Makan apa saja yang ada di kulkas. Begitu makanan di kulkas habis ya sudah," kata dia.
Menurut Gunadi, orang yang kali pertama mengetahui bahwa Budiati telah meninggal bukanlah Mashuri, melainkan Ketua RT setempat.
"Ketahuannya itu karena anak yang bayi nangis lama tidak diberi susu. Akhirnya Pak RT mendobrak pintu dan melihat anak saya sudah meninggal," katanya.
Baca juga: Akhir Tragis Istri Tolak Rujuk karena Suami Miskin, Jasad Dimasukkan Karung, Tetangga Dengar Takbir
"Setelah Pak RT datang, baru suami anak saya pura-pura datang dan bertanya-tanya apa yang terjadi dan teriak minta tolong. Dia juga takut waktu ada yang lapor polisi. Berarti kan dia punya kesalahan," jelas Gunadi.
Saat itu, menurut Gunadi, Mashuri tampak gelisah.
Dia merokok satu-dua hisapan lalu rokoknya dibuang sebelum habis.
Seperti itu berulang kali. Mashuri juga terus memegangi kepalanya.
Dari situlah Gunadi menaruh curiga.
Selama ini Gunadi tidak pernah mengikhlaskan anaknya dinikahi oleh Mashuri.
Menurut Gunadi, Mashuri adalah menantu tidak sah sebab, putrinya hanya dinikahi secara sirri.
"Anak saya itu sebelumnya punya suami sah waktu masih kerja di Jakarta. Belum pernah cerai tapi saat pulang ke Pati, kenal Mashuri, dia selalu didesak untuk menceraikan suaminya," ucap dia.
Gunadi menyebut, tanpa seizin dirinya, Mashuri membawa kabur Budiati.
"Begitu dapat surat merah (akta cerai) langsung dinikahi secara tidak resmi. Nikah srri. Saya dibohongi katanya harus setuju karena anak saya sudah mengandung anak dari Mashuri," ungkap dia.
Menurut Gunadi, dia tidak merestui hubungan anaknya dengan Mashuri karena selama ini ia melihat Mashuri berwatak keras dan mudah marah.
Baca juga: Istri Dibunuh, Suami di Surabaya Curiga Cara Pelaku Samarkan Jejak, Korban Dibuat Setengah Telanjang
Dia juga punya kebiasaan buruk mabuk-mabukan dan berjudi.