Sementara elektabilitas Ganjar Pranowo di angka 22,8 persen, dengan margin of error survei lebih kurang 2,83 persen.
Hasil ini sekaligus membuat nama Prabowo berada di puncak setelah sempat digeser Ganjar Pranowo.
"Suara untuk Prabowo meningkat signifikan, yaitu 6,4 persen, dari sebelumnya 18,1 persen pada Januari 2023 dan menjadikan elektabilitasnya berada di posisi teratas," tulis Litbang Kompas, dikutip dari Harian Kompas edisi Rabu (24/5/2023).
Ini merupakan kali pertama Prabowo berada di posisi puncak elektabilitas capres versi Litbang Kompas sejak Oktober 2022.
Pada survei bulan Oktober 2022 dan Januari 2023, elektabilitas Prabowo berada di bawah Ganjar.
Padahal, sejak Oktober 2019 hingga Juni 2022, elektabilitas Prabowo hampir selalu di atas Ganjar. Hanya pada Oktober 2021 elektabilitas keduanya seimbang.
Keberhasilan Prabowo kembali ke posisi puncak tak lepas dari turunnya elektabilitas Ganjar sebesar 2,5 persen dari 25,3 persen pada Januari 2023.
Hal itu dampak dari pernyataan Ganjar yang menolak tim sepak bola Israel main di Piala Dunia U-20, yang kemudian dikaitkan dengan kegagalan Indonesia jadi tuan rumah.
"Pergelaran internasional tersebut, berpengaruh pada laju elektabilitasnya," tulis Litbang Kompas dikutip Tribun Jatim.
Berdasarkan survei, pemilih yang mengaku memilih Ganjar sebelum kasus tersebut mencuat, kini hanya 63 persen yang tetap mendukung Gubernur Jawa Tengah itu.
Sebanyak 12,5 persen suara disebut lari ke Prabowo. Sedangkan sisanya lari ke calon lain atau abstain.
Sementara, perolehan suara Anies nyaris tak berubah dari hasil survei sebelumnya sebesar 13,1 persen.
Artinya hanya naik 0,5 persen. Meski demikian, selisih elektabilitas Prabowo dan Ganjar masih dalam rentang margin of error survei, yakni lebih kurang 2,83 persen.
Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen, dengan margin of error lebih kurang 2,83 persen.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com