"Saat diturunkan informasinya masih ada denyut nadinya," tambah Basori.
Setelah melepaskan jeratan tali di leher MR, kakak dan tiga temannya lekas membawanya ke klinik di daerah Pancer. Sayangnya, nyawa MR tak tertolong ketika sampai di fasilitas kesehatan itu.
"Dugaannya meninggal dalam perjalanan," sambungnya.
MR akhirnya dibawa pulang dan dimakamkan karena keluarga tak menghendaki adanya otopsi.
Berdasarkan keterangan keluarga, polisi menduga MR nekat mengakhiri hidup karena sering dirundung oleh teman-temannya. Ia, kata Basori, sering diolok karena yatim.
"Bapaknya meninggal. Dia tinggal bersama ibu dan bapaknya," lanjut Basori.
Menurut keterangan sang ibu kepada polisi, MR beberapa kali pulang sekolah dengan keadaan murung.
"Kata ibunya, kalau dia pulang, ngambek tidak menyapa, berarti sedang dongkol. Pernah ditanya sama ibunya, katanya begitu karena di-bully teman-temannya karena dia anak yatim," tambah Basori.
Baca juga: Artis Cantik Umur 20 Akhiri Hidup di Kamar Mandi, 5 Jam Sebelum Meninggal Tulis: Tidak akan Berhenti
DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Bunuh diri dilarang keras oleh ajaran semua agama dan dibenci Tuhan.
Semua manusia hidup tidak lepas dari masalah dan Tuhan menganugerahkan akal pikiran kepada manusia sebagai anugerah dan cara menyelesaikan masalah.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri, satu di antaranya adalah menghubungi kesehatan jiwa di rumah sakit terdekat.
Informasi lengkap dan menarik lainnya diĀ Googlenews TribunJatim.com