Tragedi Arema vs Persebaya

Pekan Depan Polri Bakal Otopsi 2 Jasad Korban Tragedi Kanjuruhan, Polisi Ungkap Metodenya

Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim

"Apabila membutuhkan layanan kesehatan bisa mendatangi RS kami, seandainya mereka membutuhkan pembiayaan BPJS, kami akan menyelesaikan pembiayaan BPJS," pungkasnya.

Baca juga: Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan, KontraS Desak Autopsi: Polisi Tak Perlu Bangun Opini

Penyebab Korban Tragedi Kanjurugan Meninggal

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jawa Timur, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim menyatakan, penyebab 132 orang tewas dalam tragedi Kanjuruhan Malang akibat gejala asfiksia.

"Terkait hal tersebut, kami hanya bisa menjelaskan dari korban yang ditangani fasilitas pemerintah, yang dilaksanakan pemeriksaan luar oleh dokter forensik gabungan. Kebanyakan (korban) muncul gejala-gejala asfiksia. Terus sebagian besar tidak ada trauma," beber Erwin Zainul Hakim ketika ditemui di Dinkes Kabupaten Malang, Kamis (13/10/2022).

Dilansir dari Alodokter, Asfiksia adalah suatu kondisi ketika kadar oksigen dalam tubuh berkurang.

Penyebab asfiksia bermacam-macam, mulai dari tersedak, paparan bahan kimia atau asap, hingga memiliki penyakit tertentu. Kondisi ini dapat menyebabkan hilangnya kesadaran, cedera otak, bahkan kematian.

"Detailnya bisa ditanyakan rumah sakit masing-masing. Namun yang (meninggal dunia) di nonfaskes kami tidak ada data informasinya," imbuh Erwin.

Sementara itu, tim Dokkes Polda Jawa Timur akan melakukan autopsi kepada 2 jasad korban tragedi Kanjuruhan. Autopsi rencananya akan digelar pada pekan depan.

"Kami mendapat informasi ada 2 keluarga yang bersedia dilakukan autopsi. Pelaksanaannya dilakukan oleh dokter yang ditunjuk oleh persatuan dokter forensik. Autopsinya kita sebut eksomasi. Kami masih kroscek dulu dengan keluarga apakah berkenan dilakukan autopsi," ungkap Erwin.

Menurut Erwin, penggalian fakta empiris mengenai penyebab kematian seseorang tidak hanya dilakukan dengan autopsi. Namun bisa dengan cara lain.

"Kalau pendapat kami yang kemarin terakhir meninggal atas nama Helen, penyebab kematiannya bisa dilihat dari rekam medis dan MRI, CT Scan itu bisa dilihat sebagai penyebab kematian," tutur Erwin.

Erwin menyatakan, keperluan autopsi bagi korban lain akan disesuaikan dengan permintaan pemimpin.

"Tentunya kami hanya menerima dari perintah pimpinan," tuturnya.

Erwin menegaskan, kepolisian telah memberikan bantuan penaganan medis kepada para korban.

"Kami selain kaitannya dengan penyelidikan, juga telah melakukan trauma healing dan pengobatan. Dan kami berikan Kartu Bhayangkara Prioritas, sehingga bisa berobat di Rumah Sakit Bhayangkara," paparnya.

Sebelumnya, terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam.

Akibat kerusuhan itu, hingga Selasa (11/10/2022), 132 orang meninggal dunia. Korban berasal dari suporter Aremania dan anggota kepolisian.

Sementara ratusan orang lainnya mengalami luka-luka.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini