Diceritakan Salsabila, ada 10-20 bungkus aneka ragam jajanan yang dititipkannya ke warung-warung.
"Ada keripik pare, sosis , kripik pisang , dan rengginang. Biasanya saya titipkan ke Yayasan juga," kata Salsa saat ditemui di sekolahnya pada Kamis (23/11/2023), dikutip dari Kompas.com.
Salsabila mengaku sudah membawa dagangan ke sekolah sejak masih SMP.
Saat itu gadis murah senyum ini sempat berjualan nasi bungkus yang dijual Rp3.000.
"Saya belum pernah bertemu dengan ayah," ucap dia.
Dulu, saat neneknya masih sehat dan kuat, nenek Salsabila juga berjualan keliling.
Bahkan sang nenek juga berjualan keliling sawah.
Sang nenek berjualan jajanan untuk para petani di sawah dan dibayar dengan padi.
Situasi semakin rumit ketika neneknya yang sudah renta menderita penyakit jantung dan gangguan saraf.
Kini hanya Salsabila yang jadi tulang punggung untuk menghidupi empat orang, termasuk dirinya.
"Sekarang nenek sudah tidak bisa jualan lagi, sudah tua. Saya belajar banyak dari nenek," kata Salsabila.
Karena kesulitan ekonomi, Salsabila kerap puasa bahkan pingsan di sekolah karena lapar belum makan sama sekali.
"Kadang ya utang di tukang sayur, kadang jual mangga."
"Kebetulan mangga di rumah baru saja berbuah," kata Salsabila.
Kendati begitui, siswi kelas XII ini ingin segera bekerja setelah lulus dari bangku SMK.
"Tapi masih bingung, kalau nanti kerjanya jauh, siapa yang mengurus keluarga saya?" kata Salsabila.
Setelah viral-nya kisah ini, Salsabila akhirnya kini telah didaftarkan oleh Yayasan Embun Surga Purworejo dalam platform Kitabisa.com.