Dia memasukkan nama, alamat di Kota Tennessee, nomor telepon, tanggal lahir dan foto SIM-nya.
Dalam salah satu surat itu, dia menambahkan alasannya melamar pekerjaan ini.
"Saya sedang mencari pekerjaan, dengan gaji yang baik, yang terkait dengan pengalaman militer saya (menembak dan membunuh target) supaya saya dapat membiayai anak saya,"
"Saya bisa katakan, saya senang melakukannya, jadi jika saya bisa mendapatkan pekerjaan seperti ini, tempatkan saya sebagai pelatih!" tulisnya.
Ternyata, semua yang ada di situs tersebut merupakan 'jebakan batman' belaka.
Baca juga: Kesal Marak Pencurian, Sejumlah Warga di Jember Sengaja Tak Salat Tarawih, 3 Orang Masuk Jebakan
Pada awal April, seorang agen FBI yang menyamar mengaku sebagai "koordinator lapangan" untuk perusahaan tersebut menghubungi Josiah.
Mereka bertemu dan membahas soal pekerjaan ini, termasuk bayaran untuk Josiah dan apakah dia bersedia menyiksa dengan memotong jari atau telinga orang yang ditargetkan.
Josiah menanggapi positif dan menyatakan siap untuk memulai pekerjaan ini.
Saat agen FBI itu menanyakan mengapa dia ingin melakukan pekerjaan ini, Josiah mengaku sedang menjajaki lowongan kerja sebagai penegak hukum tapi "ingin melakukan sesuatu yang lebih menarik".
Josiah dan agen FBI itu bertemu kembali di sebuah taman untuk memberikan data target yang berisi foto, nama, alamat, dan informasi lain tentang orang palsu yang seharusnya dia bunuh.
Josiah menerima bayaran uang muka sebasar 2.500 dollar AS (Rp 37 juta), dan tak lama kemudian tim aparat langsung menangkapnya.
Saat ditangkap, Josiah sempat mengaku bahwa dirinya tidak bermaksud melakukan pekerjaan ini.
Bahkan, katanya, dia baru saja diterima bekerja di salah satu pusat medis di Nashville.
Baca juga: SOSOK Pemilik Drone yang Alatnya Ditembak Polisi Saat Grebeg Syawal, Menyalahi Aturan Ritual: Ganggu
FBI juga pernah ada cerita menangkap WNI yang tergabung dalam kejahatan yang membuat pemerintah Amerika Serikat rugi uang.
Pelaku adalah dua orang yang melakukan kejahatan lintas negara.