura, Lihat Foto Sang Kakak Terpampang Putra Jokowi Sungkem

Jokowi menuturkan, jangan sampai masyarakat, terutama pejabat daerah menularkan ujaran kebencian yang bisa berdampak pada ketersinggungan.

"Jangan sampai kita menyampaikan hal-hal yang menjadikan provinsi lain atau suku lain menjadi tersinggung gara-gara yang kita sampaikan. Hati-hati betul, terutama pejabat publik," tutur Jokowi.

Berita Terkini