Melalui rapid test itu, diharapkan bisa cepat mengetahui gejala penyakit yang dialami oleh pasien.
"Rapid test itu alat, jadi rumah sakit itu kan beli. Beli juga mengeluarkan biaya," ujarnya.
"Ya dihitung semua biaya mendatangkan alat rapid test itu berapa, misal satu alat rapid harganya Rp 200 ribu, tinggal dijumlahkan. Petugasnya yang kerja apa gak mau dibayar saat melayani rapid test?" tambahnya.
Syaiful juga mengingatkan, kalau rapid test itu diperuntukkan bagi pasien yang memiliki gejala mengarah ke Covid-19.
• Sosok Mantan Istri Dory Harsa Jarang Tersorot, Tak Kalah dari Nella Kharisma, Foto Nikah Dulu Viral
Namun, apabila masyarakat biasa ingin melakukan rapid test mandiri, pihaknya juga memperbolehkan, namun ada biaya yang harus dikeluarkan.
"Terserah masyarakat mau rapid test boleh, tidak mau rapid test juga tidak masalah," sarannya.
Syaiful memastikan, setiap pasien yang memiliki gejala mengarah ke Covid-19 lalu di rapid test, tidak usah membayar, sebab sudah ditanggung oleh pemerintah.
Hal berbeda disampaikan oleh Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 RSU Mohammad Noer Pamekasan, dr Mohammad Mukhlis.
• Polemik Pemakaman Jenazah PDP di Surabaya, Berbalut Popok Tanpa Kafan, Begini Kata Pihak Rumah Sakit
Ia menyatakan hanya mengikuti anjuran dari pemerintah dan pedoman kesehatan dalam melakukan rapid test terhadap pasien.
Misal dari pemerintah dan pihak rumah sakit menyarankan untuk melakukan rapid test terhadap pasien, maka pihaknya akan langsung melakukan.
"Jadi kalau pemerintah memang menyarankan mau dilakukan rapid test untuk skrining ya kita lakukan," katanya.
"Kalau orang mengganggap itu ladang bisnis, kita tidak bisa membendung pendapat orang satu persatu," tambahnya.
Dokter yang akrab disapa Mukhlis itu juga menjelaskan, kalau pihaknya dalam melakukan rapid test terhadap pasien hanya untuk skrining saja.
• Cewek Kediri Tinggalkan Motor Bertulis Biasakan Cuci Tangan di Pinggir Jalan, Satpol PP Bertindak
Skrining itu, kata dia, merupakan serangkaian tes atau prosedur yang dilakukan untuk mendeteksi potensi gangguan kesehatan atau penyakit tertentu pada seseorang.
Mukhlis menjelaskan, tujuan dari tes skrining adalah deteksi dini untuk mengurangi risiko penyakit atau memutuskan metode pengobatan yang paling efektif.