Pertama Perbup Sampah akan direvisi terkait penetapan tarif yang dinilai memberatkan, dan yang kedua disepakati bahwa para pengelola TPST harus berkomitmen mengelola sampah di TPST sehingga sampah yang dikirim ke TPA Jabon berkurang.
“Tidak ada menang-menangan, semua duduk bersama mencari solusi terbaik mengatasi masalah sampah Sidoarjo. Saya minta pengelola sampah yang tergabung dalam paguyuban TPST berkomitmen untuk mengelola sampah di TPSP masing-masing, paling tidak yang dikelola capai 60 persen dan sisanya yang sudah tidak bisa dikelola dikirim ke TPA Jabon,” urai Ahmad Muhdlor.
Jumlah TPST dalam dua tahun terakhir terus bertambah.
Dari jumlah 80 TPST di akhir tahun 2020 sekarang sudah mencapai 170 TPST.
Pembangunan TPST tersebut diharapkan agar pengelolaan sampah bisa lebih optimal dilakukan di hulu, sehingga di hilirnya sampah yang dikirim ke TPA Jabon, yaitu jenis sampah yang sudah tidak bisa dikelola lagi.
Baca juga: Curhat Warga Jengkel Sampah Menggunung Lagi: Keganggu, Padahal saat Jokowi Datang Seketika Lenyap
Kepala DLHK Sidoarjo, M Bahrul Amiq mengaku akan segera menggelar pertemuan dengan para pihak tersebut.
Amig berharap, dalam pertemuan tersebut mencapai kesepakatan yang bisa menjadi jalan keluar dalam mengatasi persoalah sampah di Sidoarjo.
“Yang kita pikirkan sekarang ini bagaimana mencari formula agar sampah yang dikirim ke TPA Jabon bisa berkurang. Dari yang 600 ton per hari berkurang jadi 400 ton. Jadi per harinya paling tidak berkurang 200 ton. Dan untuk bisa ke sana harus ada komitmen bersama, kalau pemkab saja tidak mungkin, bila pengelola di TPST tidak ada komitmen,” katanya.