TRIBUNJATIM.COM - Terungkap inilah kisah lockdown mengerikan di Xinjiang, China.
Rakyat di sana mengalami hal yang terbilang menyakitkan dan tentu saja tak menyenangkan.
Simak selengkapnya.
• Syarat Dapat Bantuan Sosial Tunai Rp500 Ribu, Simak Pula Cara Daftar Kartu Sembako, Sudah Siap Cair!
Diketahui, China merupakan negara pertama yang menemukan virus Corona atau Covid-19.
China juga merupakan negara pertama yang menerapkan lockdown demi mengurangi penyebaran virus Corona.
Namun nyatanya lockdown membuat warga China kesusahan.
Khususnya warga yang tinggal di Xinjiang.
• David Silva Positif Terinfeksi Covid-19 Tanpa Gejala: Kini Jalani Isolasi Mandiri
Melansir dari Tribunnews ( grup TribunJatim.com ), warga Xinjiang dikabarkan mengalami perlakuan tidak menyenangkan akibat lockdown untuk menanggulangi Covid-19 di China.
Dikutip dari Daily Mail, muncul laporan bahwa orang-orang di Xinjiang ditahan hingga dipaksa minum obat tradisional China.
Pemeritah setempat diduga menggunakan tindakan keras untuk mengurangi penyebaran virus Corona.
Otoritas mengunci penduduk di dalam rumah dan menerapkan karantina yang lebih lama bagi warga yang tak patuh.
Bahkan beberapa warga mengaku dipaksa mengonsumsi obat tradisional China.
Padahal pemaksaan seperti itu dinilai ahli sebagai pelanggaran etika medis.
Seorang wanita Uighur mengatakan dia dijebloskan ke dalam sel bersama puluhan wanita ketika puncak-puncaknya wabah.
Dia mengklaim penjaga memaksanya minum obat yang berefek mual dan lemas.
Dia juga mengaku diminta telanjang sekali dalam seminggu dan menutupi wajah saat disemprot disinfektan.
"Itu mendidih," ujar wanita ini dengan syarat anonim karena takut dengan otoritas.
"Tangan saya rusak, kulit saya mengelupas," tambahnya.
• Belasan Pejabat Pemkab dan DPRD Sidoarjo Terpapar Covid-19, Diisolasi Mandiri, Kantor Dinas Lockdown
Wanita Uighur ini dibebaskan dan dikunci di dalam rumahnya setelah sebulan ditahan, meskipun tes rutin menunjukkan dia bebas dari Covid-19.
Dia mengklaim bahwa para penjaga memaksanya untuk minum obat tradisional dalam botol putih tanpa tanda sekali sehari.
Mereka mengancam akan menahannya bila tidak patuh.
• Terungkap 30 Kota di Indonesia Tak Terdampak Covid-19, 6 Bulan Berlalu Masih 0 Kasus? Aceh-Maluku
Otoritas lokal mengatakan langkah-langkah tersebut dilakukan demi kesejahteraan penduduk.
Lockdown di Xinjiang diperbaharui setelah total kasus Covid-19 di sana mencapai 826, terhitung sejak Juli.
Meskipun jumlah kasus di Xinjiang menjadi beban kasus terbesar di China, langkah ketat dan keras sudah berlaku sejak nol infeksi di sana.
China tepatnya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei merupakan pusat penyebaran Covid-19 pertama kali.
Akibatnya kota itu dikunci hingga berbulan-bulan lamanya.
• Ketua & Wakil Ketua PN Bangil Terpapar Covid-19, Persidangan Ditunda Sepekan, Lihat Kondisinya Kini
Meskipun Wuhan bergulat dengan lebih dari 50.000 kasus, jauh lebih banyak dari Xinjiang, penduduk tidak dipaksa sebagaimana dilakukan di Xinjiang.
Walaupun lockdown di Wuhan terbilang ketat, tapi warga diizinkan keluar dan tidak dipaksa minum obat tradisional.
Bahkan reaksi pemerintah pada 300 kasus di Beijing pada Juni lalu lebih santai lagi.
Otoritas hanya menutup beberapa lokasi yang dinilai berbahaya dalam beberapa minggu.
• FAKTA Mutasi Strain Covid-19 Ada Sejak April, Lihat Daftar Sebaran Kota, Ahli: 10 Kali Lebih Menular
Sebaliknya, sekitar setengah dari 25 juta warga Xinjiang di pelosok menjalani lockdown padahal lokasinya jauh dari pusat wabah di Ibukota Urumqi, sebagaimana diberitakan media pemerintah.
Lockdown di Xinjiang diawasi aparat yang nampaknya telah mengubah wilayah tersebut menjadi negara polisi.
Selama tiga tahun terakhir, otoritas menyapu satu juta atau lebih orang Uighur, Kazakh, dan etnis minoritas lainnya ke dalam berbagai bentuk penahanan.
Mereka dimasukkan ke dalam kamp dan dilatih dengan kekerasan.
UPDATE Virus Corona Dunia
Penyebaran virus Corona secara global, masih terus bertambah dari hari ke harinya.
Melansir data dari laman Worldometers via Kompas.com, hingga Selasa (1/9/2020) pagi, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 25.618.728 (25,6 juta) kasus.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 17.917.574 (17,9 juta) pasien telah sembuh, dan 854.202orang meninggal dunia.
Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 6.846.952 dengan rincian 6.846.952 pasien dengan kondisi ringan dan 61.178 dalam kondisi serius.
Berikut 10 negara dengan jumlah kasus virus Corona terbanyak:
• Sensus Penduduk Mulai Dilakukan, Kepala BPS Pamekasan Pastikan Semua Petugas Non Reaktif Covid-19
1. Amerika Serikat, 6.209.947 kasus, 187.707 orang meninggal, total sembuh 3.451.996.
2. Brasil, 3.910.901 kasus, 121.515 orang meninggal, total sembuh 3.097.734.
3. India, 3.687.939 kasus, 65.435 orang meninggal, total sembuh 2.837.377.
4. Rusia, 995.319 kasus, 17.176 orang meninggal, total sembuh 809.387.
5.Peru, 647.166 kasus, 28,788 orang meninggal, total sembuh 455.457.
• Pemkab Nganjuk Beri Fasilitas Gratis Rapid Tes 876 Petugas Sensus, Jaminan Keamanan dari Covid-19
6. Afrika Selatan, 627.041 kasus, 14.149 orang meninggal, total sembuh 540.923.
7. Kolombia, 615.168 kasus, 19.663 orang meninggal, total sembuh 459.475.
8. Meksiko, 595.841 kasus, 64.158 orang meninggal, total sembuh 412.580.
9. Spanyol, 462.858 kasus, 29.094 orang meninggal.
10. Argentina, 417.735 kasus, 8.660 orang meninggal, total sembuh 301.195.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Lockdown di Xinjiang: Warga Dikurung, Dipaksa Minum Obat Tradisional China, dan Didesinfeksi dan Kompas.com dengan judul Update Virus Corona di Dunia 1 September: 25,6 Juta Orang Terinfeksi | Warning WHO soal Pembukaan Ekonomi.